Unjuk Rasa Dampak Kematian Mahsa Amini Berlarut-larut, Siapa Dalang Dibaliknya?

Reporter

Tempo.co

Selasa, 4 Oktober 2022 09:00 WIB

Mahsa Amini, 22 tahun, meninggal pada Jumat, 16 September 2022, setelah sebelumnya sempat koma. Dia ditahan di Ibu Kota Tehran pada awal pekan ini. Kasusnya mendapat sorotan aktivis perempuan di Iran. IranWire/via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Unjuk rasa di Iran buntut kematian Mahsa Amini, 22 tahun, sudah masuk pekan ketiga sejak meletup pertama kalinya pada 17 September 2022. Bukannya mereda, demonstrasi malah menyebar ke hampir semua penjuru di Iran, bahkan disejumlah negara sebagai bentuk solidaritas.

Amini meninggal dalam tahanan pada 16 September 2022. Dia ditahan pada bulan lalu di Ibu Kota Teheran karena pakaiannya dinilai tidak pantas oleh polisi moral. Iran memberlakukan aturan berpakaian secara ketat untuk wanita.

Orang-orang menyalakan api selama protes atas kematian Mahsa Amini, seorang wanita yang meninggal setelah ditangkap oleh "polisi moral" republik Islam itu, di Teheran, Iran, 21 September 2022. Demo ini pecah di sejumlah kota besar di Iran sejak kematian Mahsa Amini. WANA (Kantor Berita Asia Barat) via REUTERS

Advertising
Advertising

Kematiannya memicu demonstrasi besar pertama oleh oposisi di jalan-jalan Iran. Ini adalah protes terbesar sejak krisis kenaikan harga pada 2019.

Hingga Senin, 3 Oktober 2022, sedikitnya 92 orang tewas dalam unjuk rasa di Iran. Sebelumnya pada Jumat 30 September 2022, sebanyak 41 orang tewas dalam bentrokan di tenggara Iran, yang berbatasan dengan Afghanistan dan Pakistan.

Demonstrasi solidaritas untuk perempuan Iran berlangsung pula di seluruh dunia di lebih dari 150 kota. Sejak revolusi Islam 1979, perempuan Iran harus mengenakan jilbab.

Kedutaan Besar Iran di Jakarta menyatakan peristiwa meninggalnya Amini merupakan hal yang membuat pemerintah dan masyarakat di negara itu bersedih.

Melalui pernyataan tertulis pada Jumat, 30 September 2022, Kedutaan Besar Iran menyatakan pemerintah akan mengusut tuntas kasus kematian Amini yang memicu protes di seluruh negeri tersebut. Tim investigasi dan pencari fakta khusus dibentuk oleh pemerintah untuk mengklarifikasi semua aspek insiden ini dan menemukan kebenaran dari peristiwa tersebut.

Tim yang dimaksud disebut telah melakukan penelitian lapangan, eksperimen ilmiah, meninjau catatan medis, memintai keterangan orang-orang dan pihak-pihak yang relevan mengenai kematian Amini ini, hingga meninjau rekaman CCTV.

Kedutaan Besar Iran mengutip pernyataan Kementerian Dalam Negeri Iran menegaskan, hasil penyelidikan awal dan laporan yang dibuat oleh Rumah Sakit Kasra membuktikan bahwa tidak ada tindakan kekerasan atau pukulan apapun terhadap Amini.

Kini berbagai lembaga terkait sedang bekerja untuk menentukan penyebab kematian Amini.

Siapa pemicu unjuk rasa

Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan unjuk rasa dampak kematian Amini, yang berujung rusuh itu adalah campur tangan Barat yang memusuhi negara Islam itu sejak 1979.

"Musuh telah melakukan kesalahan komputasi dalam menghadapi Islam Iran selama 43 tahun, membayangkan bahwa Iran adalah negara lemah yang dapat didominasi," kata Raisi.

Sedangkan Pemimpin Iran tertinggi Ayatollah Ali Khamenei pada Senin, 3 Oktober 2022, menuduh Amerika Serikat dan Israel sebagai otak dibalik gelombang unjuk rasa tersebut. Kedua negara yang disebut Khamenei itu adalah musuh bebuyutan Iran.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman mengatakan pada Kamis, 29 September 2022, ingin agar Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap Iran setelah kematian Amini.

Sedangkan Kanada pada Senin, 4 Oktober 2022, sudah menjatuhkan sanksi kepada Iran atas tuduhan pelanggaran HAM dan buntut kematian Amini. Mereka yang kena sanksi ini adalah 25 individu dan 9 lembaga, di antaranya Garda Revolusi Iran, Kementerian Intelijen Iran dan Keamanan.

Di Norwegia, beberapa orang berusaha memasuki kantor Kedutaan Iran di Oslo selama protes atas kematian Amini. Dua demonstran luka ringan. Kepolisian Norwegia menjelaskan sebanyak 95 orang ditahan.

Mengapa unjuk rasa masih berlangsung

Demonstrasi buntut kematian Amini pada 3 Oktober 2022, sudah memasuki pekan ketiga. Unjuk rasa berlarut-larut karena tragedi kematian Amini sama seperti menyalakan kembali kemarahan warga Iran atas isu-isu seperti pembatasan kebebasan pribadi, contohnya aturan berpakaian yang ketat untuk perempuan. Ekonomi Iran juga sedang terguncang akibat sanksi.

Bentrokan antara pengunjuk rasa Iran dan pasukan keamanan telah mengguncang kota-kota di seluruh negeri selama 16 malam berturut-turut. Bentrokan pertama kali berkobar di wilayah barat yang merupakan rumah bagi minoritas Kurdi Iran, tempat asal Amini.

Ulama – ulama Iran khawatir protes 2019 yang meletus karena kenaikan harga BBM, bakal bangkit lagi. Kala itu, aksi protes menyebabkan sekitar 1.500 orang tewas.

Baca juga: Kematian Mahsa Amini, Aparat Keamanan Iran Bentrok dengan Mahasiswa

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

1 hari lalu

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

2 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

2 hari lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

3 hari lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

3 hari lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

3 hari lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

4 hari lalu

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

4 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

4 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh Internasional, Deretan Tuntutan Unjuk Rasa Gabungan Buruh dan Mahasiswa Surabaya

5 hari lalu

Hari Buruh Internasional, Deretan Tuntutan Unjuk Rasa Gabungan Buruh dan Mahasiswa Surabaya

Unjuk rasa Hari Buruh Internasional dengan pagelaran teatrikal dan aksi berjalan kaki (long march)

Baca Selengkapnya