Menelisik Penyebab Harga Beras Tak Kunjung Melandai

Senin, 9 Oktober 2023 07:00 WIB

Pembeli tengah memilih kualitas beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Jumat 1 September 2023. Secara bulanan, inflasi beras pada Agustus 2023 sebesar 1,43 persen merupakan tertinggi sejak Maret 2023. Sebelumnya, pada Februari 2023, harga beras mengalami inflasi sebesar 2,34 persen. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Empalah, pedagang beras di Pasar Rawamangun Jakarta Timur mengeluhkan omzet penjualannya anjlok hingga 50 persen akibat lonjakan harga beras saat ini. "Sehari kan biasanya terjual setengah ton, sekarang paling banyak cuma 300 kilogram," ucap pria berusia 48 tahun itu saat ditemui di depan kiosnya, Rabu, 4 Oktober 2023.

Empalah berujar kenaikan harga beras sudah berlangsung lebih dari sebulan lamanya. Kini harga beras sudah menembus Rp 16.000 per kilogram, jauh melampaui harga eceran beras medium Rp 10.900 per kilogram.

Bank Indonesia melalui laman Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional mencatat, per 6 Oktober 2023, harga beras medium melambung ke level tertingi yakni Rp 18.450 per kilogram. Panel Harga Badan Pangan Nasional juga menunjukkan rata-rata harga beras medium per 8 Oktober 2023 sudah menyentuh angka Rp 13.200 per kilogram.

Untuk mengerem kenaikan harga beras, pemerintah melalui Perum Bulog telah menyalurkan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pasar. Beras SPHP dibanderol Rp 10.900 dengan harapan dapat menurunkan harga komoditas ini di tingkat konsumen.

Operasi Pasar Beras oleh Bulog Tak Efektif

Advertising
Advertising

Empalah bercerita bahwa ia ikut menjual beras SPHP tersebut. Tak kurang dari 500 kilogram beras SPHP dari pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) itu ia jual. Sayangnya, belum ada satu pembeli pun yang membeli beras impor dari Vietnam tersebut.

Pasalnya, kualitas beras Bulog paling rendah dibandingkan beras medium lain. Hal itu terlihat dari tekstur dan warnanya. Warnanya, kata dia, lebih pucat dan tidak terlalu memiliki rasa.

"Susah peminatnya. Karena beras Bulog impor Vietnam ini kualitasnya kurang bagus. Ini kurang ada rasa, sepa," kata Empalah sambil menunjukkan perbandingan beras Bulog dengan beras medium lain.

Senada dengan Empalah, Yudi, pedagang beras lainnya di Pasar Rawamangun mengatakan beras SPHP Bulog yang didapatkan dari PIBC tidak banyak diminati pembeli. "Iya kurang kualitasnya, sih. Lebih bagus beras lokal. Sepi yang beli (beras Bulog)," tutur pria berusia 25 tahun itu saat ditemui di kiosnya di hari yang sama.

Baik Empalah dan Yudi kompak menyebutkan kenaikan harga beras tak kunjung berhasil diredam oleh adanya beras SPHP tersebut. Mereka berharap pemerintah segera mengambil langkah lainnya agar harga beras tak kian meroket tak terkendali.

Selanjutnya: Adapun per 2 Oktober 2023, Bulog telah ...

<!--more-->

Adapun per 2 Oktober 2023, Bulog telah menyalurkan beras SPHP di tingkat konsumen sebanyak 799 ribu ton. Wilayah yang paling banyak digelontorkan beras SPHP selama 2023 ini adalah DKI Jakarta dan Banten dengan total stok sebanyak 174 ribu ton.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang kini merangkap sebagai Pelaksana Tugas Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi mengatakan, pemerintah akan terus menggelontorkan pasokan beras Bulog ke PIBC. Hal ini untuk menekan harga beras di pasaran sehingga dapat terkoreksi menuju keseimbangan baru.

"Saat ini harga beras di PIBC sudah mengalami penurunan, sehingga kita berharap harga beras di pasar turunan juga terus terkoreksi dan stabilitas harga dapat tercapai," ujar Arief, Rabu, 4 Oktober 2023.

Arief tetap yakin harga beras akan tertahan melalui upaya penggelontoran beras SPHP ke semua lini pasar. Harga beras, kata dia, semestinya bisa tertahan dengan beras SPHP dibanjiri ke PIBC seperti ini.

Pemerintah juga menyalurkan Beras SPHP melalui retail modern dan pasar tradisional. Kebijakan itu akan terus dilakukan pemerintah sambil menunggu panen.

"Bayangkan kalau tidak ada bantuan pangan dan operasi pasar seperti hari ini. Namun dengan berbagai upaya pemerintah yang kita lakukan, harga beras kita masih related dan stok kita aman," tandas Kepala NFA.

Jokowi Minta Program Bansos Beras Dilanjutkan

Di sisi lain, Arief menuturkan ada rencana penambahan bantuan pangan beras agar peran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dapat semakin menekan harga.

Dalam rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo, Presiden telah meminta Menteri Keuangan untuk menyiapkan kelanjutan bantuan pangan atau bansos beras di Desember tahun ini.

Berdasarkan catatan Bapanas, hingga saat ini stok beras yang ada di Bulog mencapai 1,7 juta ton, yang terdiri dari CBP sebanyak 1,67 juta ton dan stok komersil sekitar 69 ribu ton.

Sementara penyaluran beras juga telah mencapai angka 1,7 juta ton yang digunakan antara lain realisasi SPHP sebanyak 799 ribu ton, bansos tahap pertama sebesar 640 ribu ton, dan tahap kedua sebesar 197 ribu ton.

"Jadi ini semua kita terus lakukan untuk menahan laju kenaikan harga beras dan mengendalikan inflasi agar tetap sesuai target pemerintah di kisaran 3 persen." kata Arief.

Selanjutnya: Berdasarkan data BPS...

<!--more-->

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi komoditas beras pada September 2023 lebih disebabkan karena penurunan luas tanam padi dan penurunan produksi gabah yang menyebabkan tingginya harga gabah dan beras baik di tingkat petani, penggilingan, maupun pedagang.

Kenaikan tertinggi harga beras terjadi di tingkat penggilingan dengan rata-rata nasional di harga Rp 12.708/kilogram atau memberikan andil 27,43 persen (yoy) terhadap inflasi.

Adapun komponen harga pangan bergejolak (volatile food) kerap menjadi faktor penyumbang inflasi terbesar. Pada September 2023, komoditas beras memiliki andil inflasi bulanan sebesar 0,18 persen dan tahunan sebesar 0,55 persen.

Untuk itu, Arief menilai penguatan stok CBP saat ini terus dilakukan agar pemerintah dapat leluasa melakukan intervensi stabilitasi pangan. Langkah itu diambil karena produksi beras dalam negeri yang jeblok akibat kekeringan ekstrem El Nino.

Rencana Impor Beras 1 Juta Ton dari Cina Terkendala

Berdasarkan amatan BPS, kondisi neraca beras bulanan pada tiga bulan akhir tahun 2023 dalam kondisi defisit. Sehingga, pemerintah memutuskan akan membuka kembali keran impor untuk menambah stok CBP. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas mengungkapkan, pemerintah tengah menjajaki impor beras dari Cina sebanyak 1 juta ton.

Namun hingga kini, kepastian akan penambahan pasokan beras itu belum jelas. Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengungkapkan Cina telah menyatakan siap memasok beras untuk Indonesia, tetapi harga yang ditawarkan belum sesuai. Apalagi biaya transportasi dari Cina juga lebih tinggi dibandingkan dari negara-negara Asia Tenggara.

Sedangkan, menurut Buwas, penyerapan gabah dari dalam negeri pun tak efektif. Bulog saat ini lebih banyak menyerap gabah dari impor lantaran pihaknya dibatasi ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen atau GKP sebesar Rp 5.000 per kilogram.

Sementara harga GKP di tingkat petani lokal saat ini menembus Rp 7.400 hingga Rp 7.600 per kilogram. "Di satu sisi, kami lihat ada keuntungan petani yang menikmati harga tinggi. Karena itu Bulog tidak menyerap gabah petani," ujar Buwas saat ditemui di Pasar Induk Beras Cipinang (PICB), Jakarta Timur, Rabu, 4 Oktober 2023. Oleh sebab itu, Bulog kini menggunakan beras hasil impor untuk menggelar opasi pasar menstabilkan harga.

Lebih lanjut, Bapanas pun mengungkapkan ada faktor perebutan gabah di tingkat produsen yang menyebabkan harga beras masih tetap tinggi. Kenaikan harga gabah tersebut ditengarai akibat kurangnya stok di lapangan. "Sehingga terjadi perebutan gabah yang memicu kenaikan harga di tingkat petani," kata Arief dalam keterangannya pada Selasa malam, 26 September 2023.

Selanjutnya: Dia mengatakan, saat ini petani memang senang ...

<!--more-->

Dia mengatakan, saat ini petani memang senang karena terjadi kenaikan harga gabah. Namun, penggilingan tidak bisa berjalan seperti biasa karena terbatasnya stok gabah di lapangan.

Imbasnya, Bulog tak dapat menyerap gabah dari dalam negeri dan kenaikan harga beras di tingkat konsumen kian tak terkendali. Lonjakan harga tak dapat dihindari meskipun pemerintah telah menggerojok cadagangan beras dari gudang Bulog untuk program SPHP dan sebagai bantuan pangan untuk 21,3 juta kelompok penerima manfaat.

Tak Kunjung Turunnya Harga Beras Menunjukkan Keterbatasan Pasokan

Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menjelaskan kenaikan harga beras menandakan pasokan terbatas. Oleh karena itu, berhasil tidaknya bansos beras dan program SPHP dalam menurunkan harga akan amat tergantung pada kondisi pasar.

Khudori menyebutkan kenaikan harga beras bisa diredam jika bansos dikombinasikan dengan program SPHP. Ia yakin jika volume SPHP cukup besar, harga beras bakal tertahan tidak naik. Tetapi langkah itu tetap sulit untuk membuat harga beras turun.

Pasalnya, stok cadangan beras pemerintah sedang tiris. Khudori memperkirakan pemerintah tidak akan menyalurkan bansos pada Desember 2023 dan juga tidak akan menggenjot SPHP.

Penyaluran beras SPHP yang kini menyasar ke retail juga dinilai mengakibatkan serapannya terbatas. Sementara itu, efektivitas program SPHP amat tergantung seberapa luas jangkauan dan cakupan penyaluran yang dimiliki atau digandeng Bulog.

Khudori menilai, satu-satunya cara untuk menahan kenaikan harga beras adalah membanjiri pasokan beras di pasar. Apabila hal itu dilakukan, Khudori yakin tak butuh waktu lama harga beras akan segera turun

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono pun melihat kenaikan harga beras yang trus berlanjut menggambarkan bahwa pasokan beras di pasaran masih terbatas kendati pemerintah telah menggelontorkan cadangan dari Bulog.

Yusuf juga menduga intervensi pasar yang dilakukan pemerintah masih belum bisa mempengaruhi psikologis pasar. Hal ini diperparah dengan situasi El Nino dan menurunnya produksi beras domestik. Walhasil, para pelaku pasar yakin bahwa kemampuan pemerintah terbatas dalam mengendalikan pasar, dan harga beras belum akan segera turun.

Pilihan Editor: Jokowi: Bantuan Beras akan Diteruskan Sepanjang APBN Mencukupi

Berita terkait

Impor Turun, Mendag Zulkifli Hasan: Produksi Menurun

37 menit lalu

Impor Turun, Mendag Zulkifli Hasan: Produksi Menurun

Menteri Perdagangan Indonesia, Zulkifli Hasan mengatakan ada penurunan impor non-migas pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

16 jam lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

17 jam lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Publik Ramai Kritik Bea Cukai, Ekonom: Itu untuk Kebaikan

1 hari lalu

Publik Ramai Kritik Bea Cukai, Ekonom: Itu untuk Kebaikan

Bea Cukai sedang kebanjiran kritik dari publik. Ekonom menilai kritik itu baik untuk perbaikan di tubuh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Askolani Paparkan Peran Bea Cukai bagi Perekonomian di Tengah Kisruh Barang Impor

1 hari lalu

Askolani Paparkan Peran Bea Cukai bagi Perekonomian di Tengah Kisruh Barang Impor

Askolani memaparkan bagaimana capaian pengawasan dan penindakan dilakukan oleh lembaganya selama ini.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Belum Bahas Kelanjutan Program Bansos Beras 10 Kg, Airlangga: Harga Beras Mulai Turun

1 hari lalu

Pemerintah Belum Bahas Kelanjutan Program Bansos Beras 10 Kg, Airlangga: Harga Beras Mulai Turun

Jokowi memberi sinyal bahwa bansos beras akan dilanjutkan hingga akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Profil dan Kekayaan Pejabat Bea Cukai yang Sedang Disorot Imbas Penindakan Barang Impor

1 hari lalu

Profil dan Kekayaan Pejabat Bea Cukai yang Sedang Disorot Imbas Penindakan Barang Impor

Askolani dilantik menjadi Dirjen Bea Cukai oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada Maret 2021.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Perkara Bea Cukai ke Jokowi di Istana, Janji Lakukan Perbaikan

1 hari lalu

Sri Mulyani Lapor Perkara Bea Cukai ke Jokowi di Istana, Janji Lakukan Perbaikan

Sri Mulyani juga menyampaikan tantangan Bea Cukai di era pesatnya perkembangan teknologi.

Baca Selengkapnya

Mitigasi Dampak El Nino, Mentan Lepas Brigade Alsintan Ke Merauke

2 hari lalu

Mitigasi Dampak El Nino, Mentan Lepas Brigade Alsintan Ke Merauke

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman melepas satuan brigade alat dan mesin pertanian (brigade alsintan) menuju Kabupaten Merauke.

Baca Selengkapnya

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

2 hari lalu

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

Bea Cukai terus menuai kecaman publik karena dianggap berkinerja buruk. Sri Mulyani belum berhasil menangani. Kini Jokowi turun tangan.

Baca Selengkapnya