Kegagalan Proyek Food Estate Singkong Prabowo Subianto, Merusak Hutan dan Sia-sia

Jumat, 12 Januari 2024 10:00 WIB

Foto udara areal lumbung pangan nasional 'food estate' komoditas singkong di Tewai Baru, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Sabtu, 6 Maret 2021. Kementerian Pertanian mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,422 triliun di 2021. ANTARA/Makna Zaezar

TEMPO.CO, Jakarta - Food estate (lumbung pangan) singkong menjadi salah satu bahasan dalam debat calon presiden (Capres) ketiga yang diselenggarakan pada Ahad lalu, 7 Januari 2024. Dalam debat tersebut, proyek food estate yang dikelola Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mendapat sorotan dari capres nomor urut satu, Anies Baswedan.

Polemik inilah yang disinggung Anies saat memaparkan visi-misinya. “Food estate singkong menguntungkan kroni, merusak lingkungan, dan tidak menghasilkan. Ini harus diubah,” ujar Anies.

Bahkan, usai debat, mantan Gubernur DKI Jakarta itu kembali mempersoalkannya saat berkampanye di Gorontalo, Senin, 8 Januari 2024. Menurut Anies, anggaran food estate yang dibiayai negara lebih baik diberikan kepada petani kecil. Pasalnya, dia menilai proyek tersebut hanya memberikan keuntungan kepada korporasi atau perusahaan swasta.

"Alokasi anggaran melalui subsidi pupuk dan solar lebih penting untuk petani sehingga bisa bermanfaat langsung oleh mereka dalam mengelola lahan pertanian," kata Anies.

Food estate adalah satu proyek pangan yang dikerjakan Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Penunjukan Prabowo dalam memimpin urusan pangan sempat menjadi tanda tanya bagi publik. Kala itu Presiden Jokowi mengatakan pemerintah perlu menyiapkan lumbung pangan untuk menghadapi krisis pangan akibat pandemi Covid-19. Proyek food estate dikerjakan lintas sektor dan kementerian, termasuk Kementerian Pertahanan dilibatkan. Jokowi berdalih bahwa ketahanan pangan juga bagian dari pertahanan nasional.

Advertising
Advertising

Prabowo lantas mencetuskan gagasan membuat sentra singkong di sejumlah daerah. Salah satu yang dipilih adalah Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah. Prabowo menjanjikan pusat produksi sekaligus industri singkong terpadu di sana. Singkong menjadi pilihan karena dianggap merupakan tanaman yang mudah ditanam sekaligus sumber pangan pokok alternatif beras.

Pemerintah lantas mengerahkan peralatan berat, ratusan pekerja serta tentara untuk menumbangkan pohon-pohon hutan di Gunung Mas dan menyulapnya menjadi perkebunan singkong. Pada tahap pertama, sekitar 700 hektare hutan digunduli dan dijadikan perkebunan singkong. Bahkan proyek sudah berjalan sebelum analisis mengenai dampak lingkungan atau Amdal selesai dibuat. Rencananya, proyek tersebut akan mencakup puluhan ribu hektare hutan di Gunung Mas.

Dampaknya bisa diduga, penggundulan hutan yang berada di atas pemukiman menyebabkan musibah. Saat hujan tiba, banjir menerjang pemukiman di sejumlah desa.

Tidak cukup di situ. Belakangan diketahui bahwa proyek tersebut gagal total. Singkong yang ditanam di sana tidak berhasil tumbuh. Impian mengenai sentra produksi dan industri singkong tidak pernah terwujud hingga sekarang.

Beda Sikap Prabowo, Anies, dan Ganjar di Food Estate

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Erwin Aksa, mengatakan food estate merupakan salah satu bagian untuk membangun food security. “Kita harus tahu dalam hal pertahanan, kita perlu food security, energy security, dan pertahanan atau keamanan,” kata Erwin ketika dihubungi Tempo, Rabu, 10 Januari 2024.

Menurut Erwin, masyarakat harus memahami bahwa Indonesia baru saja bangkit dari pandemi, di mana selama dua tahun kebelakang pemikiran semua orang, termasuk pemerintah, adalah soal kesehatan. Oleh karenanya, Erwin menuturkan bahwa Prabowo-Gibran akan melanjutkan program food estate tersebut karena banyak rencana besar yang terpengaruh dan tertunda imbas dari adanya Covid-19.

“Yang menolak kan NGO-NGO (Non Governmental Organization), jadi jangan sampai ada pasangan calon yang dipengaruhi asing,” ujar wakil TKN itu. Dia pun menekankan bahwa food estate merupakan program untuk membangun ketahanan pangan, mengingat singkong saat ini sebagai salah satu komoditas diversifikasi pangan.

Jika mengacu pada pernyataan Prabowo pada September 2020, dia mengatakan bahwa tanaman singkong berpotensi besar untuk dikembangkan dalam bentuk produk turunan lain, seperti tepung sebagai bahan dasar pembuatan kue, roti, mie instan, dan biskuit.

Dengan adanya diversifikasi pangan tersebut, masyarakat tidak akan terpaku pada satu jenis makanan pokok saja, tetapi dapat mengkonsumsi bahan pangan lain sebagai pengganti makanan pokok yang selama ini dikonsumsi.

Di sisi lain, Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional (Timnas) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Wijayanto Samirin, mengklaim bahwa problem utama dari proyek food estate adalah perencanaan yang kurang baik. Perencanaan itu, kata dia, meliputi aspek model bisnis, kecocokan lahan, pelibatan petani lokal, hingga dampak kepada lingkungan sekitar.

“AMIN pasti akan me-review ulang program-program tersebut secara objektif dengan melibatkan para ahli untuk mendapatkan solusi terbaik,” kata dia. “Hasilnya, bisa saja dilanjutkan dengan perbaikan, atau dihutankan kembali.”

Ketika ditanya soal solusi baru yang akan ditawarkan pihak Anies-Cak Imin, Wijayanto hanya memberi keterangan untuk menunggu hasil evaluasi program bersangkutan.

Pandangan berbeda datang dari Direktur Juru Kampanye Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Choirul Anam. Menurutnya, isu ketahanan pangan berkaitan erat dengan reforma agraria, sehingga proyek food estate harus dilihat jauh lebih kompleks.

“Lebih jauh lagi, tidak hanya soal industri, ketahanan pangan itu adalah soal ekosistem pangan. Nah, ekosistem pangan itu bagaimana tata kelolanya, benihnya, siapa yang terlibat di sana, termasuk juga penyimpanan dan distribusi,” tutur Choirul.

Dalam konteks food estate singkong, perwakilan Ganjar-Mahfud itu menekankan soal partisipasi masyarakat lokal dan tata kelola masyarakat adat setempat. Pasangan calon nomor urut tiga itu disebut akan mengevaluasi program-program pemerintah sebelumnya. “Soal food estate kita akan evaluasi karena kritikannya banyak ya. Anggarannya sangat besar, hasilnya belum kelihatan. Yang pasti adalah tidak boleh atas nama ketahanan pangan merusak lingkungan,” kata dia.

Ketahanan pangan, menurutnya, harus diekspresikan dengan menjawab kebutuhan pangan, menghormati nilai-nilai lokal, dan menghormati varietas pangan. Terkait hal ini, Choirul mengatakan bahwa pihaknya juga akan memberikan insentif bagi siapapun yang bisa mengembangkan varietas baru yang unggul dan sehat. “Semangat kami adalah menjadi lumbung dunia.”

Kritik Pengamat soal Food Estate

Sejumlah pengamat lingkungan ikut buka suara soal proyek food estate singkong Prabowo Subianto. Juru Kampanye Hutan Greenpeace, Iqbal Damanik, misalnya. Berdasarkan kajian yang dilakukan Greenpeace, Iqbal mengatakan bahwa proyek food estate di Gunung Mas, Kalimantan Tengah oleh Kementerian Pertahanan telah menyebabkan deforestasi dan bencana.

“Ratusan hektare hutan yang terdeforestasi di Gunung Mas itu sudah sangat berdampak pada masyarakat sekitar hutan di Gunung Mas,” ujar Iqbal.

Iqbal juga menyoroti soal pengelolaan proyek food estate singkong yang digarap oleh PT Agro Industri Nasional (Agrinas). Agrinas ini, disebut terafiliasi dengan yayasan dan perusahaan yang diisi oleh banyak politisi Gerindra, yakni partai yang didirikan oleh Prabowo.

Dalam catatan Tempo, Agrinas merupakan perusahaan di bawah naungan Yayasan pengembangan Potensi Sumber Daya Pertahanan (YPPSDP), yang juga membawahi PT Teknologi Militer Indonesia (TMI). Baik Agrinas, PT TMI, dan YPPSDP diklaim banyak berisi kader Partai Gerindra.

Belum lagi, ujar Iqbal, singkong yang ditanam di sana tidak tumbuh dengan baik bahkan banyak yang mati. Perkebunan singkong yang mengorbankan hutan itu tidak berproduksi. Sehingga proyek tersebut hanya menyisakan kerugian keuangan negara, kerusakan hutan, dan penderitaan masyarakat saja tanpa menghasilkan apa-apa.

Ke depan, Iqbal menekankan bahwa proyek food estate bukan langkah yang tepat untuk dilanjutkan, mengingat belum ada satu pun proyek food estate yang benar-benar berhasil di Indonesia. “Karena selama ini pangan dan pertanian kita ditopang oleh modal sosial petani untuk lebih berhasil,” kata dia. “Jadi kami tidak menyebut bahwa food estate adalah solusi untuk mengatasi krisis pangan, tapi malah menjadi persoalan atau kontribusi baru untuk terhadap krisis iklim.”

Senada, Manajer Kampanye Hutan dan Kebun Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Nasional, Uli Arta Siagian, juga mengatakan bahwa belum ada proyek food estate yang terbukti berhasil. “Saya mau bilang bahwa program food estate ini tidak punya plus-nya tapi banyak minus-nya, artinya semua hal itu minus. Ini bukan penilaian subjektif kami, tetapi ini berangkat dari sisi historical,” ujarnya.

Mulai dari era Soeharto dengan Proyek Lahan Gambut (PLG) sejuta hektar sawah, program Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFFE) di Papua pada era Susilo Bambang Yudhoyono, hingga sejumlah proyek food estate di era Jokowi, yang semuanya terbukti gagal. “Dari semua itu, kami tidak pernah menemukan cerita keberhasilan di food estate,” ujarnya. Yang terjadi justru pemborosan duit negara dan kerusakan lingkungan.

DEFARA DHANYA | DEWI NURITA | ANANDA RIDHO | ANTARA

Pilihan Editor: Banyak BUMN Kolaps di Era Jokowi, Mahfud Md: Marak Korupsi, Harus Diperbaiki

Berita terkait

PKS Soal Rencana Penambahan Kementerian: Jangan Sampai Uang Habis untuk Gaji Karyawan

58 menit lalu

PKS Soal Rencana Penambahan Kementerian: Jangan Sampai Uang Habis untuk Gaji Karyawan

Respons PKS soal rencana Presiden terpilih Prabowo Subianto yang ingin menambah jumlah kementerian.

Baca Selengkapnya

PPP Tak Sepakat Pernyataan Prabowo Minta Pihak yang Ogah Kerja Sama Jangan Ganggu

1 jam lalu

PPP Tak Sepakat Pernyataan Prabowo Minta Pihak yang Ogah Kerja Sama Jangan Ganggu

Respons PPP soal pernyataan presiden terpilih Prabowo Subianto yang meminta pihak yang tak mau kerjasama agar tidak menganggu pemerintahan mendatang.

Baca Selengkapnya

Cak Imin Siap Dukung Anies Baswedan Maju di Pilkada Jakarta 2024

1 jam lalu

Cak Imin Siap Dukung Anies Baswedan Maju di Pilkada Jakarta 2024

Cak Imin menyatakan secara pribadi mendukung Anies Baswedan maju sebagai Calon Gubernur di Pilkada Jakarta

Baca Selengkapnya

Respons Senada PKS dan Ganjar soal Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu

1 jam lalu

Respons Senada PKS dan Ganjar soal Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu

Politikus PKS Mardani Ali Sera mengingatkan Prabowo mengenai fungsi kontrol yang harus tetap dilakukan dalam pemerintahannya.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingatkan Pihak yang Ogah Kerja Sama, Ketum Golkar: Silakan Kalau Mau Oposisi

2 jam lalu

Prabowo Ingatkan Pihak yang Ogah Kerja Sama, Ketum Golkar: Silakan Kalau Mau Oposisi

Menurut Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, dalam pemerintahan selalu ada yang mendukung atau menjadi koalisi dan menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran Respons Usulan Apindo soal Pembentukan Kementerian Perumahan dan Perkotaan

3 jam lalu

Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran Respons Usulan Apindo soal Pembentukan Kementerian Perumahan dan Perkotaan

Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Dradjad Wibowo, buka suara perihal usulan Apindo agar pemerintahan baru membentuk Kementerian Perumahan dan Perkotaan.

Baca Selengkapnya

Respons Airlangga soal Kursi Menteri ESDM Jadi Rebutan Golkar dan PAN

3 jam lalu

Respons Airlangga soal Kursi Menteri ESDM Jadi Rebutan Golkar dan PAN

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, menanggapi soal kursi Menteri ESDM di Kabinet Prabowo-Gibran yang disebut-sebut jadi rebutan partainya dan PAN.

Baca Selengkapnya

PKS Ingatkan Prabowo yang Minta Pemerintahannya Tidak Diganggu: Kontrol Pemerintah Wajib

3 jam lalu

PKS Ingatkan Prabowo yang Minta Pemerintahannya Tidak Diganggu: Kontrol Pemerintah Wajib

PKS mengingatkan Prabowo mengenai fungsi kontrol yang harus tetap dilakukan dalam pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

5 Hal Menjelang Pansel KPK Diumumkan, Ujian Jokowi hingga Seleksi Anggota Panitia

4 jam lalu

5 Hal Menjelang Pansel KPK Diumumkan, Ujian Jokowi hingga Seleksi Anggota Panitia

Jokowi mulai menyusun panitia seleksi atau pansel KPK untuk menyaring pimpinan periode berikutnya

Baca Selengkapnya

PPP Soal Rencana Prabowo Tambah Kementerian: Sebagai Usulan Sah-sah Saja

5 jam lalu

PPP Soal Rencana Prabowo Tambah Kementerian: Sebagai Usulan Sah-sah Saja

Respons PPP soal rencana Presiden terpilih Prabowo Subianto yang ingin menambah jumlah kementerian.

Baca Selengkapnya