Jokowi Upayakan Rebut Kembali Aset DKI

Reporter

Editor

Jumat, 8 November 2013 10:13 WIB

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bersama anak-Anak Anggota Sekolah Sepak Bola yang berada di bawah naungan Persija Jakarta saat meninjau latihan Tim Persija di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, (25/3). TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta-Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sedang mencari jalan untuk merebut kembali aset pemerintah yang direbut pihak lain. Dalam wawancara dengan Tempo pada pertengahan bulan lalu, mantan Wali Kota Solo ini mengaku setiap hari menerima laporan tentang sengketa lahan di Ibu Kota. “Ada antara warga dengan pemerintah, warga dengan BUMD, hingga pengusaha,” ujar Jokowi. “Kalau sudah di pengadilan, mau bagaimana lagi?”

Guna menghadapi persoalan sengketa ini, Jokowi mengatakan, pemerintah DKI telah berbincang dengan sejumlah pengacara. Pemerintah juga menggandeng Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta. Pada Kamis 7 November 2013 kemarin, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menemui Kepala Kejaksaan Tinggi Jakarta Adi Togarisman. “Kami ingin orang yang menduduki tanah-tanah milik pemerintah provinsi, kalau bisa dipidanakan atau digugat lewat jalur perdata,” kata Basuki.

Menurut dia, selama ini tak ada efek jera bagi pihak yang menduduki lahan pemerintah. Mereka malah menyewakan lahan dan mengambil keuntungan di lahan tersebut. “Keenakan itu," katanya. Menanggapi permintaan itu, Adi mengatakan Kejaksaan bisa saja membantu Pemerintah DKI. “Masih dibicarakan seperti apa langkah konkretnya,” ujarnya.

Basuki juga menyatakan dukungannya atas langkah mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto yang melaporkan kasus dugaan korupsi di Taman Bersih, Manusiawi, dan Berwibawa (BMW) di Jakarta Utara ke Komisi Pemberantasan Korupsi. “Bagus dong, apalagi kalau nanti ada diskusi,” ujarnya.

Lahan BMW senilai Rp 737 miliar itu pernah diserahkan oleh sejumlah perusahaan pengembang ke pemerintah DKI sebagai kompensasi kewajiban penyerahan fasilitas umum dan fasilitas sosial.

Dalam laporan ke KPK, Prijanto mengatakan terdapat ketidaksesuaian luas lahan antara berita acara serah-terima dan surat pelepasan hak tanah Taman BMW. Dalam berita serah-terima disebutkan luas Taman BMW 26,5 hektare, sementara pada surat pelepasan luasnya hanya 12 hektare. “Sebenarnya lebih atau kurang?” ujar Prijanto.

Prijanto menjelaskan, ada pula perbedaan domisili yang tercatat di surat pelepasan dengan berita acara serah-terima. Yang satu menyebut Taman BMW di Kelurahan Sunter Agung, sementara satu lagi di Kelurahan Papanggo. “Jadi, patut diduga terjadi kerugian negara,” katanya.


ANGGRITA DESYANI | SYAILENDRA | BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE


Berikut kasus sengketa yang dijalani Pemerintah DKI atas asetnya:

Obyek: Bekas kantor Wali Kota Jakarta Barat
Status: kalah (2010)

Obyek Bank DKI
Status: kalah (2010)

Obyek: tanah JORR West 2 Ulujami 14,6 Hektare
Status: kalah (2012)

Obyek: Tanah 18 Hektare di Meruya, Jakarta Barat
Status: kalah (2011)

Obyek: Jalan Kamal Raya
Status: menang (2012)


SUMBER: PDAT | EVAN



Advertising
Advertising

Berita terkait

Pemkot Jakarta Utara Terima Lahan dari Pengembang Senilai Rp 1,2 Triliun

15 November 2021

Pemkot Jakarta Utara Terima Lahan dari Pengembang Senilai Rp 1,2 Triliun

Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Utara menerima kewajiban pengembang berupa lahan dari PT Wilhara Prima Realty senilai Rp 1,2 triliun.

Baca Selengkapnya

BPAD Pastikan Aset Korpri yang Dijual Bukan Milik Pemprov DKI

15 November 2019

BPAD Pastikan Aset Korpri yang Dijual Bukan Milik Pemprov DKI

Berdasarkan laporan yang diterima Pujiono, aset milik Korpri DKI memang banyak dijual oleh pihak di internal mereka sendiri.

Baca Selengkapnya

Pindah Ibu Kota Baru, Aset di Jakarta Akan Ditawarkan ke Swasta

18 September 2019

Pindah Ibu Kota Baru, Aset di Jakarta Akan Ditawarkan ke Swasta

Pemerintah akan menawarkan aset di Jakarta paling cepat tahun depan saat pindah ke ibu kota baru.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut DKI Masih Dihantui Persoalan Aset

15 Maret 2019

Anies Baswedan Sebut DKI Masih Dihantui Persoalan Aset

Anies Baswedan bakal mengerahkan jajaran pemda untuk bekerja merampungkan berbagai persoalan, termasuk masalah aset.

Baca Selengkapnya

Cerita di Balik Peralihan Aset di Kayu Putih kepada Anggota DPR

23 November 2018

Cerita di Balik Peralihan Aset di Kayu Putih kepada Anggota DPR

Warga Kayu Putih, Jakarta Timur menggugat ke pengadilan karena aset DKI yaitu jalan lingkungan ditutup pembeli lahan, anggota DPR dari Partai Hanura.

Baca Selengkapnya

Mafia Tanah Aset DKI, Daftar Lahan yang Hilang dan Terancam Lepas

8 September 2018

Mafia Tanah Aset DKI, Daftar Lahan yang Hilang dan Terancam Lepas

Ratusan ribu meter persegi aset milik Pemerintah DKI Jakarta hilang dan ribuan lainnya terancam lepas yang diduga dilakukan oleh mafia tanah.

Baca Selengkapnya

Mafia Tanah Merajalela, 179 Ribu Meter Persegi Lahan DKI Lepas

8 September 2018

Mafia Tanah Merajalela, 179 Ribu Meter Persegi Lahan DKI Lepas

Mafia tanah diduga bermain sehingga lahan DKI seluas 17,9 ha lepas pada periode 2008-2016.

Baca Selengkapnya

Mafia Tanah Aset DKI, Lahan 74 Ribu Meter Persegi Terancam Hilang

8 September 2018

Mafia Tanah Aset DKI, Lahan 74 Ribu Meter Persegi Terancam Hilang

Pemerintah DKI Jakarta kalah di pengadilan pertama, dan telat mengajukan banding yang diduga akibat permainan mafia tanah.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Bela Teguh Hendarwan soal Aset Lahan Waduk Rorotan

31 Agustus 2018

Anies Baswedan Bela Teguh Hendarwan soal Aset Lahan Waduk Rorotan

Pelapor mengklaim memiliki tanah seluas 9,26 ha di waduk, Anies Baswedan menjelaskan telah memberi bantuan ke Teguh sejak jadi saksi.

Baca Selengkapnya

Pejabat DKI Jadi Tersangka, 1400 Aset Lahan Belum Bersertifikat

31 Agustus 2018

Pejabat DKI Jadi Tersangka, 1400 Aset Lahan Belum Bersertifikat

Dari 2.900 bidang lahan milik pemerintah Jakarta, aset yang telah memiliki sertifikat hanya sekitar 1.500 bidang lahan.

Baca Selengkapnya