Mengukur Efek Nihil Windfall Komoditas terhadap RAPBN 2023

Rabu, 17 Agustus 2022 19:52 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan) menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait nota keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023 di Jakarta, Selasa, 16 Agustus 2022. ANTARA/Aditya Pradana Putra

Asumsi harga minyak di US$ 90 per barel, menurut Josua, turut mendorong kian tingginya belanja subsidi dan kompensasi energi dan juga peningkatan belanja pembayaran bunga utang pemerintah. Ditambah lagi anggaran yang dialokasikan untuk Ibu Kota Negara Nusantara atau IKN dan pemilu.

Dengan penetapan defisit APBN 2023 maksimal 3 persen terhadap PDB, Josua menilai pemerintah perlu mendorong produktivitas belanja dan menetapkan skala prioritas dalam alokasi belanja yang memiliki efek berganda. “Bukan hanya dalam jangka pendek namun juga dalam jangka menengah-panjang,” tuturnya.

Baik Bhima dan Josua sama-sama mengkritisi langkah pemerintah berikutnya dalam menggelontorkan program bantuan sosial untuk meredam efek kejut inflasi khususnya terhadap masyarakat rentan.

“Yang belum disebut itu seberapa besar perlindungan sosial nantinya. Apakah cukup seperti tahun ini atau bisa dinaikkan lagi? Apalagi di tahun politik biasanya model belanja lebih populis,” ucap Bhima.

Sedangkan Josua menilai beberapa asumsi makro dan postur penerimaan dan belanja pada tahun 2023 konservatif, tapi ada juga yang cukup optimistis. “Jadi masih cenderung realistis tapi dengan catatan-catatan khusus yakni dengan kerja keras pemerintah untuk memitigasi risiko eksternal,” ujarnya.

Adapun Fajry Akbar menyatakan penerimaan negara pada tahun 2022 cukup terbantu dengan kenaikan harga komoditas. Hal ini terlihat dari setoran pajak dari sektor pertambangan naik 262,1 persen year on year.

“Dan kontribusinya ke penerimaan negara naik menjadi 9,4 persen,” kata Fajry. Sedangkan tahun depan, akan ada tantangan cukup besar karena tren harga komoditas mulai menurun sejak akhir Juni 2022.

Tingginya inflasi dan rencana pengetatan moneter, menurut Fajry, juga akan menjadi tantangan serius. Apalagi sejumlah bank sentral, utamanya The Federal Reserve berencana menaikkan suku bunga dan memicu kontraksi ekonomi di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Selain itu, masih ada ancaman krisis pangan dan energi sebagai dampak dari krisis geopolitik antara Ukraina dan Rusia. “Penerimaan pajak yang merupakan hilir dari aktivitas ekonomi pasti akan terdampak,” tutur Fajry.

ARRIJAL RACHMAN | RR ARIYANI

Baca: Jokowi Tak Singgung Kenaikan Gaji PNS, Belanja Pemerintah pada 2023 Turun 5,9 Persen

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Cerita Pekerja Harian di Bendungan Sepaku Semoi IKN: Dibayar Rp 135 Ribu per Hari, Senang Melihat Kunjungan Menteri

7 jam lalu

Cerita Pekerja Harian di Bendungan Sepaku Semoi IKN: Dibayar Rp 135 Ribu per Hari, Senang Melihat Kunjungan Menteri

Sugianto, 30 tahun, sudah tiga tahun bekerja di proyek Bendungan Sepaku Semoi IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

1 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Berkomunikasi dengan Prabowo, Ombudsman Buka Suara Kasus Penipuan Deposito BTN

2 hari lalu

Terkini: Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Berkomunikasi dengan Prabowo, Ombudsman Buka Suara Kasus Penipuan Deposito BTN

Staf Khusus Menteri Keuangan mengatakan Jokowi sudah memerintahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berkomunikasi dengan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

2 hari lalu

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada tahun ini dapat tercapai.

Baca Selengkapnya

Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Berkomunikasi dengan Prabowo, Ini Tujuannya

2 hari lalu

Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Berkomunikasi dengan Prabowo, Ini Tujuannya

Yustinus Prastowo mengatakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah memerintahkan Sri Mulyani berkomunikasi dengan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Investasi Bidang Pendidikan Membuka Peluang Indonesia Maju

2 hari lalu

Sri Mulyani: Investasi Bidang Pendidikan Membuka Peluang Indonesia Maju

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan investasi di bidang pendidikan akan membuka peluang Indonesia menjadi lebih maju.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Diusulkan Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta, Bagaimana Tanggapannya?

2 hari lalu

Sri Mulyani Diusulkan Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta, Bagaimana Tanggapannya?

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) DKI mengusulkan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Masuk Bursa Pilkada DKI Jakarta, Ini Kata Staf Khusus Menteri Keuangan

2 hari lalu

Sri Mulyani Masuk Bursa Pilkada DKI Jakarta, Ini Kata Staf Khusus Menteri Keuangan

Staf khusus Menteri Keuangan memastikan Sri Mulyani dan Kementerian Keuangan menghormati segala diskusi dan aspirasi yang ada di masyarakat

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Pemerintah Bijak Mengelola Pertumbuhan Ekonomi

3 hari lalu

Bamsoet Dorong Pemerintah Bijak Mengelola Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang positif patut dikelola dengan penuh kebijaksanaan karena ketidak pastian global.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

3 hari lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya