TEMPO.CO, Jakarta - Tak kurang dari dua bulan Erina Amanasari tidak boleh keluar dari rumahnya di Hougang, Singapura. Pemerintah setempat memutuskan menerapkan kebijakan circuit breaker guna menanggulangi penyebaran Covid-19 di Negeri Singa sejak April 2020.
"Circuit breaker hampir dua bulan, Full. Sekarang sudah mulai masuk fase opening," ujar Warga Negara Indonesia yang sudah 18 tahun tinggal di Singapura itu kepada Tempo, Rabu, 15 Juli 2020. Singapura mulai memasuki fase dua pembukaan kembali ekonomi pada 19 Juni, yang memungkinkan sebagian besar toko dan restoran mulai membuka lagi bisnis mereka walau aturan pembatasan sosial masih berlaku.
Selama dua bulan, kata ibu dua anak itu, para pekerja diminta tidak bekerja di kantor. Pegawai yang bisa melakukan pekerjaan secara daring mulai bekerja dari rumah. Sementara, karyawan yang pekerjaannya tidak bisa dilakukan secara online dirumahkan dengan tetap mendapat gaji dari perusahaan masing-masing.
Warga Singapura pun mendapat bantuan, mulai uang tunai untuk setiap kepala keluarga hingga bantuan dana untuk uji Covid-19, selama pandemi ini berlangsung. Dengan begitu, menurut dia, penduduk negara tetangga Indonesia itu tidak begitu merasakan resesi ekonomi yang dialami Singapura.
Turis berfoto di sebelah patung singa Merlion di kawasan pusat bisnis Singapura 6 Februari 2015. [REUTERS / Edgar Su]
"Alhamdulillah, kalau berdasarkan penglihatan penduduk sih tidak terasa adanya resesi," ujar Erina yang sehari-hari berprofesi sebagai pegawai swasta itu. Kalau pun ada yang berbeda dari layanan pemerintah di masa pandemi ini adalah terkait perawatan lingkungan yang mulai berkurang selama pagebluk. Misalnya, layanan pencucian void deck hingga pemotongan rumput yang berkurang intensitasnya.
Dilansir dari BBC, belakangan ini, melorotnya perdagangan global telah menimpa sektor manufaktur Singapura yang bergantung pada ekspor. Aktivitas industri konstruksi mandek dan para peritel menyaksikan jatuhnya taraf penjualan dalam laju ekstra cepat.
Singapura pun menyusul Jerman dan Jepang menjadi negara yang secara teknis sudah terperosok ke dalam kondisi resesi setelah dalam dua triwulan berturut-turut mengalami pertumbuhan negatif. Singapura mesuk ke lembah resesi setelah mengalami pertumbuhan negatif pada kuartal II 2020.