Ibu Kota Pengganti Jakarta, Ada Tiga Kriteria Utama
Reporter
Tempo.co
Editor
Martha Warta Silaban
Rabu, 1 Mei 2019 14:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Joko Widodo atau Jokowi memutuskan dalam rapat terbatas beberapa hari lalu, bahwa Ibu Kota Jakarta akan dipindahkan ke luar Pulau Jawa. Wilayah tersebut harus berada di tengah Indonesia untuk memudahkan akses dari seluruh provinsi, serta harus dapat mendorong pemerataan antara wilayah barat dan timur Indonesia.
BACA: Pemindahan Ibu Kota, PUPR Siapkan Konsep Desain Kota Pancasila
"Kemarin diputuskan di ratas, Pak Presiden memutuskan di luar Jawa. Baru sampai situ," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR, Basuki Hadimuljono di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa, 30 April 2019.
Yang terpenting, kata Basuki, lokasi ibu kota anyar itu harus memenuhi beberapa kriteria, misalnya aman dari cincin api. Selain itu, memiliki sumber daya air, dan punya akses ke pantai. "Karena kita negara maritim. Keputusan baru sampai situ." Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika sempat mengekspos daerah aman bencana di Indonesia, yakni di Kalimantan.
Menurut Basuki rencana pemindahan ibu kota itu telah lama dikaji. Pembagian tugasnya adalah Badan Perencanaan Pembangunan Negara atau Bappenas mengkaji rencana tersebut, sementara Kementerian PUPR membuat desainnya. "Ini sudah diperintahkan setahun yang lalu tapi kami silent saja."
BACA: Wujudkan Pemerataan, Polri Dukung Jokowi soal Pemindahan Ibu Kota
Oleh karenanya, Basuki mengatakan telah menyiapkan konsep desain untuk ibu kota baru Indonesia. "Jadi konsep desainnya adalah Kota Pancasila," ujar Basuki di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa, 30 April 2019.
Adapun pemindahan ibu kota dinilai perlu lantaran enam alasan utama. Pertama, untuk mengurangi beban Jakarta dan kota penyangganya. Kedua, mendorong pemerataan ke wilayah Indonesia bagian Timur. Ketiga, mengubah pola pikir pembangunan dari Jawa sentris menjadi Indonesia sentris.
Alasan keempat adalah untuk memiliki ibu kota negara yang merepresentasikan identitas bangsa, kebinekaan dan penghayatan terhadap Pancasila. Kelima, meningkatkan pengelolaan pemerintahan pusat yang efisien dan efektif. Dan keenam, memiliki Ibu kota yang menerapkan konsep smart, green, and beautiful city untuk meningkatkan kemampuan daya saing secara regional maupun internasional.