Ratu Elizabeth II, Yang Dipuja dan Dikritik

Reporter

Tempo.co

Selasa, 13 September 2022 08:00 WIB

Ratu Elizabeth mengalami gejala mirip flu ringan dan akan mendapatkan perawatan di Kastil Windsor. Joe Giddens/ Pool via REUTERS/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat dunia pada 9 September 2022, dikejutkan oleh kabar meninggalnya Ratu Elizabeth II dalam usia 96 tahun. Pemimpin tahta Kerajaan Inggris itu, menjadi Ratu paling dikenal oleh masyarakat Inggris karena tercatat sebagai pemimpin Kerajaan Inggris terlama dalam sejarah, yakni 70 tahun.

Pada Minggu, 11 September 2022, ada puluhan ribu orang berbaris di jalan mengiringi perjalanan peti mati Ratu menuju kota Edinburgh, Skotlandia. Pemakaman kenegaraan Ratu Elizabeth II rencananya akan dilakukan di London pada 19 September 2022.

Ratu Elizabeth II telah meninggalkan warisan besar tugas dan tanggung jawab menjaga kedaulatan Inggris yang sekarang diserahkan pada pemimpin tahta Kerajaan Inggris yang baru, Raja Charles III.

Advertising
Advertising

“Saya mengambil semua tanggung jawab ini,” kata Raja Charles III.

Bagi Charles, yang merupakan putra sulung Ratu Elizabeth II, ibunya adalah sosok yang menginspirasi. Dia pun bertekad untuk menegakkan pemerintahan yang konstitusional, mewujudkan perdamaian, harmoni dan kemakmuran pada masyarakat di penjuru Inggris dan negara-negara persemakmuran serta territorial di seluruh dunia.

Selain keluarga, Ratu Elizabeth II juga meninggalkan kesan mendalam pada Duta Besar Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins. Dia menggambarkan wafatnya Ratu Elizabeth II sebagai momen kesedihan dan kehilangan yang mendalam bagi masyarakat Inggris dan warga dunia.

Jenkins menilai, Ratu Elizabeht II adalah pemimpin yang luar biasa dan menginspirasi kehidupan bernegara masyarakat Inggris selama lebih dari tujuh dekade.

“Ratu memberikan layanan tanpa henti bagi Inggris, Kerajaan, dan Persemakmuran," kata Jenkins dalam keterangan pers, Jumat, 9 September 2022.

Jenkins mengatakan dedikasi Ratu dalam melayani masyarakat Inggris dan urusan luar negerinya, termasuk dengan Indonesia, membuatnya menjadi diplomat paling hebat. Secara pribadi, ia mengaku terhormat bisa menyaksikan langsung sosok Ratu Elizabeth II dan kehebatannya.

Ben Mitchell, seorang anggota dewan Australia juga belum melupakan pengalaman bertemu Ratu Elizabeth II saat dia melakukan kunjungan kenegaraan ke Australia pada 2011. Mitchell mengungkapkan Ratu Elizabeth II adalah sosok pemimpin yang hangat, menyenangkan, dan menunjukkan minat yang tulus dalam hidupnya.

"Beliau mengobrol dengan kami, dan saya yakin beliau melakukan percakapan seperti itu ribuan kali sehari. Tetapi ketika Anda berbicara langsung dengannya, itu terasa tulus," ungkap Mitchell, ketika mengingat kembali pertemuannya bersama Sang Ratu di Perth, Australia.

Kontoversi Ratu Elizabeth II

Namanya juga hidup, tak selalu mulus. Begitu juga kehidupan Ratu Elizabeth II yang juga pernah diselimuti kontroversi dan kritikan.

Pada Mei 2012, Ratu Inggris Elizabeth II, menggelar jamuan makan siang kenegaraan di Istana Windsor untuk memperingati ulang tahun kekuasaannya yang ke-60. Namun jamuan yang dihadiri sederet pemimpin negara sahabat tersebut menuai kontroversi di dalam negeri. Pasalnya, ada tamu yang dianggap melanggar HAM, namun di undang dalam acara itu.

“Ratu mempermalukan monarki dan merusak perayaan ulang tahun Intan dengan mengundang tiran berlumur darah dalam jamuan kehormatan,” kata Peter Tatchell, penggiat HAM di Inggris. Undangan kepada para tiran, menurut Tatchell, sangat mengejutkan. “Ratu kehilangan kontak dengan nilai kemanusiaan sebagian besar rakyat Inggris.”

Raja Bahrain Hamad al-Khalifa dan Raja Swaziland Mswati III menduduki perangkat teratas tamu yang paling kontroversial. Bahrain ketika itu menjadi sorotan karena pelanggaran HAM terhadap para aktivis Syiah. Adapun Raja Mswati III, yang menempati peringkat ke-15 raja terkaya di dunia, membiarkan 1,2 juta warganya kelaparan.

<!--more-->

Ada pula orang yang melontarkan kritik untuk Ratu Elizabeth II. Profesor dari Universitas Carnegie Mellon, Amerika Serikat, Uju Anya, menuai kontroversi setelah mencuit kata-kata keras terhadap Ratu Elizabeth II persis beberapa saat sebelum pemimpin monarki Inggris Raya itu meninggal.

“Saya mendengar penguasa dari kerajaan pencuri, pemerkosa dan pelaku genosida akhirnya sekarat. Semoga rasa sakitnya menyiksa,” tulis profesor itu di Twitter sebelum pengumuman Ratu telah meninggal, dikutip The Independent, Jumat, 9 September 2022.

Twitter menghapus tweet tersebut karena melanggar kebijakannya. Anya menghadapi reaksi keras dari netizen atas indikasi ketidakpekaannya. Pendiri Amazon Jeff Bezos turut mengkritik Anya.

Namun, sang profesor menanggapi dengan lebih keras.

“Jika ada yang mengharapkan saya untuk mengungkapkan apa pun kecuali penghinaan terhadap rezim yang mengawasi pemerintah yang mensponsori genosida, yang membantai dan menelantarkan setengah keluarga saya, serta konsekuensi yang masih coba diatasi oleh mereka yang hidup hari ini, Anda hanya bisa berharap,” kata Anya mencuitkan.

Anya lahir di Nigeria dari ayah Nigeria dan ibu dari Trinidad dan Tobago. Kedua negara dijajah oleh Inggris. Nigeria merdeka pada 1960, sementara Trinidad dan Tobago mengikuti dua tahun kemudian.

Kendati banyak yang mengecam, tapi tak sedikit pula yang mendukung Anya. Terutama para netizen yang berasal dari bekas koloni atau yang memiliki jejak nenek moyang mereka di tempat-tempat yang diduduki Inggris. Mereka setuju dengan pernyataan Anya tentang genosida dan kekerasan historis Inggris di bawah kekuasaan Elizabeth.

Menariknya, Liz Truss rupanya pernah menjadi salah satu orang yang vokal menyuarakan penolakan terhadap sistem monarki di Inggris saat remaja. Sebelum dilantik sebagai Perdana Menteri Inggris, tersebar potongan video viral yang menunjukkan sikap kritisnya.

“Kami tidak percaya orang dilahirkan untuk memerintah. Kami Demokrat Liberal percaya pada kesempatan untuk semua,” ucapan tersebut dilontarkan oleh Liz Truss pada 1947 saat konferensi Lib Dem 1994.

Melansir metro.co.uk, Liz Truss mengaku menyesal terhadap komentar pedas yang dilakukannya untuk Kerajaan Inggris sewaktu remaja.

Rencananya, usai seremoni pemakaman kenegaraan, jenazah Ratu Elizabeth II akan dibawa ke Wellington Arch lalu menuju Istana Windsor.Ia akan dimakamkan di Kapel St George yang ada di Istana Windsor, yang juga menjadi makam suaminya Pangeran Philip dan sang ayah, Raja George VI.

Baca juga: Sosok Ratu Elizabeth II sebagai Ibu, Nenek, dan Nenek Buyut

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

1 jam lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

11 jam lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

15 jam lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

1 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

1 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

2 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

2 hari lalu

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

Berikut ini rincian tiga jenis sumber penerimaan utama negara Indonesia beserta jumlah pendapatannya pada 2023.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

2 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

3 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

4 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya