2024, Lima Krisis Kemanusiaan Teratas yang Tak Boleh Diabaikan Dunia

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Selasa, 2 Januari 2024 11:06 WIB

Seorang anak menghadap ke kamp pengungsi dekat perbatasan Chad-Sudan. Sekitar setengah juta orang, sebagian besar suku Masalit, telah meninggalkan Sudan menuju Chad. REUTERS/El Tayeb Siddig

4. Burkina Faso

Sejak 2016, Burkina Faso menghadapi kekerasan yang berkembang pesat dan meluas ketika militer negara ini berjuang untuk membendung kelompok bersenjata. Sekitar setengah wilayah negara tersebut kini berada di luar kendali pemerintah, dengan kelompok-kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Al Qaeda dan ISIS. Menurut Amnesty International, kelompok-kelompok seperti Ansarul Islam dan kelompok bersenjata lainnya melakukan pengepungan brutal di berbagai wilayah di Burkina Faso dan melakukan kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk pembunuhan warga sipil, penculikan perempuan dan anak perempuan, serangan terhadap infrastruktur sipil dan serangan terhadap konvoi pasokan, yang mengakibatkan konsekuensi kemanusiaan yang parah.

“Kelompok bersenjata juga menyerang konvoi pasokan, yang berdampak besar terhadap warga sipil. Satu dari dua belas orang di seluruh negeri terpaksa meninggalkan rumah mereka,” kata Samira Daoud, Direktur Regional untuk Afrika Barat dan Tengah Amnesty International, dalam laporan tahunan lembaga ini.

Tahun 2024 diprediksi pengepungan kota-kota oleh kelompok bersenjata akan meningkatkan kebutuhan bantuan kemanusiaan. Masyarakat akan semakin berisiko di tengah meningkatnya kekerasan antara pemerintah dan kelompok bersenjata.

3. Sudah Selatan

Sudan Selatan merdeka dari Khartoum pada tahun 2011. Sayangnya, kemerdekaan itu bukan jalan untuk menuju kemakmuran. Hanya dua tahun berselang, konflik pecah di negara baru tersebut, yang mengakibatkan situasi konflik bersenjata, kemerosotan ekonomi, penyakit dan kelaparan yang kompleks dan berbahaya. Konflik ini telah memaksa jutaan orang mengungsi dan menyebabkan jutaan lainnya mengungsi di dalam negeri.

Situs UNHCR menyebutkan mayoritas (lebih dari 83 persen) pengungsi yang melarikan diri dari Sudan Selatan adalah perempuan dan anak-anak, dan 65 persen dari total populasi pengungsi Sudan Selatan adalah anak-anak. Mereka adalah penyintas serangan kekerasan fisik, kekerasan seksual dan, dalam banyak kasus, anak-anak terpisah dari orang tuanya dan bepergian sendirian.

Memasuki tahun 2024, perang melintasi perbatasan di Sudan makin melemahkan perekonomian Sudan Selatan. Sementara itu, krisis ekonomi dan meningkatnya banjir telah berdampak pada kemampuan keluarga dalam menyediakan makanan. Saat ini, 9 juta orang di Sudan Selatan membutuhkan bantuan kemanusiaan. Jumlah ini mencakup 72% populasi.

Di tahun 2024, Sudan Selatan diperkirakan mengalami ketegangan terkait pemilihan presiden pertama, yang dijadwalkan pada Desember. Bentrokan sengit antarkelompok bersenjata telah meningkat di bagian utara negara itu. Krisis ekonomi yang para, akan memperburuk tingkat kemiskinan ekstrem dan kerawanan pangan di Sudan Selatan.

Berita terkait

Saat Israel Curigai Hamas Eksploitasi Starlink di Gaza

2 jam lalu

Saat Israel Curigai Hamas Eksploitasi Starlink di Gaza

Saat Elon Musk sumbangkan Starlink untuk misi kemanusiaan di Gaza, Menteri Komunikasi Israel, Shlomo Karhi curiga hal itu bakal dieksploitasi Hamas.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi: Resolusi Saja untuk Palestina Tidak Cukup

6 jam lalu

Retno Marsudi: Resolusi Saja untuk Palestina Tidak Cukup

Retno Marsudi mengatakan resolusi Majelis Umum PBB saja tidak cukup, melainkan perlu ada upaya mewujudkan keanggotaan penuh Palestina di PBB.

Baca Selengkapnya

Apa Alasan Negara-negara di Pasifik Menolak Palestina sebagai Anggota Penuh PBB?

7 jam lalu

Apa Alasan Negara-negara di Pasifik Menolak Palestina sebagai Anggota Penuh PBB?

Berikut alasan negara-negara di Pasifik menolak status anggota penuh Palestina di PBB.

Baca Selengkapnya

Aksi Solidaritas Palestina di Semarang Suarakan Boikot Produk Terafiliasi Israel

8 jam lalu

Aksi Solidaritas Palestina di Semarang Suarakan Boikot Produk Terafiliasi Israel

"Memasifkan gerakan boikot dan menarik investasi dalam bentuk apapun terhadap produk yang mendukung dan berafiliasi dengan zionis Israel," ujar perwakilan aksi, Fikri Arif Pradita, diikuti para peserta

Baca Selengkapnya

Pemberontak Myanmar Rebut Wilayah Rakhine yang Dihuni Etnis Rohingya

19 jam lalu

Pemberontak Myanmar Rebut Wilayah Rakhine yang Dihuni Etnis Rohingya

Pemberontak Arakan Army menguasai wilayah Rakhine yang banyak dihuni warga Rohingya di Myanmar. Mereka membantah menargetkan Rohingya.

Baca Selengkapnya

Saat Pengacara Israel Diteriaki Pembohong di Sidang ICJ

1 hari lalu

Saat Pengacara Israel Diteriaki Pembohong di Sidang ICJ

Seorang wanita dikeluarkan dari sidang Mahkamah Internasional atau ICJ saat pejabat Israel menyampaikan pendapatnya.

Baca Selengkapnya

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

1 hari lalu

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

Utusan Joe Biden menemui Pangeran MBS di Arab Saudi untuk membahas sejumlah hal termasuk Palestina.

Baca Selengkapnya

Kabinet Perang Israel Pecah, Netanyahu Tak Bisa Kendalikan Menterinya

1 hari lalu

Kabinet Perang Israel Pecah, Netanyahu Tak Bisa Kendalikan Menterinya

Netanyahu dan sejumlah pejabat Israel berselisih soal pengendalian Gaza setelah perang dengan Hamas selesai.

Baca Selengkapnya

UNRWA: 800.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Sejak Invasi Israel

1 hari lalu

UNRWA: 800.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Sejak Invasi Israel

Hampir separuh dari penduduk Rafah sudah meninggalkan wilayah itu sejak Israel melakukan serangan besar-besaran.

Baca Selengkapnya

Tentara Israel Membunuh Anggota Jihad Islam Palestina dalam Serangan Udara di Jenin

1 hari lalu

Tentara Israel Membunuh Anggota Jihad Islam Palestina dalam Serangan Udara di Jenin

IDF mengkonfirmasi tentara Israel membunuh seorang anggota senior Jihad Islam Palestina (PIJ) di Jenin, Tepi Barat.

Baca Selengkapnya