Geliat Bursa Menyambut New Normal dan Utang Sate Ketua OJK

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Rahma Tri

Kamis, 4 Juni 2020 18:21 WIB

Hoesen mengatakan, penguatan IHSG ini juga terjadi karena sentimen yang cenderung positif dalam beberapa waktu terakhir. Sebab, kata dia, investor masih memiliki pertimbangan atas rumor atau sentimen. "Jadi sentimen ini sangat penting, karena membangun persepsi," kata dia.

Perusahaan sebagus apapun, kata dia, juga akan terganggu jika ada sentimen negatif. Pengalaman ini sudah dipantau oleh JHoesen di pasar saham. Sehingga, Ia berharap sentimen positif ke depan akan terus berlanjut.

Jurnalis melakukan sesi wawancara di dekat refleksi layar pergerakan IHSG, Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 10 Juni 2019. Pasca libur Lebaran, perdagangan IHSG dibuka menguat 90,91 poin atau 1,4 persen ke 6.300,036, sementara pada sore harinya IHSG diutup di level 6.289,61. ANTARA/Sigid Kurniawan

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono Widito Widodo juga mengatakan respons positif di pasar saham ini terjadi karena adanya rencana pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Peralihan dari PSBB ke New Normal pun, kata dia, menjadi salah satu sentimen positif bagi pelaku pasar. "Bisnis bisa mulai lagi secara gradual," kata dia.

Meski demikian, Laksono menyebut kondisi ini harus diimbangi dengan data-data perekonomian. "Untuk menunjukkan bahwa sentimen positifnya bisa berlanjut atau sustainable," kata dia.

Pengamat Keuangan dan Pasar Modal Universitas Indonesia Budi Frensidy menilai akan ada masa koreksi dulu jika IHSG sudah melewati level 5.000. Namun senada dengan Laksono, Budi menyebut sentimen positif juga muncul karena kantor dan pabrik sudah boleh beraktivitas. "Sehingga penawaran tidak hancur alias merosot hingga ke titik rendah," kata dia.

Hanya saja, Budi menilai yang akan menjadi ganjalan adalah korban virus Covid-19 yang positif masih terus bertambah dari hari ke hari. Hingga sore ini, jumlah kasus positif Covid-19 sudah mencapai 28 ribu lebih. "Jika ini sudah melandai apalagi turun signifikan, lalu laporan keuangan Q2 tidak terlalu jelek, IHSG akan aman di atas 5.000," kata dia.

Sementara itu, analis pasar saham yang juga Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai ada lima faktor penguatan IHSG beberapa hari terakhir. Di antaranya antusiasme pembukaan ekonomi dengan skema New Normal, penguatan di seluruh pasar dunia, perbaikan indikator makro ekonomi, dan perkembangan riset dari vaksin Covid-19.

Berita terkait

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

3 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

5 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

5 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

OJK Sebut belum Terima Permohonan Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat

5 jam lalu

OJK Sebut belum Terima Permohonan Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan belum menerima permohonan merger BTN Syariah dan Bank Muamalat.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Alasan Kredit Macet di BPR

6 jam lalu

OJK Ungkap Alasan Kredit Macet di BPR

OJK mengungkap alasan yang menyebabkan angka kredit macet yang tinggi pada Bank Perekonomian Rakyat (BPR).

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Empat Kebijakan Strategis POJK Baru tentang BPR dan BPRS

6 jam lalu

OJK Ungkap Empat Kebijakan Strategis POJK Baru tentang BPR dan BPRS

Otoritas Jasa Keuangan atau OJK ungkap kebijakan strategis POJK baru tentang BPR dan BPRS.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

6 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

7 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

7 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

7 jam lalu

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

Co-Founder Paramadina Public Policy Institute, Wijayanto Samirin, menyebut Anies Baswedan menyetujui ide soal koalisi gagasan.

Baca Selengkapnya