Menanti Lobi Jokowi ke Fraksi DPR untuk Perpu KPK

Senin, 30 September 2019 13:04 WIB

Ratusan mahasiswa berunjukrasa di depan gedung DPRD Kota Malang. Mereka menuntut dicabut UU bermasalah. Tempo /Eko Widianto

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah politikus partai koalisi mengisyaratkan Presiden Joko Widodo sebenarnya sudah berkomunikasi mengenai kemungkinan menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi (Perpu KPK). Komunikasi politik ini diperlukan agar Perpu KPK yang rencananya diteken Jokowi tak ditolak mentah-mentah oleh fraksi-fraksi partai di DPR RI.

"Proses komunikasi politik kami, terutama partai pengusung dengan Pak Jokowi berlangsung terus menerus," kata Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Johnny G. Plate kepada Tempo, Senin, 30 September 2019. Menurut dia, polemik Undang Undang KPK turut disinggung dalam pertemuan Jokowi dan pimpinan DPR, fraksi, serta pimpinan Komisi III di Istana Merdeka, pada Senin, 23 September lalu.

Pertemuan tengah hari itu membicarakan rencana pengesahan sejumlah rancangan undang-undang, di antaranya RUU Kitab Undang-undang Hukum Pidana dan RUU Pemasyarakatan. "Tidak secara spesifik (bicara Perpu KPK), tapi perkembangan situasi politik tetap update."

Hal senada disampaikan Ketua DPR Bambang Soesatyo. Politikus Partai Golkar itu memberi isyarat bahwa pemerintah sudah membicarakannya. Namun, dia menyarankan agar persoalan ini ditanyakan kepada para pembantu di kabinet Jokowi.

"Setiap hal yang terjadi pasti para menteri telah membicarakannya dengan pihak terkait mitra-mitranya di parlemen. Nanti cek aja," kata Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 27 September 2019.

Rencana menerbitkan Perpu KPK memang menjadi dilema bagi Jokowi. Presiden terjebak di antara desakan publik yang mendesak UU KPK hasil revisi dibatalkan dan partai-partai politik yang berkukuh mempertahankan.

Advertising
Advertising

Kemungkinan menerbitkan Perpu KPK ini diungkapkan Jokowi Kamis pekan lalu, 26 September seusai bertemu dengan 41 tokoh budayawan, agamawan, hingga pakar hukum di Istana Merdeka. Menurut pakar hukum Bivitri Susanti, yang juga hadir dalam pertemuan itu, Presiden khawatir Perpu KPK akan ditolak oleh DPR. "Saya jelaskan, ya enggak apa-apa kalau ditolak DPR. Sebab, rakyat jadi tahu siapa sebenarnya yang berniat banget membuat KPK mati," kata Bivitri, dikutip dari Koran Tempo edisi Sabtu, 28 September 2019.

Sejumlah politikus partai koalisi langsung merespons pernyataan Jokowi yang mempertimbangkan Perpu KPK. Sekretaris Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DPR Bambang Wuryanto mengatakan Presiden tak menghormati Dewan jika menerbitkan Perpu KPK.

Berita terkait

PDIP Sebut Pertemuan Jokowi dan Puan di World Water Forum Bali Bentuk Keteladanan

26 menit lalu

PDIP Sebut Pertemuan Jokowi dan Puan di World Water Forum Bali Bentuk Keteladanan

PDIP menilai pertemuan Puan Maharani dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam rangkaian World Water Forum merupakan bentuk keteladanan

Baca Selengkapnya

Pilgub Jatim 2024, PDIP Akui Jalin Komunikasi Intens dengan Khofifah

1 jam lalu

Pilgub Jatim 2024, PDIP Akui Jalin Komunikasi Intens dengan Khofifah

Said Abdullah, mengakui, PDIP telah berkomunikasi dengan Khofifah Indar Parawansa untuk maju sebagai calon gubernur di Pilgub Jawa Timur 2024.

Baca Selengkapnya

Ragam Tanggapan terhadap Wacana DPR akan Bahas Lagi Revisi UU TNI

3 jam lalu

Ragam Tanggapan terhadap Wacana DPR akan Bahas Lagi Revisi UU TNI

Rencana revisi UU TNI dinilai mencerminkan keinginan mengembalikan masa kejayaan TNI di era Orde Baru.

Baca Selengkapnya

Daftar ke PDIP, Bupati Sukoharjo Akan Kembali Maju di Pilkada 2024

4 jam lalu

Daftar ke PDIP, Bupati Sukoharjo Akan Kembali Maju di Pilkada 2024

Bupati Sukoharjo, Etik Suryani akan kembali maju dalam kontestasi Pilkada Sukoharjo 2024. Etik resmi mendaftarkan diri ke PDIP.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Sipil Minta DPR Batalkan Pembahasan Revisi UU TNI

4 jam lalu

Koalisi Masyarakat Sipil Minta DPR Batalkan Pembahasan Revisi UU TNI

Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan meminta DPR membatalkan pembahasan revisi UU TNI. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua DPR Bantah Revisi UU MK Dilakukan Diam-diam: Sudah Sejak Januari 2023

5 jam lalu

Wakil Ketua DPR Bantah Revisi UU MK Dilakukan Diam-diam: Sudah Sejak Januari 2023

Sufmi Dasco Ahmad, membantah pembahasan revisi UU MK dilakukan diam-diam di DPR.

Baca Selengkapnya

Menanti Arah Politik PDIP setelah Puan Maharani Bilang Banyak Mengobrol dengan Jokowi dan Prabowo di Bali

6 jam lalu

Menanti Arah Politik PDIP setelah Puan Maharani Bilang Banyak Mengobrol dengan Jokowi dan Prabowo di Bali

Puan Maharani mengungkapkan isi pertemuannya dengan Presiden Jokowi pada Gala Dinner WWF di Bali. Ia mengaku juga berbicara dengan Prabowo.

Baca Selengkapnya

KPK Setor Rp 59,2 Miliar Uang Pengganti dan Rampasan dari Eks Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin

6 jam lalu

KPK Setor Rp 59,2 Miliar Uang Pengganti dan Rampasan dari Eks Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin

KPK memastikan akan pro aktif untuk asset recovery agar pemasukan bagi kas negara. Termasuk kasus korupsi Dodi Reza Alex Noerdin.

Baca Selengkapnya

Beda Sikap Soal Perpanjangan Usia Pensiun Polisi dalam Revisi UU Polri

7 jam lalu

Beda Sikap Soal Perpanjangan Usia Pensiun Polisi dalam Revisi UU Polri

Efektivitas kerja personel di usia lanjut perlu dipertimbangkan jika DPR membahas revisi UU Polri.

Baca Selengkapnya

Reformasi 1998: Amien Rais Terima Telepon dari Mabes TNI Sebelum Batalkan Aksi Mahasiswa di Monas Desak Soeharto Mundur

7 jam lalu

Reformasi 1998: Amien Rais Terima Telepon dari Mabes TNI Sebelum Batalkan Aksi Mahasiswa di Monas Desak Soeharto Mundur

Kisah awal reformasi pada 20 Mei 1998, tiba-tiba Amien Rais membatalkan aksi desak Soeharto mundur di Monas. Apa alasannya membatalkan kegiatan ini?

Baca Selengkapnya