Bela Rohingya OKI Gugat Myanmar di Pengadilan Internasional

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 5 Maret 2019 12:00 WIB

Kalim Ullah, bersama istrinya Taiyeba Begum dan anak-anaknya berpose dekat kamap pengungsian di Cox's Bazar, Bangladesh, 14 November 2018. Rencana repatriasi atau pemulangan para pengungsi etnis minoritas Rohingya di Cox Bazar, Bangladesh, pada November ini, ditentang sejumlah pihak. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

TEMPO.CO, Dhaka – Organisasi Kerjasama Islam atau OIC membuat terobosan diplomatik dengan mengadopsi resolusi untuk menggugat pemerintah Myanmar di Pengadilan Internasional atau International Court of Justice mengenai hak hukum warga minoritas Muslim Rohingya.

Baca:

Resolusi untuk menempuh jalur hukum di ICJ itu dicapai dalam sesi final pertemuan ke 46 Dewan Menteri Luar Negeri dari OIC di Abu Dhabi.

“Resolusi ini keluar setelah melewati proses negosiasi yang panjang mengenai pertanggung-jawaban atas kejahatan terhadap kemanusiaan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia besar terhadap warga Rohingya di Myanmar,” begitu pernyataan dari kementerian Luar Negeri Bangladesh seperti dilansir Dhaka Tribune pada Senin, 4 Maret 2019 waktu setempat.

Advertising
Advertising

Pertemuan OIC membahas ini diawali dengan pertemuan komite setingkat menteri yang beranggotakan sepuluh negara dan dipimpin Gambia pada 10 Februari 2019. Perwakilan Gambia merekomendasikan agar OIC menempuh jalur hukum untuk memperjuangkan hak hukum berdasarkan hukum internasional terutama Konvensi Genosida atau Genocide Convention dan hukum internasional lainnya mengenai HAM. Menteri Luar Negeri Bangladesh, AK Abdul Momen, memimpin delegasi ke Dewan di OIC ini.

Baca:

Resolusi yang dicapai dengan aklamasi ini menjadi preseden bagi OIC untuk menempuh jalur hukum untuk meminta keadilan jika ada kasus kejahatan terhadap kemanusiaan misalnya seperti yang dialami warga etnis minoritas Muslim Rohingya. Gugatan itu juga akan memperjuangkan mengenai hak etnis Rohingya untuk tinggal di tanah kelahirannya di negara bagian Rakhine, Myanmar. Pemerintah Myanmar belum menanggapi resolusi dari OIC Ini.

International Court of Justice atau Pengadilan Internasional merupakan lembaga peradilan yang bernaung di bawah PBB dan berlokasi di The Hague, Belanda. Lembaga ini dibentuk lewat Konferensi San Fransisco pada 1945. Semua anggota PBB merupakan pihak yang ikut mendukung statuta pendirian ICJ, yang mulai bersidang pada 1946.

Baca:

Lembaga ini terdiri dari 15 orang hakim yang bertugas selama sembilan tahun dan dipilih lewat voting suara pada Sidang Majelis PBB dan Dewan Keamanan PBB. Majelis hakim memilih Presiden dan wakil Presiden ICJ setiap tiga tahun sekali. Ada tim administrasi yang membantu lembaga ini menjalankan kewenangannya.

Meski berbasis di The Hague, Belanda, seperti dilansir Britannica, lembaga ini bisa bersidang di negara manapun yang dianggap sesuai. Bahasa yang digunakan adalah Inggris dan Prancis.

Tugas utama dari ICJ adalah membuat putusan mengenai sengketa antara negara berdaulat. Ini artinya pihak yang berperkara adalah negara. ICJ bisa membentuk komisi ahli untuk melakukan investigasi terhadap kasus yang sedang ditangani jika diperlukan.

Baca:

Kasus yang ditangani ICJ bisa ditangani dengan tiga cara yaitu diselesaikan oleh negara yang berperkara tanpa menunggu putusan ICJ. Atau, negara berperkara tidak melanjutkan persidangan dan menarik diri dari prosesnya di tengah proses persidangan. Opsi ketiga, Pengadilan Internasional mengeluarkan putusan.

Beberapa kasus yang ditangani ICJ seperti gugatan pemerintah Iran terhadap AS mengenai aset sebesar sekitar US$2 miliar atau sekitar Rp28 triliun yang disita Washington. Aljazeera melansir hakim memutuskan Iran memilik hak atas aset itu pada putusan yang dibuat pada 14 Februari 2019 setelah gugatan diajukan pada 2016.

Kasus lainnya yang juga ditangani ICJ, seperti dilansir media iOL, adalah soal dekolonisasi Inggris terhadap Mauritius di Afrika. Pengadilan memutuskan Inggris memiliki kewajiban mengembalikan kepulauan Chagos kepada Mauritius secepatnya pada putusan awal Maret 2019. Kasus pelanggaran HAM etnis Rohingya oleh otoritas Myanmar bakal menjadi kasus baru yang ditangani ICJ terkait gugatan OIC.

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

1 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

2 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

2 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

3 hari lalu

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

Jaksa dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dilaporkan telah mewawancarai staf dari dua rumah sakit terbesar di Gaza

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

7 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Temuan Kuburan Massal, Bisakah Menjadi Bukti Kejahatan Perang Israel?

7 hari lalu

Temuan Kuburan Massal, Bisakah Menjadi Bukti Kejahatan Perang Israel?

Penemuan kuburan massal di dua rumah sakit di Gaza telah memicu seruan kepala HAM PBB dan pihak lainnya untuk penyelidikan internasional.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

9 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

9 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

11 hari lalu

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

12 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya