Gigit Jari Pengusaha Akibat Pilkada Paket Hemat
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 10 Desember 2020 19:54 WIB
Lowongnya papan-papan reklame terjadi sejak Maret 2020 hingga akhir tahun. Nuke mengatakan kondisi tersebut memberikan beban berat bagi pengusaha. “Sangat berat,” ucapnya.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) sekaligus Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Haryadi Sukamdani mengeluhkan hal serupa. Haryadi berpendapat efek Pilkada bagi pertumbuhan ekonomi di daerah kali ini sangat kecil.
Belanja retail paslon tak sebesar periode-periode sebelumnya. Tidak ada lonjakan signifikan untuk pembelian produk-produk retail seperti makanan dan minuman. Di luar bisnis retail, pasar hotel pun lesu.
“Biasanya kalau Pilkada, hotel sedikit banyak ikut terdampak kenaikan okupansi,” ujar Haryadi. Meski pemerintah telah memutuskan Pilkada sebagai libur bersama, masyarakat kadung malas bepergian karena dua alasan.
Pertama, keputusan pemerintah terhadap libur nasional mendadak atau tak sampai sebulan sebelum pilkada digelar. Kedua, masyarakat cenderung menyimpan uangnya untuk kebutuhan libur akhir tahun yang tinggal tiga pekan lagi.
Haryadi menyebut, okupansi hotel pada masa libur Pilkada sama dengan hari-hari normal saat pandemi. Tingkat hunian kamar di kota-kota yang menjadi destinasi utama, seperti Jakarta dan Semarang, tak lebih dari 35 persen.
PT Angkasa Pura I (Persero) mencatat, pergerakan masyarakat yang bepergian naik pesawat pada libur Pilkada juga hanya tumbuh tipis. Vice President Corporate Secretary Handy Heryudhitiawan mengatakan, pada 9 Desember 2020, penumpang yang melalui 15 bandara milik perseroan meningkat sebanyak 7.788 menjadi 87.976 orang dibandingkan dengan hari sebelumnya.