Krisis Lebanon, Ledakan di Beirut, dan Jatuhnya Kabinet Hassan Diab

Selasa, 11 Agustus 2020 14:00 WIB

Logo Te.co Blank

Lebanon telah diatur oleh sistem pembagian kekuasaan sektarian sejak kemerdekaan dari Prancis pada tahun 1943. Kepala negara harus seorang Kristen Maronit, perdana menteri seorang Muslim Sunni dan ketua parlemen seorang Muslim Syiah.

Sistem ini, yang berasal dari Pakta Nasional 1943, secara historis menyebabkan pembentukan pemerintahan yang mandek, pemerintahan yang gagal, dan bentrokan berlarut-larut hingga perang saudara, menurut lembaga think thank Atlantic Council.

Sistem itu bertujuan untuk mewakili total 18 komunitas agama, yang terdiri dari empat Muslim, 12 Kristen, sekte Druze dan Yudaisme. Meskipun dirancang untuk memastikan perwakilan semua komunitas agama, sistem tersebut telah membantu menimbulkan krisis demi krisis di Lebanon, memuncak dalam perang saudara dari tahun 1975 hingga 1990.

Para pengkritik mengatakan sistem itu menghalangi pembentukan negara pusat yang efektif karena masing-masing pemimpin sektarian memiliki agenda regional dan kepentingan pribadi.

Saad al-Hariri, Perdana Menteri Lebanon mengundurkan diri setelah gelombang unjuk rasa akibat krisis ekonomi. Sumber: Reuters / Benoit Tessier/RT.com

Partai-partai utama yang mendominasi Lebanon adalah Sunni, Syiah, Druze, dan Kristen, di mana semuanya berupaya berebut pengaruh di negara bagian yang telah mereka eksploitasi untuk tujuan mereka sendiri, sambil saling menyalahkan atas kekacauan tersebut.

Yang paling kuat adalah gerakan Syiah Hizbullah yang didukung Iran dan bersenjata lengkap, yang oleh Amerika Serikat disebut sebagai organisasi teroris dan dianggap sebagai ancaman global. Kelompok ini sekarang terlibat lebih dalam ke urusan kenegaraan daripada sebelumnya.

Lebanon mulai bangkit dari perang saudara pada 1990 atas inisiatif Perdana Menteri Rafik Hariri. Namun, pembangunan kembali kontroversial dan banyak yang menyalahkan krisis saat ini, setidaknya dalam dimensi fiskal, pada cara yang digunakan untuk menghidupkan kembali pusat kota Beirut. Proyek rekonstruksi sebagian besar dilakukan melalui Solidaire yang sahamnya sebagian besar dimiliki oleh keluarga Hariri dan investor kaya dari Teluk, menurut Atlantic Council.

Kontroversi juga memicu persaingan sengit oleh berbagai faksi Lebanon untuk mendapatkan kontrak dan jatah investasi di perusahaan asing yang diundang untuk proyek modernisasi lainnya. Solidaire pada dasarnya membuka jalan baru untuk praktik korupsi lebih luas. Transparency International memberi peringkat Lebanon 137 dari 180 negara paling Korup pada 2019.

Sudah menjadi jelas, setidaknya sejak demonstrasi yang dimulai pada Oktober 2019, bahwa apa yang diprotes orang Lebanon bukanlah sekadar kasus kesalahan manajemen keuangan, tetapi sistem cacat yang fundamental yang menempatkan sektarianisme, feodalisme, dan korupsi pada setiap keputusan yang dibuat di setiap tingkat pemerintahan.

Rakyat di ambang batas kesabaran

Berita terkait

Komandan Hizbullah Tewas dalam Serangan Drone Israel di Lebanon

1 hari lalu

Komandan Hizbullah Tewas dalam Serangan Drone Israel di Lebanon

Serangan drone Israel ke Lebanon menewaskan komandan Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Pemimpin Hizbullah Ancam Penduduk Israel Tak Bisa Pulang jika Serangan di Gaza Berlanjut

2 hari lalu

Pemimpin Hizbullah Ancam Penduduk Israel Tak Bisa Pulang jika Serangan di Gaza Berlanjut

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan kelompoknya akan terus memerangi Israel selama serangan di Gaza berlanjut.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

9 hari lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

9 hari lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

19 hari lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

23 hari lalu

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

Konflik antara Israel - Lebanon kian rumit. Selasa pagi, Hizbullah menembakkan 35 roket ke markas militer Israel.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

24 hari lalu

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

25 hari lalu

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

Emmanuel Macron rapat dengan Perdana Menteri Lebanon untuk mendiskusikan kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

28 hari lalu

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

Konsulat Iran di Damaskus diserang Israel. Garda Revolusi Iran beri serangan balasan dengan tembakkan ratusan rudal ke Israel akhir pakan lalu.

Baca Selengkapnya

Iran Lakukan Serangan Balasan ke Israel, Begini Tanggapan Negara-negara di Kawasan Timur Tengah

31 hari lalu

Iran Lakukan Serangan Balasan ke Israel, Begini Tanggapan Negara-negara di Kawasan Timur Tengah

Serangan balasan Iran ke Israel menuai beragam respons dari negara-negara di dunia, terutama yang berada di kawasan Timur Tengah.

Baca Selengkapnya