Cina-Jepang Saling Salip di Proyek Kereta Semi Cepat Lintas Jawa
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rahma Tri
Rabu, 25 September 2019 12:49 WIB
Pemerintah dan Jepang juga telah berkomitmen melibatkan konten lokal dalam penggarapan proyek ini. Ditargetkan, tingkat komponen dalam negeri atau TKDN memenuhi 60 persen dari total nilai pembangunan. Keterlibatan lokal dalam proyek kereta semi cepat digadang-gadang mampu menekan nilai investasi dan pembiayaan selama proses konstruksi berlangsung.
Adapun pembebasan lahan untuk kereta esmi cepat ini ditargetkan kelar pada 2022. Pembebasan lahan itu akan dilakukan di sejumlah titik yang ditengarai bakal terdampak pembangunan rel baru.
“Untuk wilayah-wilayah dengan rel yang terlalu menukik, kami akan bangun rel baru karena dengan kecepatan 160 kilometer per jam, kereta cepat tidak bisa melintas di tikungan yang terlalu tajam,” kata Menteri Budi Karya. Karena itu, konstruksi baru bisa dimulai pada 2022.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri mengatakan, tahap konstruksi kereta semi cepat akan terbagi atas dua fase. Fase pertama, pemerintah akan membangun jalur baru antara Jakarta dan Semarang serta meningkatkan jalur eksisting antara Semarang dan Surabaya.
Pada fase pertama ini, pemerintah akan membagi konstruksi dalam dua bagian, yakni Jakarta-Cirebon dan Cirebon-Semarang. Jalur Jakarta-Cirebon direncanakan kelar dan beroperasi pada 2024. Sementara itu, pada fase kedua, pemerintah akan membangun jalur baru Semarang-Surabaya. Budi Karya mengatakan kereta semi cepat ini seluruhnya akan mulai beroperasi pada 2025.
Basuki Hadimuljono mengatakan Kementerian PUPR tak akan tinggal diam dalam proyek pembangunan kereta semi cepat ini. Dalam studi persiapan pembangunan kereta lintas Jawa itu, Kementeriannya telah menghitung ada 500 perlintasan sebidang. “Sebanyak 500 perlintasan sebidang itu nanti akan ditutup, lalu dibangun jalan alternatif,” ujarnya.
Di perlintasan sebidang tersebut, pemerintah berencana membangun terowongan, jembatan penyeberangan orang, dan pembangunan jalan layang atau flyover. Ongkos pengadaan infrastruktur pendukung kereta semi cepat ini akan dihitung dalam investasi keseluruhan proyek pembangunan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | YOHANES PASKALIS PAE DALE