Idul Fitri Tahun Ini Tanpa PPKM, Sektor Wisata dan Belanja Raup Untung
Reporter
Ade Ridwan Yandwiputra
Editor
Martha Warta Silaban
Senin, 1 Mei 2023 15:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah resmi mencabut PPKM pada awal tahun ini. Hal ini pun turut berdampak pada perayaan hari Idul Fitri 1444 H atau Lebaran 2023 yang kembali meriah setelah tiga tahun ada pembatasan.
Salah satu yang paling terasa kembalinya kemeriahan lebaran adalah gelombang arus mudik dan kunjungan wisatawan ke beberapa lokasi wisata atau pusat-pusat perbelanjaan. Bahkan pelaku UMKM pun turut merasakan berkah lebaran pada tahun ini, seperti yang dialami oleh pemilik bisnis Rumah Mede, Zuhrina.
Zuhrina mengaku, tahun ini dirinya meraup omset yang lumayan setelah menghabiskan kurang lebih 15 ton kacang berbagai jenis. Dengan harga perkilonya sekitar Rp 130 ribu.
"Alhamdulillah lebaran tahun ini sudah kembali normal, tidak seperti tiga tahun kemarin," kata Zuhrina kepada Tempo.
Zuhrina menjual berbagai jenis kacang mulai dari kacang mede, tanah, hingga kacang almond. Pada lebaran tiga tahun berturut-turut kebelakang, paling banyak dirinya hanya mampu menghabiskan 8 ton kacang.
"Karena kemarin kan masih ada pembatasan ya untuk berkumpul, kalau sekarang lebih bebas, sementara cemilan kacang ini biasanya disuguhkan saat ada tamu lebaran," kata dia.
Meski diakui Zuhrina, pada lebaran tahun ini belum sepenuhnya kembali normal, namun omset yang didapatinya sudah hampir mendekati saat sebelum pandemi menyerang. "Mudah-mudahan begini terus agar tahun depan bisa kembali normal lagi," katanya.
Dicabutnya PPKM oleh pemerintah ini juga secara otomatis menghilangkan pembatasan aktivitas mudik yang biasa dilakukan oleh masyarakat saat hari Idul Fitri atau lebaran.
Kementerian Perhubungan memprediksi 123 juta orang melakukan mudik di lebaran tahun ini baik menggunakan moda transportasi darat, laut dan udara.
Hal ini pun berimbas pada kepadatan arus lalu lintas hingga memberikan keuntungan bagi pelaku UMKM yang berjualan di tempat-tempat yang menjadi titik kepadatan, salah satunya di rest area.
Berdasar laporan Tim Mudik Tempo di rest area Km 294 tol Pejagan-Pemalang yakni di wilayah Brebes. Omset pedagang di sana mengalami kenaikan hingga dua kali lipat, karena tak sedikit pemudik yang berhenti di rest area selain untuk beristirahat juga berbelanja sebagai oleh-oleh saat pulang ke kampung halaman atau ketika kembali tiba di Jakarta.
Selanjutnya: Animo masyarakat untuk berwisata tinggi<!--more-->
Bukan hanya pelaku UMKM, pengelola tempat wisata juga kebanjiran omset pada lebaran tahun ini. PT Pembangunan Jaya Ancol bahkan optimistis jumlah pengunjung pada libur Lebaran 2023 dapat mencapai target 600 ribu orang pada periode 22 April-1 Mei 2023.
Corporate Communication PT Pembangunan Jaya Ancol Ariyadi Eko Nugroho mengatakan animo masyarakat untuk rekreasi ke Ancol sangat tinggi. "Pada 24 April 2023 jumlah pengunjung sudah mencapai 110.000," Kata Ariyadi di Jakarta, Selasa, 25 April 2023, seperti dikutip dari Antara .
Manajemen Ancol menargetkan pengunjung sebanyak 600 ribu pada masa libur Lebaran ini karena status pandemi Covid-19 yang melandai sehingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sudah dicabut. “Pencabutan status PPKM oleh pemerintah memberikan kontribusi yang cukup besar ke tingkat kunjungan wisatawan Ancol tahun ini,” ujar Ariyadi.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menjelaskan pada lebaran 2023 ini, uang beredar di daerah diperkirakan mencapai Rp 50-67 triliun. "Angka ini didasarkan pada kenaikan mobilitas masyarakat yang mendorong belanja di momen lebaran," ujar dia kepada Tempo pada Sabtu sore, 15 April 2023.
Menurut Bhima, pembayaran tunjangan hari raya atau THR tanpa dicicil digunakan oleh masyarakat untuk mengirimkan sebagian uang ke sanak saudara di kampung halamannya. Kondisinya akan berbeda dengan puncak pandemi Covid-19, karena perusahaan sudah mampu bayar THR karyawan secara penuh menjadi katalis naiknya uang beredar.
"Kenaikan uang beredar juga dipicu oleh pertumbuhan kredit perbankan yang cukup positif," kata Bhima.
Adapun daerah yang perputaran uangnya tinggi selama lebaran di antaranya Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, serta provinsi di Sumatera Utara, Sumatera Barat hingga Sulawesi Tenggara. "Di daerah yang akan dilalui pemudik atau tujuan destinasi wisata seperti Yogyakarta dan Bali pun terjadi kenaikan uang beredar," tutur Bhima.
Bhima Yudhistira menjelaskan sektor yang bakal berkinerja moncer selama ramadan dan lebaran 2023. "Sektor usaha yang tumbuh tinggi adalah sektor jasa transportasi, ritel, makanan dan minuman, penyediaan rest area, pakaian jadi, dan perhotelan," ujar dia.
Dia berharap momen lebaran ini bisa menjadi titik balik dari tekanan pandemi Covid-19 dalam tiga tahun terakhir. Bhima menilai banyak usaha mikro kecil menengah di daerah tidak sabar menanti efek lebaran. Mereka merekrut tenaga kerja lebih banyak dan tentu berharap omzet bisa sama dengan lebaran pra-pandemi.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja menyebut, lebaran tahun ini diprediksi akan meningkatkan okupansi mal hingga capai 100 persen.
"Ditargetkan tingkat kunjungan ke Pusat Perbelanjaan tahun 2023 ini bisa mencapai lebih dari 100% dibandingkan dengan sebelum pandemi ataupun paling tidak sama dengan sebelum pandemi," kata Alphonzus dikonfirmasi Tempo, Minggu 9 April 2023.
Alphonzus mengungkapkan, peningkatan okupansi terjadi karena tahun ini merupakan ramadhan dan idul fitri pertama yang dilakukan tanpa pembatasan. Sehingga, aktivitas perbelanjaan makan dan minuman serta kegiatan buka puasa bersama bisa digelar
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA | MARTHA WARTA SILABAN | MOH. KHORY ALFARIZI | ANTARA
Pilihan Editor: Cerita Pedagang Ketupat Menjelang Lebaran Topat di Lombok
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini