Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Derita Rohingya, Bangladesh Pun Tak Akui Etnis Mereka

image-gnews
Seorang pengungsi membawa poster saat melakukan aksi protes epatriasi atau pemulangan para pengungsi di kamp Unchiprang di Teknaf, Bangladesh, 15 November 2018. Para pengungsi Rohingya beralasan khawatir keselamatan jiwa raga mereka jika harus kembali ke Myanmar. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Seorang pengungsi membawa poster saat melakukan aksi protes epatriasi atau pemulangan para pengungsi di kamp Unchiprang di Teknaf, Bangladesh, 15 November 2018. Para pengungsi Rohingya beralasan khawatir keselamatan jiwa raga mereka jika harus kembali ke Myanmar. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pengungsi etnis Muslim Rohingya yang tinggal di sejumlah kamp di Bangladesh melakukan protes menuntut Bangladesh mengakui identitas etnis mereka sebagai Rohingya.

Pengungsi Rohingya juga menuntut agar badan-badan bantuan kemanusiaan berhenti membagikan informasi tentang keluarga mereka kepada Myanmar.

Baca: Unjuk Rasa di Rakhine Tolak Pemulangan Kembali Rohingya

"Istilah Rohingya sangat penting karena kami telah dipersekusi karena identitas kami," kata para pengungsi dalam pernyataan protesnya seperti dikutip dari Reuters, 26 November 2018.

Para pengungsi juga menegaskan istilah Rohingya di Myanmar telah dilarang, tapi tidak seharusnya pula Bangladesh melarang penggunaan kata Rohingya.

Aksi protes pengungsi Rohingya yang tinggal di kamp-kamp di sebelah tenggara Bangladesh membuat sejumlah pasar tutup.

Rohingya yang bekerja dengan lembaga non-pemerintah dan Badan PBB untuk mengurus pengungsi, UNHCR, melakukan boikot dengan tidak masuk kerja.

Baca: 4 Alasan Penolakan Repatriasi Pengungsi Rohingya

Rohingya menganggap diri mereka sebagai etnis asli di negara bagian Rakhine, namun pemerintah Myanmar dan warga negara itu menolak mengakui sebagai warga negara, karena dianggap imigran ilegal dari wilayah subkontinental India.

Sejak Undang-undang melarang kewarganegaraan untuk Rohingya dan etnis minoritas lainnya terbit pada tahun 1982, banyak Rohingya yang tidak memiliki kewarganegaraan.

Pemerintah Myanmar bahkan menolak menggunakan kata Rohingya, sebaliknya menyebut mereka sebagai Bengali.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Menolak Dipulangkan, Rencana Repatriasi Rohingya ke Myanmar Batal

Unjuk rasa pengungsi Rohingya di Bangladesh terkait pula dengan rencana UNHCR mengumpulkan data biometrik dan menyalinnya sebagai dokumen. Pengungsi Rohingya khawatir aparat UNHCR dan Bangladesh akan membagikan data mereka ke Myanmar, sehingga data tersebut dapat digunakan untuk menentang mereka.

Perwakilan UNHCR, Firas Al-Khateeb mengatakan, data pengungsi Rohingya dikumpulkan untuk proses verifikasi dengan tujuan membantu Rohingya mendapatkan perlindungan lebih baik dan memastikan akses mereka untuk mendapatkan pelayanan di Bangladesh.

"Ini tidak ada kaitan dengan repatriasi (pemulangan kembali Rohingya ke Myanmar)," kata Al-Khateeb seraya menjelaskan data itu digodok oleh Bangladesh dan UNHCR.

Adapun pengungsi Rohingya menolak rencana pemulangan kembali ke Myanmar kecuali tuntutan mereka dipenuhi yakni mendapatkan keadilan, mendapat status kewarganegaraan Myanmar, dan dapat kembali ke desa mereka dan tanah kelahiran mereka.

Awal pekan ini, sekitar 100 warga Myanmar di Rakhine melakukan unjuk rasa menolak pemulangan kembali etsni Rohingya yang saat ini mengungsi di sejumlah kamp di Bangladesh.

Mereka beralasan sama dengan pemerintah Myanmar bahwa mereka bukan warga Myanmar.

Bangladesh telah mendesak para pengungsi menerima kartu cerdas untuk membantu mengidentifikasi dan mendistribusikan bantuan. Di kartu pintar itu, identitas individu disbeut warga Myanmar yang terpaksa mengungsi. Bangladesh tidak menggunakan kata Rohinbya.

Saat ini sekitar 700 ribu Rohingya menjadi pengungsi di kamp-kamp di Bangladesh setelah militer Myanmar melakukan operasi militer pada Agustus 2017.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

1 hari lalu

Tentara berdiri di samping kendaraan militer ketika orang-orang berkumpul untuk memprotes kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 15 Februari 2021. REUTERS/Stringer/File Photo
Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.


Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

2 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.


Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

4 hari lalu

Pengungsi Rohingya menempati penampungan sementara di llanta pasar gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, Senin, 18 Desember 2023. Polresta Banda Aceh menetapkan salah seorang imigran Rohingya Muhammad Amin (35) sebagai tersangka yang menyeludupkan 136 orang pengungsi Rohingya penghuni kamp penampungan Coxs Bazar Bangladesh ke Desa Lamreh, Kabupaten Aceh Besar yang saat ini menempati lantai dasar gedung BMA. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan


Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

4 hari lalu

Maung Zarni. Rohringya.org
Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976


Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

5 hari lalu

Tentara Thailand berlindung di dekat Jembatan Persahabatan Thailand-Myanmar ke-2 selama pertempuran di sisi Myanmar antara Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) dan pasukan Myanmar, yang berlanjut di dekat perbatasan Thailand-Myanmar, di Mae Sot, Provinsi Tak, Thailand, April 20, 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.


Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

7 hari lalu

Militer Israel menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.


Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

8 hari lalu

Seorang tentara dari Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) berpatroli dengan kendaraan, di samping area yang hancur akibat serangan udara Myanmar di Myawaddy, kota perbatasan Thailand-Myanmar di bawah kendali koalisi pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Persatuan Nasional Karen, di Myanmar, 15 April 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha
Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.


Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

13 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.


Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

14 hari lalu

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer
Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.


Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

16 hari lalu

Pengungsi etnis Rohingya membawa bantuan paket Lebaran dari Human Appeal Australia di tempat penampungan bekas kantor Imigrasi di Desa Blang Mee, Blang Mangat, Lhokseumawe, Aceh, Selasa, 9 April 2024. Paket Lebaran yang berisi bahan pokok makanan harian itu diberikan kepada 252 jiwa pengungsi etnis Rohingya untuk menyambut Idul Fitri 1445 H di Aceh. ANTARA FOTO/Rahmad
Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya