Suram Ekonomi Tersebab Perang Israel Hamas
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Selasa, 31 Oktober 2023 11:48 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Awan hitam memayungi pertumbuhan ekonomi global yang sudah suram. Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva mengatakan perang Israel Hamas mengancam akan memperburuk prospek ekonomi global.
“Kami memantau dengan cermat bagaimana situasi ini berkembang, bagaimana dampaknya, khususnya pasar minyak,” kata Georgieva, pada Kamis pekan lalu.
Menurut Georgieva, situasi perekonomian global sudah cukup suram tanpa adanya perang Israel Hamas. Ini ditandai dengan lemahnya pertumbuhan, fragmentasi ekonomi, dan perbedaan yang semakin dalam. Suku bunga diperkirakan akan tetap lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama untuk mengendalikan inflasi yang terus berlanjut.
Dia mengimbau negara-negara untuk menghindari eskalasi situasi dan fokus pada bidang kerja sama. “Kita perlu membangun ketangkasan dalam mengantisipasi guncangan dan cepat merespons,” katanya.
Di Israel, ratusan ekonomi telah mengeluarkan peringatan keras kepada Perdana Menteri Binyamin Netanyahu dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich. Mereka menyatakan keprihatinan mengenai tantangan ekonomi negara tersebut dan mendesak tindakan segera.
Israel Terancam Krisis Parah...
<!--more-->
Surat kabar lokal, Yediot Ahronot, melaporkan bahwa 300 ekonom, termasuk mantan gubernur Bank Israel, mantan auditor bank, profesor peraih Nobel, dan mantan pejabat senior Kementerian Keuangan Israel, secara kolektif telah mengirimkan pesan kepada Netanyahu dan Smotrich mengenai situasi perekonomian saat ini.
Mereka menyoroti kurangnya kesadaran dari pemerintah mengenai gawatnya krisis ekonomi akibat perang. "Perekonomian Israel sedang menghadapi masa sulit. Tindakan segera perlu diambil untuk mencegah kerusakan besar."
Mereka menekankan bahwa ada dana kegiatan dihentikan dan dialihkan untuk perang. Para ekonom mendesak agar dana itu dialirkan kembali untuk perekonomian.
Pengeluaran setelah perang Israel Hamas berakhir mungkin akan mencapai miliaran dolar. Para ekonom mendesak perdana menteri dan menteri keuangan untuk segera meninjau semua item pengeluaran dalam anggaran tahun 2023.
Perang yang sudah berlangsung selama tiga pekan terakhir, menyebabkan ribuan orang tewas. Sebagian besar adalah warga sipil, termasuk anak-anak.
Netanyahu Tolak Gencatan Senjata...
<!--more-->
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak mentah-mentah usulan gencatan senjata yang disuarakan oleh 120 negara di Perserikatan Bangsa-bangsa.
“Seruan untuk gencatan senjata adalah seruan bagi Israel untuk menyerah kepada Hamas, untuk menyerah kepada terorisme, ini tidak akan terjadi,” katanya. Ia bersumpah bahwa Israel akan berjuang sampai menang melawan Hamas.
Amerika Serikat juga mendukung penolakan Israel. Menurut Gedung Putih, gencatan senjata untuk jeda kemanusiaan di Gaza hanya akan menguntungkan Hamas.
"Kami tidak percaya bahwa gencatan senjata adalah jawaban yang tepat saat ini. Kami percaya bahwa gencatan senjata saat ini menguntungkan Hamas," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby kepada wartawan, Senin, 30 Oktober 2023. “Hamas adalah satu-satunya pihak yang mendapatkan keuntungan dari hal ini saat Israel terus melakukan operasi mereka terhadap kepemimpinan Hamas.”
AS lebih memilih jeda kemanusiaan lokal untuk memfasilitasi pengiriman bantuan internasional yang sangat dibutuhkan. Amerika Serikat juga akan mengevakuasi warga sipil yang berusaha melarikan diri dari pemboman Israel.
Sementara itu negara-negara Arab mengutuk kekerasan terhadap warga sipil di Palestina dan Israel.
TRT WORLD | REUTERS | NDTV
Pilihan Editor: Israel Bekukan Pendapatan Pajak Otoritas Palestina karena Tak Mau Mengecam Hamas