Setahun Perang Ukraina, Pengucilan dan Sanksi-sanksi Belum Goyahkan Rusia

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Selasa, 28 Februari 2023 10:12 WIB

Orang-orang berjalan melintasi Lapangan Merah dekat Katedral St. Basil dan Menara Spasskaya Kremlin di Moskow tengah, Rusia. REUTERS/Evgenia Novozhenina

Pengucilan

Di samping tekanan dari sisi ekonomi, Dunia juga memberi tekanan politik terhadap Rusia. Pekan lalu, pada 23 Februari 2023, Majelis Umum PBB mengeluarkan sebuah resolusi yang mengucilkan Rusia. Resolusi itu diadopsi dengan dukungan 141 suara, 32 abstain dan enam tidak mendukung.

Indonesia termasuk negara yang mendukung. Dari pernyataan pers yang diterima Tempo, yang menjadi alasan Indonesia memberikan dukungan adalah karena pokok dan semangat resolusi yang menjunjung tinggi prinsip dalam Piagam PBB dan hukum internasional, termasuk resolusi konflik secara damai, penghormatan terhadap HAM dan penegakan Hukum. “Indonesia mendorong kedua belah pihak untuk ke meja perundingan. Bagi Indonesia pendekatan zero-sum game dalam perang Ukraina tidak akan menyelesaikan masalah,” kata pernyataan tersebut.

Meski terlihat begitu banyak persetujuan untuk resolusi ini, faktanya Rusia masih memiliki dukungan dari beberapa negara. Dan ini jadi menyulitkan. Menurut Andrew Wroble, peneliti Emerging Europe, langka mengucilkan Rusia harus total. “Tidak ada langkah setengah-setengah jika itu menyangkut pengucilan Rusia,” tulisnya dalam situs Emerging Europe.

Rusia, menurutnya, selalu memiliki pengaruh geopolitik dan ekonomi yang besar di kawasan itu, termasuk di Ukraina sendiri. “Dan pengucilan itu harus penuh dan tidak bersyarat,” katanya.

Pengucilan total ini agaknya yang sulit diwujudkan. Rusia kini ditemani China yang meskipun tidak menolak resolusi pengucilan dari PBB tetapi juga tidak menyetujuinya. Selain China, ada India yang juga tidak bersikap bermusuhan dengan Rusia. Belakangan India malah menaikkan ekspor minyaknya dari negara tersebut.

Prospek Perang

Dengan situasi semacam ini, para peneliti CSIS yang berbasis di Washington DC menyimpulkan bahwa sanksi yang dikenakan kepada Rusia oleh komunitas internasional setelah invasi ke Ukraina memang sudah memperlihatkan dampak, tetapi pukulan terkuat belum datang.

Menurut para peneliti ini, Rusia memiliki situasi yang sedikit berbeda dari negara-negara yang juga dikenakan sanksi. Moskow diperkirakan mampu meminimalkan efek sanksi karena memiliki ekonomi yang relatif besar. Ia juga diuntungkan dengan tingginya harga energi, produk ekspor andalan.

Namun, CSIS juga mencatat ada faktor-faktor yang menjadi kelemahan mereka. Tidak seperti Iran, Rusia tidak memiliki cukup legitimasi ideologis rezim. Fakta ini membuat rezim Putin sulit untuk mencari pembenaran biaya ekonomi pada masyarakat. Tentu saja, ongkos perang yang saat ini berlangsung tidak murah, terutama dari segi biaya ekonomi dan manusia.

Kondisi-kondisi ini tentu saja lambat laun akan mempersulit Putin untuk mempertahankan perangnya di Ukraina. Oleh karena itu, masyarakat dunia boleh optimistis perang ini dapat disudahi, cepat atau lambat.

REUTERS | THE WASHINGTON POST | TIME

Pilihan Editor: Parlemen Vietnam Disebut akan Tunjuk Presiden Baru Pekan Ini

Berita terkait

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

10 jam lalu

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

Seorang ajudan dari Pemerintah Rusia mengklaim Vladimir Putin dan Xi Jinping bertemu dalam "suasana hati yang sedang baik" di Beijing.

Baca Selengkapnya

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

1 hari lalu

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

Kim Yo Jong adik Kim Jong Un menyangkal tuduhan Amerika Serikat dan Korea Selatan kalau senjata Korea Utara digunakan dalam perang Ukraina

Baca Selengkapnya

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

2 hari lalu

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

3 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Relawan Solmet Dorong Jokowi Jadi Sekjen PBB, Apa Syarat dan Prosedur Jabat Sekretaris Jenderal PBB?

4 hari lalu

Relawan Solmet Dorong Jokowi Jadi Sekjen PBB, Apa Syarat dan Prosedur Jabat Sekretaris Jenderal PBB?

Relawan Solmet mendorong Jokowi menjadi Sekjen PBB usai masa jabatannya. Bagaimana syarat dan prosedur menjabat Sekretaris Jenderal PBB?

Baca Selengkapnya

Gilad Erdan Dubes Israel Sobek Salinan Piagam PBB Usai Voting Status Palestina, Ini Profilnya

5 hari lalu

Gilad Erdan Dubes Israel Sobek Salinan Piagam PBB Usai Voting Status Palestina, Ini Profilnya

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan merobek salinan Piagam PBB, memprotes pemungutan suara resolusi yang mendukung keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

5 hari lalu

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara lain abstain. Apa alasan mereka menolak?

Baca Selengkapnya

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

5 hari lalu

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

Korea Utara pada Ahad mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan "hak dan keistimewaan" kepada Palestina

Baca Selengkapnya

7 Momen Langka Sidang Majelis Umum PBB Sepanjang Masa: Terbaru Dubes Israel Hancurkan Piagam PBB

6 hari lalu

7 Momen Langka Sidang Majelis Umum PBB Sepanjang Masa: Terbaru Dubes Israel Hancurkan Piagam PBB

Dubes Israel untuk PBB Gilad Erdan mengeluarkan mesin penghancur kertas di podium Sidang Majelis Umum PBB pada Jumat, 10 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Hak Veto, Dimiliki Anggota Tetap DK PBB, Bisa Gagalkan Keanggotaan Negara Palestina dari Majelis Umum PBB

6 hari lalu

Hak Veto, Dimiliki Anggota Tetap DK PBB, Bisa Gagalkan Keanggotaan Negara Palestina dari Majelis Umum PBB

Hak veto diberikan sebagai apresiasi terhadap jasa dari 5 negara dalam memprakarsai berdirinya PBB. Apakah bisa gagalkan resolusi Majelis Umum PBB.

Baca Selengkapnya