Asa Jokowi Membangun Ibu Kota Baru Rasa Dunia

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Rahma Tri

Kamis, 16 Januari 2020 18:04 WIB

Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor (kanan) saat meninjau lokasi rencana ibu kota baru di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa 17 Desember 2019. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Persoalannya, ketiga tokoh ini memiliki rekam jejak yang banyak disorot. Pada 8 Januari 2020, Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) baru saja merilis sembilan set rekaman berdurasi 45 menit yang diduga sebagai konspirasi kriminal tingkat tinggi.

Dalam rekaman itu, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak diduga meminta bantuan kepada Wakil Perdana Menteri UEA Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan, saudara kandung MBZ, untuk menutupi skandal ratusan juta dolar 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Tak hanya itu, nama MBZ juga disebut dalam rekaman ini.

Sementara, Tony Blair adalah pemimpin yang membawa Inggris untuk terlibat dalam invasi Irak bersama Amerika Serikat, 17 tahun silam. Invasi itu berujung pada Perang Teluk dan lengsernya Presiden Irak saat itu, Saddam Hussein. Keluarga tentara Inggris yang meninggal dunia di Irak, menyerukan agar Blair diadili dengan tuduhan kejahatan perang.

Tony Blair Meminta Maaf atas Invasi Irak

Lalu ada Masayoshi. Akhir November 2019, di saat para pebisnis elit global memboikot forum investasi yang yang diselenggarakan Arab Saudi tahun lalu karena kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi oleh agen-agen Saudi, Masayoshi malah diam-diam bertandang ke Riyadh, Arab Saudi.

Di sana, Masayoshi bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang tak lain adalah sosok kontroversial yang dituding terlibat dalam pembunuhan Jamal. Tapi di Riyadh, Masayoshi menyampaikan bahwa SoftBank tidak akan meninggalkan MBS.

Tapi, rekam jejak pada dewan pengarah ini tampaknya tidak menjadi soal bagi pemerintah Jokowi. Misalnya, saat Tempo menanyakan soal keterlibatan Blair dan invasi Irak 2003, Luhut hanya menjawab santai, “Ya itu bukan urusan kami.”

Menanggapi penunjukan ketiga tokoh asing di dewan pengarah ini, anggota Panitia Khusus Ibu Kota Negara atau Pansus IKN, Mardani Ali Sera meminta pemerintah Jokowi hati-hati. Menurut politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, aspek-aspek strategis dan fundamental dalam pembangunan ibu kota perlu dijaga. “Jika tidak akuntabel, justru dapat membahayakan keberadaan ibu kota,” kata dia.

Mardani memastikan, keberadaan tiga tokoh asing ini akan dibahas dalam Pansus IKN ataupun rapat komisi bersama Bappenas. “Karena semua mesti akuntabel,” ujarnya.

Berita terkait

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

7 jam lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

PDIP Tak Undang Jokowi di Rakernas

8 jam lalu

PDIP Tak Undang Jokowi di Rakernas

PDIP tidak mengundang Presiden Jokowi dalam acara Rakernas IV. Djarot Saiful Hidayat mengungkap alasannya.

Baca Selengkapnya

Kriteria Peserta BPJS Kesehatan yang Tidak Bisa Naik Kelas Rawat Inap

11 jam lalu

Kriteria Peserta BPJS Kesehatan yang Tidak Bisa Naik Kelas Rawat Inap

BPJS Kesehatan diubah menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS). Ini daftar peserta BPJS Kesehatan yang tidak bisa naik kelas rawat inap.

Baca Selengkapnya

Pesan Jokowi saat Terima Pengurus GP Ansor di Istana

11 jam lalu

Pesan Jokowi saat Terima Pengurus GP Ansor di Istana

Sejumlah topik dibahas dalam pertemuan Jokowi dan GP Ansor.

Baca Selengkapnya

Pemerintahan Jokowi Targetkan Indonesia Masuk OECD dalam Tiga Tahun

13 jam lalu

Pemerintahan Jokowi Targetkan Indonesia Masuk OECD dalam Tiga Tahun

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, yang bertugas sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Keanggotaan OECD, tengah merancang memorandum.

Baca Selengkapnya

Jokowi Hapus Pembagian Kelas BPJS Kesehatan, YLKI: Menguntungkan Asuransi Swasta

14 jam lalu

Jokowi Hapus Pembagian Kelas BPJS Kesehatan, YLKI: Menguntungkan Asuransi Swasta

YLKI menilai langkah Presiden Jokowi menghapus pembagian kelas BPJS Kesehatan hanya akan menguntungkan perusahaan asuransi swasta.

Baca Selengkapnya

Indonesia 'Ngotot' Masuk OECD, Apa Untungnya?

15 jam lalu

Indonesia 'Ngotot' Masuk OECD, Apa Untungnya?

Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis untuk membahas roadmap atau peta jalan menjadi anggota OECD.

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Juri Ardiantoro yang Ditunjuk Jokowi Jadi Stafsus Presiden, Selain Grace Natalie

16 jam lalu

Rekam Jejak Juri Ardiantoro yang Ditunjuk Jokowi Jadi Stafsus Presiden, Selain Grace Natalie

Selain Grace Natalie, Jokowi juga menunjuk Juri Ardiantoro sebagai stafsus presiden. Berikut rekam jejak Juri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kumpulkan Menteri Membahas Keanggotaan Indonesia di OECD

16 jam lalu

Jokowi Kumpulkan Menteri Membahas Keanggotaan Indonesia di OECD

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumpulkan sejumlah menteri untuk membahas proses keanggotaan Indonesia di OECD.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Audiensi Pimpinan Pusat GP Ansor di Istana

17 jam lalu

Jokowi Terima Audiensi Pimpinan Pusat GP Ansor di Istana

Presiden Jokowi menerima audiensi pengurus pusat Gerakan Pemuda atau GP Ansor di Istana Negara.

Baca Selengkapnya