TEMPO.CO, Jakarta - Foto AI pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka kini tak hanya terpasang di baliho pinggir jalan. Foto juga itu menjadi perbincangan hangat lantaran ditempel di beras bansos yang dibagikan Bulog itu berasal dari cadangan beras pemerintah atau CBP.
Foto beras Bulog berstiker Prabowo-Gibran itu tersebut di media sosial X. Kejadian ini dinilai menguatkan dugaan politisasi instrumen negara. Hal tersebut mengingat CBP dibuat untuk meredam kenaikan harga beras lewat program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan bantuan pangan atau bansos.
"Melanggar konstitusi sudah. Melanggar aturan debat sudah. Melanggar netralitas aparat sudah. Melanggar integritas pejabat sudah. Sekarang pakai beras Bulog untuk kampanye juga. Ya, kabinet Jokowi sedang mengabdi untuk Prabowo-Gibran," ujar Jhon Sitorus lewat akun X pribadinya, dikutip pada Senin, 29 Januari 2024.
Gibran maupun Prabowo tak merespons lebih lanjut soal beras Bulog berstiker kampanye itu. “Di mana itu? Tempatnya di mana, entar saya urus,” ujar Gibran kepada saat ditemui di De Tjolomadoe, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis malam, 25 Januari 2024.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional atau Bapanas Arief Prasetyo Adi mengklaim pasokan CBP tak mungkin dipolitisasi. Arief berdalih beras Bulog untuk program SPHP maupun bansos sudah diberi label Bapanas dan Bulog sehingga tak mungkin disalahgunakan.
Senada, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan beras SPHP memang mudah didapatkan karena Bulog bekerja sama dengan berbagai jaringan distributor. Bulog juga bekerja sama dengan retail modern agar masyarakat gampang untuk mengakses beras tersebut. Dengan begitu, program stabilisasi harga beras dapat terlaksana secara masif dalam rangka menjaga stabilitas harga beras.
Selanjutnya: Bayu mengatakan beras SPHP mudah didapatkan karena ...