Kebut Vaksin Covid-19, Obat Manjur Keluar dari Tekanan Pandemi?

Reporter

Caesar Akbar

Editor

Rahma Tri

Kamis, 15 Oktober 2020 18:31 WIB

Logo Te.co Blank

Adapun vaksin yang sudah datang pada November atau Desember 2020 adalah vaksin jadi, sehingga bisa segera digunakan setelah mendapat izin BPOM. Adapun teknis persiapan hilir vaksinasi menjadi ranah Kementerian Kesehatan. "Saya kira Kemenkes sudah mengusahakan dan mengupayakan agar jarum suntik tersedia untuk vaksinasi,” tutur Neny.

Petugas kesehatan menyuntikan vaksin kepada relawan saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis 6 Agsutus 2020. Simulasi tersebut dilakukan untuk melihat kesiapan tenaga medis dalam penanganan dan pengujian klinis tahap III vaksin COVID-19 produksi Sinovac kepada 1.620 relawan. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Ketua Umum PB IDI Daeng Mohammad Fakih memahami langkah pemerintah yang menggeber pengadaan vaksin di Tanah Air. Pasalnya, kata dia, dampak ekonomi tidak akan bisa diselesaikan selama tingkat penularan Covid-19 belum ditekan. Sementara, vaksin adalah salah satu kunci untuk menekan angka penularan.

"Kalau ini bisa diperbaiki dengan adanya vaksin, maka akan enak sekali untuk merencanakan apa pun. Namun, kalau daya tular tidak ditekan itu akan repot," ujar Daeng. Selain vaksin, ia mengatakan kunci penanganan Covid-19 lainnya adalah obat Covid-19.

Euforia vaksinasi Covid-19 membuat mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengingatkan bahwa vaksin tidak serta-merta memulihkan perekonomian Indonesia secara instan. Musababnya, distribusi vaksin membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk menjangkau seluruh masyarakat. "Distribusi vaksin butuh resources (sumber daya). Kalau toh kita mampu, masih dibutuhkan waktu setahun penuh untuk bisa vaksinnya dibagikan," ujarnya dalam Bincang APBN 2021, Selasa, 13 Oktober 2020.

Chatib menghitung, apabila vaksin yang didatangkan sebanyak 25 juta dosis, maka dalam satu tahun perlu dilakukan 68 ribu vaksinasi per hari. “Ini dengan asumsi tidak ada Lebaran, tidak ada Natal, sepanjang 1 tahun," katanya.

Senada, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira mengingatkan pemerintah agar tak hanya bertumpu kepada vaksin dalam memulihkan ekonomi. Bhima merujuk ke Vietnam dan Cina yang bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi bahkan sebelum ada vaksin. Kuncinya, kata dia, adalah melakukan deteksi, penelusuran, dan penanganan Covid-19 secara baik, serta menyalurkan bantuan sosial yang memadai. "Di Vietnam misalnya ada ATM beras, di mana masyarakat miskin di daerah karantina bisa mengambil kebutuhan pokok sehingga kepatuhan pada kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19 berjalan lancar," ujar Bhima.

Baca juga: Ada 6 Kandidat Vaksin Merah Putih, Pemerintah Targetkan Produksi Massal 2021

CAESAR AKBAR | BISNIS | ANTARA


*Artikel ini merupakan kerja sama Tempo.co dengan #SatgasCovid-19 demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tegakkan protokol kesehatan dengan #pakaimasker, #jagajarakhindarikerumunan, dan #cucitanganpakaisabun .

Berita terkait

Setelah Sebut Orang Toxic, Luhut Kini Sarankan Prabowo Pilih Menteri dengan Rekam Jejak Bagus

10 menit lalu

Setelah Sebut Orang Toxic, Luhut Kini Sarankan Prabowo Pilih Menteri dengan Rekam Jejak Bagus

Setelah minta Prabowo tidak membawa orang 'toxic' atau bermasalah ke dalam kabinetnya, Luhut menyinggung soal track record calon anggota kabinet.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kumpulkan Menteri Membahas Keanggotaan Indonesia di OECD

22 menit lalu

Jokowi Kumpulkan Menteri Membahas Keanggotaan Indonesia di OECD

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumpulkan sejumlah menteri untuk membahas proses keanggotaan Indonesia di OECD.

Baca Selengkapnya

Luhut Takjub Melihat Kapal OceanX: Berharap Indonesia juga Punya

1 jam lalu

Luhut Takjub Melihat Kapal OceanX: Berharap Indonesia juga Punya

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan takjub melihat kapal OceanX.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Besaran Iuran BPJS Kesehatan setelah Diganti KRIS, Profil Grace Natalie hingga Lowongan Kerja di Kominfo

4 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Besaran Iuran BPJS Kesehatan setelah Diganti KRIS, Profil Grace Natalie hingga Lowongan Kerja di Kominfo

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Rabu, 15 Mei 2024 antara lain tentang besaran iuran BPJS Kesehatan setelah diganti sistem KRIS.

Baca Selengkapnya

Shin Tae-yong, Bicara Soal Target hingga Niat Belajar Bahasa Indonesia

10 jam lalu

Shin Tae-yong, Bicara Soal Target hingga Niat Belajar Bahasa Indonesia

Shin Tae-yong atau STY akan bertemu Erick Thohir guna membahas kontrak dalam waktu dekat

Baca Selengkapnya

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

11 jam lalu

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

Yustinus Prastowo mengatakan Kementerian sudah menyiapkan beberapa rencana untuk menangani masalah di Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Pastikan Indonesia akan Selalu Berpihak pada Palestina

14 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Pastikan Indonesia akan Selalu Berpihak pada Palestina

Kementerian Luar Negeri kembali menegaskan dukungan pemerintah dan rakyat Indonesia terhadap Palestina.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

14 jam lalu

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

Sri Mulyani menyampaikan informasi ihwal perkembangan perekonomian global terkini kepada Jokowi di Istana.

Baca Selengkapnya

Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah yang Disorot Masyarakat

16 jam lalu

Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah yang Disorot Masyarakat

Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan kepada Presiden Jokowi terkait sorotan publik terhadap Direktorat Jenderal Bea dan Cukai belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 8 Persen

17 jam lalu

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 8 Persen

Prabowo mengatakan Indonesia bisa dengan mudah mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam 2-3 tahun mendatang.

Baca Selengkapnya