TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi tengah mengembangkan penyelidikan suap dari pengembang reklamasi kepada anggota parlemen Jakarta. Dari pengembangan itu, penyidik memperoleh informasi awal aliran dana untuk Teman Ahok, organisasi pendukung Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok maju dalam pemilihan gubernur 2017 dari jalur nonpartai.
Menurut Ketua KPK Agus Rahardjo, penyelidikan atas duit tersebut penting karena berhubungan dengan izin dan suap reklamasi yang menjerat anggota DPRD Jakarta. “Kami sedang siapkan surat perintah penyelidikannya,” kata Agus dalam rapat kerja dengan Komisi Hukum DPR, Rabu 15 Juni 2016.
Pernyataan Agus itu menjawab pertanyaan anggota Komisi Hukum, Junimart Girsang. Pengacara ini mempertanyakan informasi yang ia terima bahwa ada uang Rp 30 miliar dari pengembang reklamasi melalui staf khusus Gubernur Basuki, Sunny Tanuwidjaja, untuk Teman Ahok. “Saya tak tahu apakah KPK sudah memeriksa soal ini?” kata politikus PDI Perjuangan itu.
Sunny kini berstatus cegah tangkal karena terekam bercakap dengan Sugianto Kusuma, bos Agung Sedayu pemilik lima pulau; dan Mohamad Sanusi, politikus Gerindra penerima suap. Percakapan diduga membicarakan kontribusi tambahan reklamasi sebesar 15 persen x luas lahan reklamasi yang bisa dijual x nilai jual obyek pajak.
Agus mengatakan penyidik mendapat informasi awal soal duit itu tahun lalu. Ketika KPK mulai memeriksa Sugianto alias Aguan, informasi aliran duit seperti yang disebutkan Junimart sempat beredar.
Aguan juga dicekal, menyusul penangkapan Sanusi. Tempo pernah bertanya kepadanya soal aliran duit itu seusai pemeriksaan pada 17 Mei. Pengusaha yang kerap disebut sebagai anggota “Naga Sembilan” itu tak menggubrisnya.
Kresna Wasedanto, pengacara Aguan, memutus saluran telepon setelah mendengar pertanyaan konfirmasi dari Tempo dan tak bisa dihubungi kembali. Sedangkan Sunny, yang diperiksa sehari setelah Aguan, menyangkal menerima uang. “Enggak ada itu,” katanya. Hingga kemarin, Sunny tak bisa dikontak kembali untuk dimintai konfirmasi ihwal pernyataan Junimart.
Adapun Singgih Widyastomo, salah satu pendiri Teman Ahok, membantah menerima Rp 30 miliar dari pengembang. Biaya operasional Teman Ahok, kata dia, diperoleh dari berjualan cendera mata. “Kami sudah jual puluhan ribu kaus, terkumpul Rp 3 miliar,” katanya. “Silakan KPK selidiki sejelas-jelasnya.”
Penerimaan uang, menurut Singgih, hanya sekali dari Hasan Nasbi, CEO Cyrus Network, sebesar Rp 500 juta pada Juni 2015. “Itu pun sudah kami kembalikan secara bertahap,” katanya.
MUHAMAD RIZKI | INDRI MAULIDAR | DEVY ERNIS
Berita lainnya:
Begini Tanggapan Ayah Mirna Setelah Menyaksikan Sidang Jessica
Profil Tito Karnavian: Memburu Tommy Soeharto hingga Azahari
Hal-hal yang Harus Diketahui Sebelum Mengunjungi Psikiater
Berita terkait
Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?
7 jam lalu
Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaAhok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono
2 hari lalu
PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?
Baca SelengkapnyaSelain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia
5 hari lalu
Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.
Baca SelengkapnyaGaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta
34 hari lalu
Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaMereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun
34 hari lalu
Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.
Baca Selengkapnya81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok
48 hari lalu
Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.
Baca SelengkapnyaRamai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?
52 hari lalu
Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?
Baca SelengkapnyaJika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada
53 hari lalu
Pengamat politik Adi Prayitno sebut nama Ahok dan Anies Baswedan masih kuat di Jakarta. Bagaimana dengan Ridwan Kamil?
Baca Selengkapnya69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi
53 hari lalu
Menjadi politisi sambil tetap aktif dalam dunia film. Begini perjalanan Deddy Mizwar menapaki dua bidang yang berbeda tersebut.
Baca SelengkapnyaPengamat soal Tokoh yang Cocok Maju Pilkada DKI 2024: Anies dan Ahok Masih Kuat
57 hari lalu
Pengamat politik mengatakan Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih memiliki suara kuat di Jakarta.
Baca Selengkapnya