26 Hari MA Penculikan MA, Kesedihan Ibu dan Cerita Operasi Polisi

Sabtu, 7 Januari 2023 05:57 WIB

Pelaku penculikan anak di Gunung Sahari, akhirnya ditangkap polisi di daerah Ciledug, Tangerang.

TEMPO.CO, Jakarta - Onih iba melihat putrinya, MA, 6 tahun, dengan raut tampak dekil, kusam, dan kotor setelah ditemukan bersama penculiknya, Iwan Sumarno. Berat badannya pun menurun drastis. Onih harus menunggu 26 hari, sejak 7 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023 baru polisi menangkap pelaku penculikan dan menemukan MA.

Onih melaporkan penculikan MA itu pada Jumat, 9 Desember 2022. Sejak MA hilang, Onih tak lelah berkeliling mencari buah hatinya.

Dalam rekaman CCTV, Iwan membawa MA dengan sebuah bajaj warna biru yang berbahan bakar gas pada pukul 10.13 WIB di Kawasan Gunung Sahari, Jakarta Pusat. Mereka berdua masuk dan bajaj itu langsung pergi dari tempat kejadian perkara atau TKP. Orang tua MA mengenal terduga pelaku bekerja sebagai pemulung dan baru dikenal beberapa bulan.

Meski aksi penculikan MA terekam CCTV, polisi membutuhkan waktu hampir sebulan untuk menemukannya. Polisi mengakui hambatan yang dialami saat pencarian korban dan tersangka adalah kualitas rekaman CCTV. Misalnya, posisi gambar jauh, gelap, dan bias karena sorotan kamera.

Baca juga: Korban Penculikan MA Perlu Mendapat Terapi Psikososial

Advertising
Advertising

Kepala Kepolisian Resor Jakarta Pusat Komisaris Besar Komarudin mengatakan polisi menemukan rekaman CCTV lain di Jalan Industri, Kemayoran, yang disebut dapat memperlihatkan wajah perampok anak itu.

Setelah sejumlah informasi terkumpul, terungkap pria itu bernama Iwan Sumarno, 42 tahun. "Dari sana kemudian kita bisa mengidentifikasi siapa sesungguhnya orang ini. Di situlah baru kita menemukan nama Iwan Sumarno," kata Komarudin, kepada Tempo, di Stadion Gelora Bung Karno, Kamis, 5 Januari 2023.

Baru pada 30 Desember 2022, polisi menetapkan Iwan masuk daftar pencarian orang alias DPO. Tiga hari berikutnya polisi menangkap Iwan.

Makan waktu ungkap pelaku

Komarudin mengatakan Polres Jakarta Pusat sempat kesulitan mengidentifikasi dan melacak Iwan Sumarno. Pelacakan menggunakan investigasi ilmiah pun dilakukan lantaran informasi keluarga korban menyebut Iwan memakai telepon seluler. Hasilnya, Iwan tak menggunakan ponsel. "Dari data yang kami angkat tidak ditemukan ada riwayat komunikasi di titik-titik di mana tadi sudah saya sampaikan," ujar dia.

Mengandalkan CCTV pun sulit. Belasan kamera pengawas diperiksa penyidik Polres Jakarta Pusat, tapi kualitas rekamannya yang buruk.

Langkah yang ditempuh saat itu, kata Komarudin, yakni memperkirakan tinggi badan, gestur, termasuk atribut yang dipakai Iwan berdasarkan beberapa rekaman kamera pengawas. Dari situ, polisi kembali meminta keterangan sejumlah saksi.

Menurut Komarudin, tim yang dibentuk mendatangi sejumlah tempat yang pernah dijejaki Iwan. Hasilnya, polisi menemukan beberapa nama berbeda. "Kita tanyakan ke beberapa orang saksi, telusuri ke beberapa tempat di mana dia pernah terlihat atau pernah tinggal. Sehingga dari sana muncul beberapa nama berbeda," ujar dia.

Nama-nama berbeda itu antara lain Yudi, Herman, dan Jeky. Di keluarga korban Iwan dikenal sebagai Yudi. Sementara di lingkungan keluarganya, ia disebut Jacky. Sementara ada para pemulung yang mengenalnya dengan nama Herman.

Baca juga: 10 Tips Mencegah Penculikan Anak dari Federasi Serikat Guru Indonesia

Iwan punya rekam jejak sebagai pelaku pencabulan yang divonis 7 tahun penjara pada 2014. Selain itu, dia sempat ditahan lantaran kasus penggelapan sepeda motor di Pademangan, Jakarta Utara.

Polisi hingga hari ini belum mengungkap apa motif Iwan menculik MA, yang katanya mengenal keluarga korban. Hal ini menjadi catatan penting dalam pengungkapan kasus-kasus penculikan anak seperti yang menimpa MA.

Kekerasan di Tangan Pemulung

Keterlambatan polisi mengungkap kejahatan penculikan kepada MA, membuat korban diduga mendapat berbagai intimidasi, kekerasan fisik, dan eksploitasi. Selama 26 hari MA di tangan penculik, dia setiap hari dibawa berkeliling mengumpulkan barang bekas.

Polisi menemukan Iwan dan MA di Tangerang. Saat ditemukan, Iwan sedang memulung sementara MA berada di dalam gerobak yang digunakan pelaku.

Onih menceritakan MA diduga kerap mendapat intimidasi dari Iwan. Ketika MA meminta dipulangkan ke orang tuanya, Iwan melempar ancaman, bahkan memukul paha MA. "Pahanya dipukul dua kali," ujar Onih.

Kekerasan itu terjadi setiap kali MA menangis merindukan orang tuanya. Iwan kerap membentak korban dengan memintanya supaya tidak berisik dan mengancam memukul. Dia juga hanya diberi makan sehari sekali. Tapi keringat MA dileras setiap saat dengan memulung dari sore sampai malam.

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait menuturkan kasus penculikan anak tidak menyasar keluarga menengah bawah, tapi kasus penculikan anak pun bisa menyasar keluarga menengah atas. "Karena tujuan-tujuan penculikan itu dilakukan lintas profesi," ucap dia

Komisioner Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Sylvana Apituley, mengapresiasi Polres Jakarta Pusat karena mengungkap kasus penculikan MA walau diungkap cukup lama. Menurut Sylvana, yang penting di rumah sakit korban mendapat pemeriksaan yang mendalam.

Bukan pemeriksaan fisik saja, melainkan pemeriksaan mental. Alasannya keberadaan korban cukup lama bersama pelaku. Sylvana menilai perlu mengecek korban apa yang dia alami selama hampir sebulan bersama pelaku. "Dan patut dicurigai, dicek apakah korban mengalami kekerasan seksual," ucap dia.

Pengecekan terhadap korban penculikan yang dibawa Iwan penting dilakukan mengingat catatan kriminalnya sebagai pelaku pencabulan anak. "Itu residivis, kambuhan. Itu patut dicurigai, dia lakukan lagi?" ucap Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi yang mengatakan akan bertemu Iwan di tahanan Polres Jakarta Selatan.

Tujuan pertemuan itu adalah untuk menggali keterangan dari Iwan apa motif dia menculik MA. Hal itu bertolak dari keterangan polisi bahwa belum ada penjelasan tersangka yang bisa dijadikan motif penculikan. "Supaya saya betul-betul mengingatkan ke masyarakat luas terhadap bahaya penculikan, kejahatan seksual, perdagangan anak, yang semua dengan bujuk rayu," ujar Kak Seto.

Baca juga: Jadikan Korban sebagai Pengemis, Ini Sanksi Pidana untuk Penculik Anak

Berita terkait

Polres Metro Depok Tangkap Begal Ponsel yang Menyebabkan Siswi SMP Terseret

4 hari lalu

Polres Metro Depok Tangkap Begal Ponsel yang Menyebabkan Siswi SMP Terseret

Siswi SMP di Depok itu terjatuh dan terseret beberapa meter hingga luka di lengan dan lutut saat berusaha mempertahankan HP yang dirampas begal.

Baca Selengkapnya

Aksi Hari Buruh di Patung Kuda: Jalan Medan Merdeka Barat, Jalan Perwira, TL Harmoni Ditutup

4 hari lalu

Aksi Hari Buruh di Patung Kuda: Jalan Medan Merdeka Barat, Jalan Perwira, TL Harmoni Ditutup

Polres Jakarta Pusat mengimbau warga yang ingin ke arah Monas mencari jalan alternatif karena ada aksi peringatan Hari Buruh di Patung Kuda

Baca Selengkapnya

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

5 hari lalu

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

IPW menilai proses pemeriksaan terhadap tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi tak cukup berhenti di kesimpulan bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Polisi Sebut Akan Periksa Ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi Dalami Penyebab Kematian di Mobil

5 hari lalu

Polisi Sebut Akan Periksa Ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi Dalami Penyebab Kematian di Mobil

Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan polisi terus menggali terkait kasus meninggalnya Brigadir Ridhal Ali Tomi diduga bunuh diri di dalam mobil.

Baca Selengkapnya

Kronologi Brigadir RA Tewas Diduga Bunuh Diri dalam Mobil Alphard, Ini yang Terlihat di CCTV

6 hari lalu

Kronologi Brigadir RA Tewas Diduga Bunuh Diri dalam Mobil Alphard, Ini yang Terlihat di CCTV

Anggota Polresta Manado Brigadir Ridhal Ali Tomi ditemukan tewa dalam mobil Alphard. Apa penyebab kematiannya? Berikut kronologi tewasnya Brigadir RA?

Baca Selengkapnya

Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak di dalam Mobil Alphard di Mampang, Keluarga dari Manado cek TKP dan CCTV

8 hari lalu

Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak di dalam Mobil Alphard di Mampang, Keluarga dari Manado cek TKP dan CCTV

Keluarga almarhum Brigadir RA datang langsung dari Manado untuk mengecek TKP dan melihat CCTV. Ditemukan luka tembak di kepala korban.

Baca Selengkapnya

Brigadir RA Ditemukan Tewas di Dalam Mobil Alphard di Jakarta Selatan, Polisi Duga Bunuh Diri

8 hari lalu

Brigadir RA Ditemukan Tewas di Dalam Mobil Alphard di Jakarta Selatan, Polisi Duga Bunuh Diri

Polisi menyimpulkan sementara Brigadir RA tewas karena bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

16 hari lalu

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Cara Mudah Membuat Ponsel Pintar Lama Menjadi CCTV

18 hari lalu

Cara Mudah Membuat Ponsel Pintar Lama Menjadi CCTV

Dengan menggunakan smartphone yang sudah tidak terpakai, CCTV dapat mudah dibuat dengan menggunakan sebuah aplikasi.

Baca Selengkapnya

Daftar Link dan Aplikasi CCTV untuk Pantau Arus Balik Lebaran 2024

20 hari lalu

Daftar Link dan Aplikasi CCTV untuk Pantau Arus Balik Lebaran 2024

Berikut ini daftar link dan aplikasi CCTV untuk pantau arus balik mudik Lebaran 2024 di jalan arteri dan jalan tol seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya