Skandal Dokumen Rahasia, Biden di Kursi Panas?

Reporter

Tempo.co

Selasa, 24 Januari 2023 11:00 WIB

Presiden AS Joe Biden didampingi Gubernur California Gavin Newsom saat mengunjungi daerah yang rusak akibat badai di Seacliff State Park, California, AS, 19 Januari 2023. REUTERS/Leah Mills

TEMPO.CO, Jakarta - Drama temuan dokumen rahasia milik Presiden Amerika Serikat Joe Biden terus bergulir. Akhir pekan lalu, pejabat dari Departemen Kehakiman AS mengumumkan pihaknya menemukan enam dokumen rahasia lagi selama penggeledahan rumah keluarga Joe Biden di Delaware.

Baca juga: Joe Biden Angkat Bicara soal Skandal Dokumen Rahasia, Mengaku tak Menyesal

Pengungkapan terbaru itu memberikan tamparan memalukan tambahan bagi politikus Demokrat berusia 80 tahun tersebut. Temuan ini bertepatan dengan momen dimana Biden bersiap untuk menyatakan apakah dia akan mencalonkan diri untuk periode kedua pada 2024.

Meskipun Biden bersikeras tidak melakukan kesalahan dan meremehkan situasi tersebut sebagai kesalahan yang tidak disengaja, publik Amerika Serikat rupanya cukup kesal atas skandal ini.

Jajak pendapat Reuters/Ipsos pada Kamis pekan lalu menemukan bahwa peringkat persetujuan Biden, yang telah meningkat pada akhir 2022, kembali turun menjadi hanya 40%. Ini mendekati level terendah dari kepresidenannya. Banyak politikus Demokrat khawatir Biden akan menghadapi penyelidikan hokum berdasarkan kasus tersebut.

Advertising
Advertising

Sementara jajak pendapat yang dilansir ABC News/ Ipsos pada akhir pekan lalu, mayoritas responden percaya bahwa Presiden Joe Biden dan mantan Presiden Donald Trump bertindak tidak tepat dalam menangani dokumen rahasia. Namun, menimbang tingkat keparahannya, mayoritas responden percaya bahwa tindakan Trump lebih serius.

Skandal dokumen rahasia memang bukan hanya dilakukan Biden. Mantan presiden AS sebelumnya, Donald Trump, bahkan harus menghadapi penyelidika FBI karena dengan sengaja membawa ribuan dokumen rahasia setelah ia selesai menjabat, dan disimpan di kediaman pribadinya di Mar-A-Lago, Florida.

Berdasarkan aturan undang-undang, setiap pejabat terutama presiden dan wakil presiden, dilarang menyimpan dokumen rahasia. Seluruh dokumen rahasia di masa kepemimpinan mereka harus diserahkan kepada lembaga negara, Arsip Nasional, untuk dikelola.

Inilah yang menjadi perbedaan penting dalam skandal dokumen rahasia antara Biden dan Trump. Trump menyatakan niatnya untuk mengambil dokumen penting dan sangat rahasia, menolak mengembalikannya, harus digerebek oleh FBI untuk mengamankan catatan, kemudian melawan pihak berwenang di pengadilan selama berbulan-bulan.

<!--more-->

Penn Biden Center, di Washington, D.C. FOTO/twitter/.cbsnews.com

Sementara tim Biden menyerahkan kembali dokumen rahasia tersebut secara sukarela. Dokumen-dokumen dari masanya sebagai wakil presiden pada 2017 dan ditandai sebagai rahasia pertama kali muncul di sebuah kantor lembaga think thank Penn Biden Center yang berafiliasi dengan Biden di Washington pada November tahun lalu, dan kemudian di rumahnya di Delaware pada Desember. Semuanya ada sekitar selusin dokumen.

Setelah penemuan kedua, Gedung Putih menawarkan agar Departemen Kehakiman menggeledah rumah Delaware -- pencarian dilakukan pada Jumat dan sekarang telah selesai, kata pengacara Biden Bob Bauer.

"DOJ mengambil materi yang dianggap dalam ruang lingkup penyelidikannya, termasuk enam item yang terdiri dari dokumen dengan tanda klasifikasi dan materi di sekitarnya," kata Bauer.

Pencarian berlangsung lebih dari 12 jam dan mencakup "semua ruang kerja, tempat tinggal, dan penyimpanan di rumah," kata Bauer.

"DOJ memiliki akses penuh ke rumah Presiden, termasuk catatan tulisan tangan pribadi, file, kertas, penjilid, memorabilia, daftar tugas, jadwal, dan pengingat selama beberapa dekade," katanya.

Beberapa surat kabar baru yang disita berasal dari masa Biden di Senat dan beberapa dari masa jabatannya sebagai wakil presiden, menurut Bauer.

Bauer mengatakan pengacara pribadi Biden dan penasihat Gedung Putih sebelumnya mengatur dengan Departemen Kehakiman untuk hadir selama pemeriksaan, dan mereka setuju untuk tidak mempublikasikan berita pencarian sebelumnya "sesuai dengan prosedur standarnya."

Gedung Putih mengatakan kumpulan dokumen sebelumnya diserahkan ke Departemen Kehakiman dan Arsip Nasional, yang menangani catatan kepresidenan, segera setelah ditemukan.

Pada Kamis, Biden menepis kehebohan atas penemuan dokumen rahasia lama.

Ditanya oleh wartawan selama perjalanan ke California tentang masalah ini, dia berkata: "Saya pikir Anda akan menemukan bahwa tidak ada apa-apa di sana."

"Saya tidak menyesal. Saya mengikuti apa yang dikatakan pengacara kepada saya bahwa mereka ingin saya melakukannya. Persis seperti yang kami lakukan. Tidak ada di sana."

"Kami menemukan beberapa dokumen, disimpan di tempat yang salah. Kami segera menyerahkannya ke Arsip dan Departemen Kehakiman. Kami bekerja sama sepenuhnya dan berharap untuk menyelesaikan ini dengan cepat," tambahnya.

Jaksa Agung Merrick Garland awal bulan ini menunjuk seorang penasihat khusus, mantan pengacara pemerintah Robert Hur, untuk bertindak sebagai penasihat khusus untuk penyelidikan tersebut.

Garland mengatakan "keadaan luar biasa" dalam menyelidiki seorang presiden yang menjabat mengharuskan dia untuk mengambil langkah ekstra dengan membawa jaksa dari luar.

Tetap saja, penemuan itu telah merusak citra Biden yang dianggap kompeten dan jujur setelah tahun-tahun kepresidenan Donald Trump yang penuh skandal. Insiden ini juga memicu pengawasan ketat dari media dan Partai Republik di Kongres.

Ketua Komite Pengawas DPR James Comer, politikus dari Republik, mengirim surat bulan ini untuk meminta catatan dan informasi tentang dokumen rahasia yang ditemukan di property milik Biden tersebut.

Comer, misalnya, meminta Gedung Putih memberikan dokumen yang diambil dari kantor pribadi Biden di Penn Biden Center di Washington, D.C., daftar semua orang yang memiliki akses ke sana dan informasi lainnya paling lambat pada Selasa.

Dia meminta dalam surat tindak lanjut untuk semua dokumen dan komunikasi yang terkait dengan penggeledahan rumah Biden dan lokasi lain dan catatan pengunjung rumah Biden di Wilmington sejak dia menjadi presiden pada 30 Januari (Gedung Putih mengatakan tidak ada catatan pengunjung seperti itu)

Comer juga mengirim surat pada hari Senin meminta Direktur Dinas Rahasia Kimberly Cheatle untuk semua dokumen internal, komunikasi, dan informasi yang disimpan untuk rumah Biden di Delaware.

Bahkan, beberapa legislator dari Partai Demokrat pada Minggu mengemukakan kritik terkait penanganan Presiden AS Joe Biden terhadap dokumen rahasia setelah penemuan terbaru beberapa dokumen yang bertanda rahasia.

Senator Dick Durbin dalam wawancara di acara televisi CNN “State of the Union” mengatakan Biden seharusnya “malu dengan situasi ini.” “Memalukan sekali kedua hal itu terjadi,” kata Durbin pada Minggu. “Namun, reaksi mantan presiden dan presiden yang sekarang sangat kontras,” ujarnya membela Biden.

Senator Demokrat lain, Joe Manchin, mengatakan dalam acara “Meet the Press” di stasiun televisi NBC bahwa sulit dipercaya bahwa Biden maupun Trump berada dalam situasi seperti itu. Namun, ia menegaskan bahwa penyelidikan oleh penasihat khusus harus dituntaskan sebelum terburu-buru mengambil keputusan.

“Apakah yang satu lebih merugikan? Apakah keduanya sama saja, tidak menimbulkan masalah apapun, atau apakah yang satu lebih ceroboh dan tidak bertanggung jawab daripada yang lainnya?” kata Manchin. “Saya tidak dapat menjawab pertanyaan itu, tetapi saya pikir penasihat khusus akan melakukan pekerjaan yang lebih baik daripada para politisi dan sirkus politik yang akan mengikutinya.”

Baca juga: Skandal Dokumen Rahasia Biden, Republik Desak Daftar Tamu Kediaman Presiden Diungkap

NDTV | VOA NEWS | REUTERS | ABC NEWS | NBC NEWS

Berita terkait

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

10 jam lalu

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

Gedung Putih mengatakan Biden menegaskan kembali "posisinya yang jelas" ketika Israel berencana menyerang Kota Rafah, wilayah paling selatan di Gaza

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

2 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

18 Negara Ini Desak Hamas Terima Kesepakatan Bebaskan Sandera

3 hari lalu

18 Negara Ini Desak Hamas Terima Kesepakatan Bebaskan Sandera

Sekelompok 18 negara meminta Hamas untuk segera membebaskan sandera dan menerima perjanjian gencatan senjata.

Baca Selengkapnya

Protes Kebijakan Biden di Gaza, Juru Bicara Deplu AS Mengundurkan Diri

3 hari lalu

Protes Kebijakan Biden di Gaza, Juru Bicara Deplu AS Mengundurkan Diri

Jubir bahasa Arab untuk Deplu AS telah mengundurkan diri dari jabatannya karena penentangannya terhadap kebijakan Biden di Gaza.

Baca Selengkapnya

Unjuk rasa Pro-Palestina di Kampus-kampus AS Terus Berlangsung, Apa Penyebabnya?

4 hari lalu

Unjuk rasa Pro-Palestina di Kampus-kampus AS Terus Berlangsung, Apa Penyebabnya?

Unjuk rasa Pro-Palestina mahasiswa di AS atas perang Gaza kian intensif dan meluas selama seminggu terakhir, termasuk di Yale dan New York University.

Baca Selengkapnya

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

4 hari lalu

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

7 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

7 hari lalu

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan negaranya tidak pantas dicap kanibal setelah Presiden AS Joe Biden bercerita tentang pamannya yang tewas di sana pada Mei 1944.

Baca Selengkapnya

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

8 hari lalu

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

Serangan brutal Israel pada Sabtu malam di Rafah menewaskan 18 orang, termasuk 14 anak-anak. Dokter berhasil menyelamatkan bayi dari jasad ibu hamil

Baca Selengkapnya

Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

13 hari lalu

Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani memimpin delegasi untuk bertemu Presiden AS Joe Biden dan pejabat lainnya di tengah ketegangan antara Iran dan Israel.

Baca Selengkapnya