Mutilasi di Bekasi: Jejak Darah dan Uang Angela Hindriati di Tangan Ecky Listiantho

Minggu, 29 Januari 2023 10:47 WIB

Angela, korban mutilasi di Bekasi. Dok.Keluarga

TEMPO.CO, Jakarta - Ucapan ulang tahun datang melalui sambungan telepon menyambar kuping Turyono Wahadi, di suatu siang, Mei 2019. "Selamat ulang tahun, Mas," kata Turyono mengenang ucapan adiknya, Angela Hindriati Wahyuningsih, korban mutilasi di Bekasi. Turyono ingat, adiknya terlambat satu hari mengucapkan syukur di hari lahirnya

Percakapan itu riang. Namun, sekilas ia berubah sendu. Turyono diam sebentar. Dia mendengar adiknya itu bercakap di ujung telepon. Di seberang telepon Angela mengadu ingin pindah tempat tinggal—dan bermukim di pinggiran Jakarta.

"Mas aku rencana mau pindah di pinggiran Kota Jakarta, dekat makam Sita," kata Turyono, mengenang ucapan Angela empat tahun lalu. Saat itu Angela masih menempati Apartemen Taman Rasuna, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Angela ingin tinggal di pinggiran Jakarta supaya dekat makam putrinya, Anna Laksita Leialoha.

Mei bukan saja bulan bahagia karena ulang tahun kakaknya, tapi waktu yang sulit buat Angela mengenang setahun anaknya meninggal dunia, yang melompat dari lantai 33 apartemen, 20 Mei 2018.

Advertising
Advertising

Turyono bertanya bagaimana nasib apartemen itu. Namun, adiknya menjawab bangunan berpuluh lantai itu akan disewakan ke orang. "Apartemen mau aku sewain aja," tutur Angela. Di seberang telepon, Turyono setuju, dan dia menyarankan kepada adiknya, "Jangan dijual, sayang."

Percakapan singkat itu selesai. Telepon ditutup. Sejak itu, tak ada lagi percakapan apa pun antara Angela Hindriati dan Turyono. Yang tanggal di ingatan kakak Angela ini, ucapan ulang tahun, apartemen, dan Sita—diutarakan Angela saat itu. Dua bulan kemudian Angela hilang kabar. Hilang muka.

Selanjutnya: Perjalanan terakhir Angela Hindriati

<!--more-->

Angela dalam Perjalanan Terakhir

Juli 2019 Turyono membuat laporan orang hilang atas nama Angela ke Kepolisian Daerah Jawa Barat. Poster dan foto Angela tersebar di media sosial yang mengabarkan keluarga tengah mencari perempuan di foto itu. "Bila Anda melihat dan menemukan yang bersangkutan, mohon hubungi Bapak Turyono Wahadi."

Itu bunyi pesan di bawah dua foto Angela yang tersenyum, tersebar di Twitter pada November 2019. Hasilnya, nihil. Bahkan, polisi di Jawa Barat tak bisa menemukannya. Sejak itu, kisah Angela mulai berkabut.

Nama Angela baru mencuat dan mengentak denyut jantung keluarga, kerabat, dan teman dekat ketika tim Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya menemukan dua boks kontainer berisi tubuh berjenis kelamin perempuan di sebuah indekos di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis, 29 Desember 2021.

Terkuak pemilik indekos ini pria bernama M. Ecky Listiantho, 34 tahun. Dia menikah pada Februari 2019. Ecky diseret ke Polda Metro Jaya setelah dua kontainer berisi tubuh manusia itu ditemukan di kamarnya.

Kisah ini bermula dari Ecky dilaporkan hilang ke Polsek Bantar Gebang. Pelapornya adalah istri Ecky sendiri. Direktorat Reserse Kriminal Umum menurunkan tim mencari Ecky. Hasil pelacakan menemukan indekos tempat tinggalnya.

"Pada saat kami mencari (Ecky) di lokasi, ternyata di dalam kami menemukan, sangat mengejutkan buat kami tim penyelidik, ternyata di sana ada jenazah dalam dua kontainer," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Haryadi.

Beberapa saat Ecky muncul mengendarai mobil berwarna putih. Dia bersama seorang perempuan. Saat itu orang-orang berdatangan, berkumpul di dekat indekos. Polisi menyeret Ecky ke dalam kamar sewanya. Dia diminta menjelaskan isi tubuh manusia di dalam dua kontainer.

Saat itu dia mengelak. Dia beralasan itu indekos temannya yang dia lanjutkan bermukim. Saat itu dia langsung diboyong ke Polda Metro Jaya. Di sini, cerita tentang Angela mulai benderang.

Selanjutnya: Fakta baru kematian Angela

<!--more-->

Fakta Baru Kematian Angela

Angela ditemukan dengan berbagai cerita. Pembunuhan, asmara, dan perampasan harta. Terkuak keping cerita tentang Angela ke permukaan. Mulai dari pengakuan Ecky membunuh Angela dengan mencekik Angela hingga habis napas, pada November 2021.

Sesudah itu dia memutilasi tubuh perempuan itu dan menyimpannya pada dua kontainer. Motif awal, Angela dibunuh karena Ecky kesal mendengar perempuan itu minta menikah. Motif pembunuhan dengan alasan meminta nikah itu dimentahkan setelah polisi menyeret saksi berinisial S.

S mengungkit potongan-potongan cerita yang memunculkan fakta baru dari hasil penyidikan. Kepala Unit IV Subdirektorat Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Tommy Haryono, mengatakan mantan wartawan majalah Femina itu dibunuh di Apartemen Taman Rasuna. Bangunan ini yang pernah disampaikan ke Turyono mau disewakan.

Ecky mengaku mengesekusi Angela dengan mencekik batang leher. Selanjutnya dia memenggal tubuh korban. Angela tewas pada Juni 2019.

Pengakuan itu senada hasil pemeriksaan dokter forensik. Dokter menemukan tulang leher Angela patah. "Dicekik, ditambah keterangan dokter forensik bahwa ada tulang leher patah," kata Tommy, Rabu malam, 25 Januari 2023.

Polisi belum menjelaskan detail kronologi si jagal menghabisi nyawa Angela. Kepada polisi, Ecky Listiantho membuat pengakuan bahwa dia memutilasi Angela sebulan setelah pembunuhan di apartemen itu. Keterangan ini mematahkan informasi awal bahwa Angela dibunuh pada November 2021.

Selanjutnya: Cerita fiktif ala Ecky Listiantho

<!--more-->

Cerita Fiktif ala Ecky Listiantho

Aneka cerita tentang Angela terkuak. Harta dan jejak Angela raib sejak 2019. Ecky mengakui mengenal Angela pada 2018. Perkenalan mereka melalui forum pertemanan Kaskus. Hubungan sempat terputus dan kembali terhubung pada 2021. Di sini, dalam cerita fiktif Ecky, keduanya berpacaran.

Versi keluarga korban, Angela dan Ecky berkenalan pada 2017—setahun sebelum anak semata wayang Angela yang diduga tewas akibat melompat dari apartemen. Informasi Angela dan Ecky dekat sebelum 2018, didapat Turyono dari A, teman baik adiknya. Pria ini rekan kantor Angela setelah hengkang dari Femina.

"Menurut informasi, adik saya kenal pelaku satu tahun sebelum keponakan saya meninggal," tutur Turyono, Selasa, 17 Januari lalu. Dari A, Turyono diberitahu bahwa Ecky pernah meminjam uang dari Angela untuk memperbaiki mobil dan membayar pajak kendaraan roda empat itu. Pertemuan Turyono dan A berlangsung di sebuah wisma lantai enam, setelah dilaporkan hilang.

Pada Juni 2019, Turyono serta tiga kerabatnya menemui Ecky di Stasiun Gambir. Mereka mencari keberadaan Angela. Turyono dan kerabatnya akhirnya terhubung dengan Ecky yang saat itu mengaku mau bertolak ke Bandung. Orang yang menghubungkan mereka dengan Ecky adalah rekan kerja Angela, yang juga mengenal Ecky.

Mereka menanyakan keberadaan Angela. Namun, Ecky menjawab tak pernah tahu keberadaan adik Turyono itu. Dia juga beralasan sedang mencari Angela karena keduanya punya urusan jual beli apartemen. Bau tak sedap dari niat Ecky merampas apartemen Angela semakin meyakinkan Turyono.

"Dia mengatakan kalau dia sendiri mencari adik saya dalam rangka transaksi apartemen," tutur Turyono. Sebelumnya tersiar kabar Ecky sudah membeli unit Apartemen Taman Rasuna, Setiabudi, di Jakarta Selatan, milik Angela senilai Rp 1 miliar.

Ketika Ecky mau membalikkan nama kepemilikan, Angela mendadak tak bisa dihubungi. Bahkan, pada 2020, Ecky disebut pernah memberi somasi kepada Angela atas masalah itu. Inilah sejumlah cerita yang keluar dari mulut Ecky ketika diperiksa penyidik. Cerita ini tak pernah diyakini oleh Turyono.

Namun, suatu ketika pria itu mengirim kuitansi dan surat pernyataan pembelian apartemen ke WhatsApp Turyono. Melihat isi dokumen itu, Turyono tambah tak yakin ada transaksi jual beli apartemen dari Angela ke Ecky. Ketidakyakinan itu muncul saat melihat tanda tangan Angela di dokumen itu.

Dia mengaku mengenal bentuk tanda tangan adiknya. Dan tanda tangan di dalam dokumen itu bukan tanda tangan Angela. Menurut Turyono, itu paraf Angela yang dipalsukan. "Pada waktu si pelaku menunjukkan kuitansi dan surat pernyataan (pembelian) itu tanda tangan palsu adik saya," kata Turyono, pada Senin, 16 Januari. "Angela hanya bilang apartemennya mau disewakan, bukan dijual. Jadi ada perampasan apartemen."

Dalam rangkaian pembunuhan dan upaya merampok harta Angela itu terbuka setelah saksi kunci S membuka mulut. Komisaris Tommy Haryono mengatakan, dalam kasus apartemen Angela, S diminta memberi kesaksian palsu di pengadilan bahwa dia sebagai saksi dalam transaksi pembelian apartemen sebesar Rp 1 miliar ke Angela. Sementara kuasa hukum Angela sendiri tak tahu rekayasa Ecky saat itu.

Hasil kerja sama ini, S diberikan uang sebesar Rp 10 juta sebagai upah karena berhasil berbohong. Tak hanya apartemen. Penyidikan polisi membuktikan Ecky menggarong uang di rekening BCA milik Angela sebesar Rp 158 juta. Transaksi itu sejak 26 Juni—3 Juli 2019.

Ecky menggadai sertifikat rumah Angela di Bekasi Timur seharga Rp 40 juta. Menurut Tommy, keterangan saksi S dan jejak transaksi itu mengakhiri kebohongan Ecky. "Akhirnya dari keterangan saksi, petunjuk rekening itu, baru kita 'tembak' ke Ecky. Mengaku (Angela) dibunuh 2019, bukan 2021," tutur Tommy.

Baca juga: Mutilasi di Bekasi, Olah TKP Apartemen Tempat Ecky Listiantho Bunuh Angela Masih Berlangsung

Berita terkait

SAR Timika Hentikan Pencarian ABK KM Papua Jaya 2 yang Diduga Jatuh ke Laut, Empat Hari Tidak Ditemukan

1 hari lalu

SAR Timika Hentikan Pencarian ABK KM Papua Jaya 2 yang Diduga Jatuh ke Laut, Empat Hari Tidak Ditemukan

Penyisiran untuk mencari ABK KM Papua Jaya 2 itu dilakukan sesuai Sarmap Prediction Basarnas Command Center (BBC), namun hasilnya nihil.

Baca Selengkapnya

Berkas Kasus Firli Bahuri Mandek di Polda Metro, Penyidik Tak Kunjung Penuhi Permintaan Jaksa Penuntut Umum

1 hari lalu

Berkas Kasus Firli Bahuri Mandek di Polda Metro, Penyidik Tak Kunjung Penuhi Permintaan Jaksa Penuntut Umum

Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta merasa tak ada kedala menangani kasus dugaan pemerasan oleh eks Ketua KPK Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya

Lima Polisi Pesta Narkoba, Kompolnas: Tak Layak Dipercaya Jadi Anggota Polri

1 hari lalu

Lima Polisi Pesta Narkoba, Kompolnas: Tak Layak Dipercaya Jadi Anggota Polri

Kompolnas minta Polda Metro Jaya melakukan pemeriksaan secara transparan dan profesional terhadap lima polisi diduga pesta narkoba

Baca Selengkapnya

Seleb TikTok Galih Loss Tampak Gundul Setelah Jadi Tahanan, Adakah Aturan Menggunduli Tahanan?

1 hari lalu

Seleb TikTok Galih Loss Tampak Gundul Setelah Jadi Tahanan, Adakah Aturan Menggunduli Tahanan?

Setelah ditangkap karena kasus penistaan agama, seleb TikTok Galih Loss tampak tampil gundul. Bagaimana aturan menggunduli tahanan?

Baca Selengkapnya

IM57 Nilai Tak Ada Lagi Alasan Penyidik Polda Metro Jaya Tidak Menahan Firli Bahuri

2 hari lalu

IM57 Nilai Tak Ada Lagi Alasan Penyidik Polda Metro Jaya Tidak Menahan Firli Bahuri

Sebaiknya, kata IM57, persidangan SYL dan Firli Bahuri itu berjalan bersamaan sehingga masalah pemerasan ini bisa saling terkonfirmasi.

Baca Selengkapnya

Setelah Laporkan Kapolres Tangsel ke Divisi Propam Polri, Pengusaha ini ke LPSK Bawa Bukti Penembakan Kantornya

3 hari lalu

Setelah Laporkan Kapolres Tangsel ke Divisi Propam Polri, Pengusaha ini ke LPSK Bawa Bukti Penembakan Kantornya

Budi meminta perlindungan LPSK. Lawan pengusaha importir mesin itu diduga dibekingi jenderal.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Dalami Dugaan Pembunuhan dalam Kasus Penemuan Mayat dalam Koper di Bekasi

3 hari lalu

Polda Metro Jaya Dalami Dugaan Pembunuhan dalam Kasus Penemuan Mayat dalam Koper di Bekasi

Polda Metro Jaya mendalami dugaan pembunuhan dalam kasus penemuan mayat dalam koper yang ditemukan di Bekasi.

Baca Selengkapnya

Puluhan Miliaran Digelapkan Mafia Tanah Bekas ART, Nirina Zubir Ungkap Pernah Mau Dicicil Rp 2 Juta per Bulan

3 hari lalu

Puluhan Miliaran Digelapkan Mafia Tanah Bekas ART, Nirina Zubir Ungkap Pernah Mau Dicicil Rp 2 Juta per Bulan

Bekas asisten Cut Indria Marzuki, Riri Khasmita, sempat berkelit telah menggelapkan surat berharga dan harta sebanyak miliaran rupiah dari ibunda Nirina Zubir.

Baca Selengkapnya

Galih Loss Mengaku Buat Konten yang Diduga Menistakan Agama untuk Menghibur

3 hari lalu

Galih Loss Mengaku Buat Konten yang Diduga Menistakan Agama untuk Menghibur

Niat itu kini berujung penahanan Galih Loss di Rumah Tahanan (Rutan) Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga Depok Sering Lihat Pria Tak Dikenal Kunjungi Rumah Polisi Pesta Narkoba

3 hari lalu

Cerita Warga Depok Sering Lihat Pria Tak Dikenal Kunjungi Rumah Polisi Pesta Narkoba

Cerita penangkapan lima anggota polisi pesta narkoba mulai terendus warga Kampung Palsigunung, Depok, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya