Kelangkaan Gandum, Kenaikan Harga Mi Instan, dan Mimpi RI Produksi Massal Sorgum

Kamis, 11 Agustus 2022 12:26 WIB

Sorgum. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Wacana pemerintah untuk menanam massal sorgum di lahan seluas 154 ribu hektare dalam waktu dua tahun diragukan sejumlah pihak. Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Rusli Abdulah, mempertanyakan kemampuan Indonesia menggeber produksi sorgum yang diyakini bisa menjadi alternatif gandum.

"Pak Jokowi kan menargetkan 2024, apakah itu bisa? Apakah melihat bagaimana kondisi permintaan dan penawarannya?” kata Rusli saat dihubungi pada Kamis, 11 Agustus 2022.

Sorgum adalah tanaman berbentuk biji-bijian sereal yang memiliki manfaat sebagai pakan ternak, bahan dasar energi biodiesel, hingga bahan pangan. Wacana penanaman sorgum dalam jumlah besar muncul setelah sembilan negara mengungumkan menyetop sementara ekspor gandum di tengah gejolak geopolitik Rusia-Ukraina yang menyebabkan rantai pasok pangan terganggu.

Sembilan negara yang menutup keran ekspor adalah Kazakhstan, Kirgizstan, India, Afghanistan, Aljazair, Serbia, dan Ukraina. Tersebab kondisi inilah Indonesia akhirnya mencari alternatif pengganti gandum bila stok komoditas itu terus menipis.

Meski serupa gandum, Rusli melihat sorgum tak serta-merta bisa menggantikan bahan pokok mi, kue, hingga roti tersebut. Apalagi, dia melihat permintaan gandum di Indonesia setiap tahun terus meningkat karena konsumennya semakin besar. Hal ini ditunjukkan dari data impor dari dua negara yang tengah berkonflik, seperti Rusia dan Ukraina, yang beberapa waktu ke belakangan naik. Bahkan, impor dari kedua negara itu mencapai 25 persen dari total keseluruhan volume impor gandum di Indonesia.

Advertising
Advertising

Besarnya pasar gandum di Indonesia disebabkan oleh melonjaknya kebutuhan industri seiring dengan pergeseran pola makan masyarakat. Saat ini, kata Rusli, banyak orang Indonesia yang memilih mengkonsumsi gandum, seperti pizza dan olahan roti, khususnya kelompok masyarakat kelas atas.

Rusli berujar, orang kaya di Indonesia yang jumlahnya semakin banyak pada akhirnya meningkatkan permintaan gandum. “Coba orang miskin enggak perlu makan gandum yang penting ada beras kan,” ucap Rusli.

Meski demikian, Rusli berpendapat niat pemerintah menanam sorgum perlu diapresiasi. Upaya itu, tutur dia, merupakan langkah pemerintah untuk mensubtitusi gandum. “Pokoknya harus kita apresiasi karena memang kita kan bukan penghasil gandum. Itu kan porsi impornya gede banget dan itu akan semakin meningkat. Jadi perlu diapresiasi,” ujar Rusli.

Di sisi lain, Rusli melihat kelangkaan gandum telah membuat harga-harga pangan olahannya naik. Mi instan, misalnya. Di pasar, kata Rusli, harga mi instan sudaha terkerek Rp 200 hingga Rp 300. “Yang jelas sudah naik.”

<!--more-->

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai langkah pemerintah untuk mengembangkan sorgum sebagai substitusi impor gandum tidak realistis. "Belum bisa. Skala produksinya masih terlalu kecil," ujarnya.

Persoalan skala produksi ini, menurutnya, signifikan karena hanya sebagian wilayah di Nusa Tenggara atau di Indonesia bagian Timur yang bisa ditanami sorgum. Sementara itu di wilayah Indonesia lainnya, masyarakat lebih tertarik menanam beras karena faktor stabilisasi harga.

Selain masalah lahan, menurut Bhima, muncul persoalan lain. Jika pemerintah ingin membuat food estate sorgum, Bhima menuturkan seharusnya pemerintah memperbaiki terlebih dahulu food estate yang sudah ada sekarang di Sumatera dan Kalimantan. Sebab, banyak food estate yang belum baik dari segi on farm maupun off farm-nya, juga pada saat pengerjaan maupun saat pengolahan pascapanen.

Ia berharap pemerintah dapat memperbaiki dulu lumbung pangan atau food estate yang sudah ada sekarang, baru membahas soal komoditas lainnya. Sehingga anggaran untuk proyek tersebut tidak terbuang percuma. Apalagi jika pemerintah ingin menjawab krisis pangan, perlu dipikirkan jangka waktu proyek ini membuahkan hasil.

"Ternyata proyeknya masih 10-20 tahun lagi berhasilnya, padahal krisis pangannya terjadi sekarang," tuturnya.

<!--more-->

Mimpi Jokowi Cetak 154 Ribu Hektare Lahan untuk Sorgum

Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebelumnya mulai memerintahkan anak buahnya untuk mencetak lahan sorgum hingga 154 ribu hektare sampai 2024 nanti. Sorgum akan dikembangkan, termasuk sampai ke produk turunannya untuk konsumsi tepung sorgum, sekalipun harganya lebih mahal ketimbang tepung terigu yang biasa digunakan masyarakat.

"Tepung sorgum ini menjadi miss product, karena dia gluten free," kata Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto seusai rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 4 Agustus 2022.

Airlangga menjelaskan ketika dipanen, harga sorgum mencapai Rp 13 ribu per kilogram dan butuh rasio empat kali untuk menghasilkan tepung. Sehingga, harga produksinya sekitar Rp 52 ribu dan harga jual mencapai Rp 60 sampai 70 ribu per kilogram.

Harga ini terpaut jauh dengan harga tepung singkong yang hanya Rp 9.000 per kilogram, sagu Rp 9.000 per kilogram, maupun tepung terigu yang sekitar Rp 12 ribu. Sehingga, Airlangga menyebut produk tepung sorgum ini bersifat premium di pasar.

Walau demikian, pemerintah tetap akan mengembangkan industri off taker untuk menyerapkan sesuai dengan jumlah lahan yang sekarang diperluas. Di tahap awal, pemerintah akan mengembangkan lahan sorgum sampai 100 ribu hektare. "Baru industrinya kami eskalasi lagi," kata dia.

Perintah untuk mengembangkan sorgum disampaikan Jokowi di tengah larangan ekspor gandum berkepanjangan dari negara-negara produsen. "Kami harus mengembangkan tanaman pengganti dari gandum," kata Airlangga.

Saat ini, pasar ekspor gandum global terdampak oleh perang Rusia-Ukraina dan ancaman krisis pangan. Seiring dengan kebijakan pelbagai negara yang berpengaruh terhadap rantai pasok itu, Jokowi memerintahkan menterinya agar membuat peta jalan pengembangan sorgum hingga 2024. Airlangga menyebut tahun ini akan ada pengembangan lahan sorgum mencapai 100 ribu hektare.

"Bapak Presiden minta diprioritaskan untuk daerah Nusa Tenggara Timur di Kota Waingapu (Kabupaten Sumba Timur)," kata dia.

Luas lahan itu kemudian akan meningkat menjadi 115 ribu hektare dan 154 ribu hektare pada 2024. Lahan-lahan tersebut bakal disiapkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.

Juru Bicara Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Hari Prihatono, meyakini sorgum dapat dibudidayakan di daerah pertanian tanah kering. Tipikal tanah tersebut banyak tersebar di Indonesia.

Adapun menurut dia, sorgum dapat menjadi alternatif atau subtitusi impor gandum, bahan pakan ternak, maupun bioetanol. Sorgum merupakan tanaman serealia yang potensial untuk dibudidayakan dan dikembangkan di Indonesia. Khususnya, pada daerah-daerah marginal dan kering di Indonesia dan tidak memerlukan perawatan yang tinggi.

Selain itu, sorgum mempunyai produksi biji dan biomass yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman tebu dan serealia lain. Kebutuhan air untuk tanaman sorgum hanya sepertiga dari tebu dan setengah dari jagung.

Sorgum pun memerlukan pupuk relatif lebih sedikit dan pemeliharaannya lebih mudah. Selain itu, umur panen sorgum lebih cepat 100-110 hari setelah tanam. Sekali tanam, kata dia, sorgum dapat dipanen dua hingga tiga kali dalam setahun.

<!--more-->

Ancaman Kelangkaan Gandum dan Kenaikan Harga Mi Instan

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut negara mesti waspada karena harga mi instan akan naik tiga kali lipat. Syahrul mengemukakan penyebab kenaikan itu adalah impor gandum dari Rusia dan Ukraina yang terganggu. Kondisi ini menyebabkan kenaikan harga pada bahan baku mi instan.

"Di sana (Rusia dan Ukraina), gandum tertimbun 180 juta ton. Jadi hati-hati yang banyak makan mi dari gandum, besok harganya tiga kali lipat itu," ujarnya dalam Webinar Direktorat Jenderal Tanaman Pangan pada Senin, 8 Agustus lalu.

Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, kata Syahrul, telah mendorong negara-negara di dunia menghadapi ancaman krisis pangan, termasuk sulitnya mendapatkan gandum. Menurut Syahrul, ada 62 negara yang terganggu pasokan pangannya akibat ketegangan geopolitik dua negara itu.

Syahrul kemudian meminta maaf karena kementeriannya harus secara ekstrem meenggamblangkan informasi tersebut. Sebenarnya, kata dia, stok gandum sebagai bahan baku mi instan tersebut tersedia, namun harganya sangat tinggi. Sementara itu, Indonesia masih harus mengimpor bahan baku itu lantaran gandum sulit ditanam di Indonesia.

Dia lantas mengimbau agar masyarakat dapat mengkonsumsi bahan pangan lainnya yang bisa menjadi subtitusi gandum, seperti singkong, sagu, dan sorgum. "Kalau saya sih pilih kita makan aja sorgum. Kenapa? Ya karena menghadapi tantangan-tantangan ini nggak kecil di Kementerian Pertanian," ucapnya.

Pernyataan Syahrul kemudian ditampik Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) Franciscus Welirang. Franciscus memastikan harga mi instan buatan Indomie tidak akan melonjak sampai tiga kali lipat. Salah satunya karena harga gandum internasional belakangan sudah terpantau menurun.

Pria yang akrab disapa dengan Franky tersebut menjelaskan harga gandum mencapai level tertinggi pada Mei 2022 dan akan tiba di Indonesia pada Agustus ini. “Harga gandum tertinggi sudah lewat dan sepertinya tidak akan naik lagi,” kata Franky saat dihubungi, kemarin.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) itu menyatakan tren penurunan harga gandum didukung oleh membaiknya panen di Kanada dan Amerika Serikat, salah satu pemasok gandum terbesar untuk Indonesia. Sementara itu, kenaikan harga gandum untuk bahan baku tepung dan mi instan telah diikuti dengan penyesuaian harga jual sejak tahun lalu.

“Harga gandum sudah memperlihatkan tren kenaikan sejak 2021 dan tidak semata-mata karena konflik Ukraina-Rusia, tetapi juga karena panen yang kurang baik di Amerika Utara,” tutur Franky.

Per akhir tahun 2021, kata dia, harga terigu serbaguna dan protein tinggi telah naik 6 persen. Sementara itu harga tepung protein rendah naik 15 persen. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), anak usaha INDF yang memproduksi mi instan Indomie, telah menaikkan harga jual dalam beberapa bulan terakhir.

<!--more-->

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan juga memastikan kenaikan harga mi instan sampai tiga kali lipat itu tidak akan terjadi. "Mi instan tidak akan naik tiga kali karena gandum memang trennya naik, karena gagal panen di Australia yakni sekitar 67 juta ton gagal panen," kata Zulkifli di Kulon Progo, Kamis, 11 Agustus.

Ia mengatakan kunjungan Jokowi beberapa waktu lalu ke Rusia dan Ukraina membawa dampak baik terhadap ketersediaan dan pasokan gandum di Indonesia. Pasar gandum, kata dia, akan dibanjiri oleh Ukraina.

Begitu juga pasokan gandum dari Australia, Amerika, dan Kanada yang diperkirakan akan meningkat karena panen. Malahan menurut Zulkifli, pada September mendatang, harga gandum akan turun.

"Trennya akan turun. Jadi kalau tiga kali tidak lah, kalau ada kemarin naik sedikit iya sehingga, inflasi kita 4 persen, 5 persen jadi naiknya segitu, tapi cenderung September akan turun," kata Zulkifli.

RIANI SANUSI PUTRI | ANTARA | BISNIS | MOH KHORY ALFARIZI

Baca juga: Sri Mulyani Waspada Tagihan Membengkak jika Penyaluran BBM Bersubsidi Tak Terkontrol

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Jokowi dan Lee Hsien Loong Gaungkan Keberlanjutan Kerja Sama Indonesia-Singapura

40 menit lalu

Jokowi dan Lee Hsien Loong Gaungkan Keberlanjutan Kerja Sama Indonesia-Singapura

Sama-sama lengser tahun ini, Presiden Jokowi dan PM Singapura Lee Hsien Loong menyoroti pentingnya keberlanjutan kerjasama di antara kedua negara.

Baca Selengkapnya

Besok Pagi Bos Microsoft Temui Jokowi Bahas Investasi Rp14 T, Ini Agenda dan Profilnya

1 jam lalu

Besok Pagi Bos Microsoft Temui Jokowi Bahas Investasi Rp14 T, Ini Agenda dan Profilnya

Presiden Jokowi akan menerima kunjungan CEO Microsoft, Satya Nadella di Istana Merdeka Jakarta, Selasa, bahas investasi Rp14 triliun.

Baca Selengkapnya

Banyuwangi Terima Penghargaan Tertinggi dari Jokowi

2 jam lalu

Banyuwangi Terima Penghargaan Tertinggi dari Jokowi

Atas pencapaian hasil Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD) 2022, dan mendapatkan nilai terbaik nasional dengan status kinerja tertinggi.

Baca Selengkapnya

Momen Prabowo Diajak Foto bersama Lawrence Wong, PM Singapura Selanjutnya

2 jam lalu

Momen Prabowo Diajak Foto bersama Lawrence Wong, PM Singapura Selanjutnya

Peristiwa foto bersama Prabowo dan Lawrence itu terjadi di sela pertemuan tingkat tinggi PM Singapura Lee Hsien Long dan Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi, Prabowo, Lee Hsien Long dan Pengganti PM Singapura Duduk Bersama

3 jam lalu

Kala Jokowi, Prabowo, Lee Hsien Long dan Pengganti PM Singapura Duduk Bersama

Kebersamaan Jokowi, Lee Hsien Long, Prabowo, dan Lawrance dalam satu meja menjadi sinyal keberlanjutan kemitraan dengan Singapura.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken Pengesahan UU DKJ

3 jam lalu

Jokowi Teken Pengesahan UU DKJ

Presiden Jokowi menandatangani pengesahan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 tentang Daerah Khusus Jakarta atau UU DKJ

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi dan Gibran Disebut sebagai Bagian dari Keluarga Besar Golkar dan PAN

4 jam lalu

Kala Jokowi dan Gibran Disebut sebagai Bagian dari Keluarga Besar Golkar dan PAN

Ini alasan Partai Golkar dan PAN menyebut Jokowi dan Gibran sebagai bagian dari keluarga besar partainya.

Baca Selengkapnya

Didampingi Prabowo, Jokowi Terima Kunjungan PM Singapura di Istana Bogor

4 jam lalu

Didampingi Prabowo, Jokowi Terima Kunjungan PM Singapura di Istana Bogor

Pertemuan Jokowi dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Long merupakan yang terakhir sebelum keduanya memasuki masa purna tugas.

Baca Selengkapnya

PAN Mau Terima Jokowi dan Gibran Setelah Dipecat PDIP

5 jam lalu

PAN Mau Terima Jokowi dan Gibran Setelah Dipecat PDIP

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sebelumnya mengaku dirinya sudah berulang kali menyampaikan bahwa PAN membuka pintu untuk Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Jokowi Percaya Bahlil Pimpin Satgas Gula dan Bioetanol, Ini 7 Tugas Pokoknya

7 jam lalu

Jokowi Percaya Bahlil Pimpin Satgas Gula dan Bioetanol, Ini 7 Tugas Pokoknya

Presiden Jokowi tunjuk Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Satgas Gula dan bioetanol. Apa saja tugas-tugasnya?

Baca Selengkapnya