Presiden AS Joe Biden menyampaikan sambutan kepada personel Angkatan Udara AS dan keluarga mereka yang ditempatkan di RAF Mildenhall, menjelang KTT G7, dekat Mildenhall, Inggris, 9 Juni 2021. [REUTERS/Kevin Lamarque]
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah dua dekade, akhirnya Amerika resmi meninggalkan Afghanistan pada Senin kemarin, 30 September 2021. Hal itu ditandai dengan lepas landasnya pesawat militer Amerika yang selama ini digunakan untuk menyelamatkan warga lokal maupun internasional di Bandara Hamid Karzai, Kabul.
Kepergian Amerika langsung disambut dengan gegap gempita oleh Taliban selaku penguasa baru Afghanistan. Mereka langsung mengucapkan takbir serta menembakkan senapan-senapa mereka ke udara. Bagi mereka, perginya Amerika sudah seperti hari kemerdekaan karena Afghanistan akhirnya dipimpin oleh pemerintahan tanpa kebaradaan asing di belakangnya.
"Tentara Amerika akhirnya meninggalkan bandara Kabul dan negara ini mendapatkan kemerdekaan penuh," ujar juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Selasa, 31 Agustus 2021.
Apa yang dirasakan Taliban tidak dirasakan oleh Presiden Amerika Joe Biden. Di saat Taliban merasa merdeka, Joe Biden justru dalam tekanan. Gara-garanya, proses penarikan pasukan dan proses evakuasi di Afghanistan jauh dari kata lancar. Salah satu indikatornya kemenangan Taliban di Afghanistan.
Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR
3 hari lalu
Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR
Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.