Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan realisasi serapan belanja pada semester I/2020, khususnya oleh pemerintah pusat, banyak dipengaruhi kebijakan refocusing dan realokasi anggaran yang dipersiapkan untuk mengantisipasi dampak negatif akibat pandemi Covid-19. Alhasil, belanja-belanja yang tidak terkait dengan penanganan Covid-19 mengalami penurunan.
“Kebijakan APBN disesuaikan untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional pascapandemi Covid-19 pada 2020 dalam mendukung upaya recovery, stabilisasi sosial-ekonomi, sektor keuangan, dan perekonomian secara keseluruhan,” katanya, Kamis, 9 Juli 2020.
Dilansir dari Bisnis, Bank Indonesia juga yakin ekonomi Indonesia tidak akan menuju ke titik resesi tahun ini meski dampak dari pandemi Covid-19 sangat signifikan. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo sempat menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun akan tetap positif dengan kisaran 0,9 -1,9 persen.
"BI memperkirakan pertumbuhan PDB 2020 akan berada di kisaran 0,9-1,9 persen. (Penurunan) paling dalam di kuartal kedua, tapi kita optimis bisa menuju batas atas 1,9 persen," katanya dalam webinar LPPI, Jumat 3 Juli 2020.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan pemaparan saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 29 Juni 2020. Rapat kerja tersebut beragenda mendengarkan penjelasan tentang PMK No. 70/PMK.05/2020 tentang penempatan uang negara pada bank umum dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional. TEMPO/M Taufan Rengganis
Dody memaparkan, data-data indeks ekspektasi ekonomi, yang dipengaruhi oleh future income dan future employment masyarakat, menunjukkan masih berada di titik yang landai pada Mei 2020. Survei ini memberikan harapan angka per Mei 2020 relatif terhenti dan tidak akan turun pada periode berikutnya.
Kemudian, kata Dody, volume perdagangan, global pada Mei 2020 tercatat cukup melandai dari perkiraan awal akan melemah. Pembukaan trade China menjadi salah satu pemicu volume perdagangan global membaik. Menurutnya, pembukaan perdagangan global ini juga akan membantu perdagangan Indonesia dan akan terlihat pada angka ekspor nantinya, di mana ekspor Indonesia pada Mei 2020 telah menunjukkan perbaikan meski masih negatif.
Di samping itu, angka Purchasing Manager's Index (PMI) menunjukkan perlambatan yang tertahan. Hal ini menandakan ada beberapa kegiatan manufaktur yang sudah mulai bergerak. "Data-data ini menunjukkan kita tidak akan menuju ke titik resesi meskipun di triwulan kedua diperkiraan pertumbuhan ekonomi bisa melemah," kata Dody.