Menakar Potensi Badai PHK di Perusahaan E-Commerce Seusai Terjang Shopee
Reporter
Arrijal Rachman
Editor
Martha Warta Silaban
Kamis, 22 September 2022 07:07 WIB
Tak lama setelah pengumuman itu, rekan-rekan yang tak terdampak PHK mendapat email kalau mereka masih bisa bertahan di Shopee. Sedangkan yang terkena PHK baru mendapat email selepas maghrib. Isi emailnya mereka harus ketemu bagian HRD (Human Resource Development) untuk mengembalikan aset-aset perusahaan di kantor PT Shopee Indonesia di Gedung Pakuwon Tower, Jakarta serta mengurus surat-surat keluar.
"Itu surat PHK, paklaring, dan lain-lainnya sudah di depan mata, jadinya ya jelaslah udahan," ujar dia.
Tiara mengaku sudah mencoba bersama teman-temannya yang terkena PHK menanyakan alasan manajemen mereka menjadi orang yang terdampak efisiensi. Namun, pihak HRD, kata dia, tidak memberikan alasan yang jelas, serta tidak ditunjukkan data-data yang membuktikan bahwa performa mereka di perusahaan selama ini jelek.
"Performance saya dan teman-teman bagus aja, enggak pernah coaching. Saya enggak pernah record telat, bahkan SP (surat peringatan) enggak pernah," kata Tiara.
Manajemen Shopee resmi mengumumkan PHK ini ke publik pada 19 September 2022 melalui siaran pers. Pelepasan sejumlah karyawan ini kata manajemen sebagai bagian dari langkah efisiensi yang dilakukan perusahaan dan merupakan langkah terakhir yang harus ditempuh setelah melakukan penyesuaian melalui beberapa perubahan kebijakan bisnis.
Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira menjelaskan, langkah efisiensi sejalan dengan fokus perusahaan secara global untuk mencapai kemandirian dan keberlanjutan, yang merupakan dua komponen penting dalam menjalankan bisnis di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini.
“Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan sebuah keputusan yang sangat sulit,” katanya.
Perusahaan kata Radynal akan berfokus ke pertumbuhan bisnis yang mandiri serta berkelanjutan, dan pihak manajemen ingin memperkuat dan memastikan operasional perusahaan stabil di saat situasi ekonomi saat ini dengan menjaga operasi bisnis dan layanan kepada seluruh penjual, pembeli, dan mitra di Indonesia.
“Kami akan terus melanjutkan misi kami untuk melayani jutaan penjual, pembeli dan UMKM untuk menikmati manfaat dari ekonomi digital melalui platform kami," ujar Radynal.
Dari sisi keuangan, sebetulnya Shopee mencatatkan pertumbuhan pendapatan hingga kuartal II - 2022 dan menjadi penopang utama pendapatan perusahaan induknya, yaitu Sea Grup. Berdasarkan laporan keuangan milik Sea Group di laman resminya, pendapatan Sea Group pada periode itu mencapai US$ 2,94 miliar atau naik 29 persen dibanding kuartal II 2021. Sedangkan Shopee naik 51 persen dari US$ 1,16 miliar menjadi US$ 1,75 miliar.
Tapi, dengan pertumbuhan pendapatan hingga kuartal II - 2022 itu, Sea Grup masih membukukan rugi sebesar US$ 931,2 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 433,7 miliar. Oleh sebab itu, jajaran direksi Sea telah mengumumkan tak akan mengambil gaji untuk melindungi keuangan perusahaan dari dampak perlambatan ekonomi global yang mengancam perusahaan teknologi.
“Tim kepemimpinan telah memutuskan bahwa kami tidak akan mengambil kompensasi tunai sampai perusahaan mencapai self-sufficiency,” kata Chief Executive Officer Sea Ltd Forrest Li dalam internal memo perusahaan kepada perusahaan, seperti dikutip Bloomberg, Jumat, 16 September 2022.