Ketegangan di Selat Taiwan, Ukraina Kedua, dan Nasib 300 Ribu WNI di Sana

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 9 Agustus 2022 09:00 WIB

Sebuah pesawat tempur milik Komando Palagan Timur Tentara Pembebasan Rakyat (People's Liberation Army/PLA) Cina melakukan operasi di sekitar Pulau Taiwan, 4 Agustus 2022. Operasi ini digelar setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi. (Xinhua/Hua Junxiao)

TEMPO.CO, Jakarta - Pada akhir pekan lalu, suasana tegang terasa di Selat Taiwan setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taipei, yang sejak awal ditentang Beijing.

Kapal perang dan jet tempur China unjuk kekuatan di perairan internasional yang mepet dengan Taiwan. Belasan kapal dengan senjata lengkap itu, berlalu-lalang hanya berjarap 20 km dari garis pantai Taiwan.

Tak cukup dengan memamerkan kapal dan jet tempur canggihnya, China uga untuk pertama kalinya menguji coba menembakkan rudal yang empat di antaranya meluncur di atasi langit Taipei.

AS menyebut tindakan China itu tidak bertanggung jawab dan bertentangan dengan upaya menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, kata juru bicara keamanan nasional John Kirby, Jumat, 5 Agustus 2022.

Taiwan juga menurunkan sejumlah kapal perang di sepanjang perairannya, untuk mengawal kapal China agar tak masuk wilayahnya.

Advertising
Advertising

Sejak invasi Rusia ke Ukraina, Februari 2022, Taiwan yang diklaim China sebagai bagian dari wilayahnya, sudah mulai cemas bernasib sama dengan Kyiv. Mereka pun siaga apalagi Beijing berkali-kali menyatakan akan berusaha mengembalikan wilayahnya itu meski dengan kekerasan.

Taiwan memerintah sendiri sejak 1949, ketika partai komunis di bawah Mao Zedong mengambil alih kekuasaan di Beijing setelah mengalahkan kelompok nasionalis Kuomintang (KMT) di bawah Chiang Kai-shek dalam perang saudara. Pemerintah yang dipimpin KMT akhirnya mundur ke pulau itu.

Amerika Serikat, yang sejak awal mendukung Taiwan, terikat dengan undang-undang yang mewajibkan Washington membantu pertahanan Taipei.

"Kami menjalankan komitmen kami sesuai Undang-undang Taiwan, dan akan terus membantu pertahanan Taiwan. Kami akan terus melawan upaya mengubah status quo secara sepihak,” kata juru bicara Gedung Putih.

Sebuah pesawat Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA) yang membawa rudal terbang di atas 68 mil laut, salah satu titik terdekat daratan Cina dengan pulau Taiwan, di pulau Pingtan, provinsi Fujian, Cina 5 Agustus 2022. Kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi membuat marah Beijing yang melakukan perjalanan solidaritas ke pulau yang diklaim China sebagai miliknya. REUTERS/Aly Song

Kemarahan Beijing tidak hanya diwujudkan dengan unjuk kekuatan militer. China langsung menghentikan impor ratusan jenis produk dari Taiwan, terutama makanan.

Ketegangan ini bila berlanjut, bisa mengganggu perdamaian kawasan. Taiwan pun menyerukan negara-negara di Asia mengutuk latihan militer China.

Indonesia, yang seperti kebanyakan negara di dunia menganut politik satu China, harus siaga jika ketegangan di Selat Taiwan tak kunjung usai. Hal ini karena ada 300 ribu WNI yang tinggal di Taipei, sebagian besar pekerja migran.

Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha mengatakan, 300 ribu WNI yang berada di Taiwan dalam kondisi aman.

"Saat ini dapat kami sampaikan bahwa kondisi WNI kita di Taiwan masih tetap tenang, aman, dan tentunya kita berharap tidak ada eskalasi (ketegangan) lebih lanjut," kata Judha.

Keadaan ini dibenarkan WNI yang berada di Taiwan. "Mereka masih menjalankan berbagai aktivitas, jadi tidak ada pengaruh sama sekali," kata Kartika, warga Indonesia yang tinggal di Taipei.

Kondisi kota Taipei juga tidak berubah, kecuali sejumlah warga Taiwan akhir pekan lalu memborong makanan karena khawatir ekskalasi meningkat.

Menurut Kartika, jika ada yang berubah adalah di sektoor penerbangan. Karena militer China memperpanjang latihan perangnya, banyak maskapai membatalkan penerbangannya ke Taiipei.

Namun Migrant CARE menyarankan Pemerintah Indonesia mulai mengambil ancang-ancang untuk menyelamatkan WNI di Taiwan.

"Kementerian Luar Negeri mulai harus melihat perkembangan situasi politik. Jika itu membahayakan, harus ada upaya penyelamatan, evakuasi," kata Anis Hidayah, Ketua Pusat Studi Migrasi dari Migrant CARE.

Ia pun merujuk pada UU No.18 Tahun 2017 tentang perlindungan pekerja migran.

Anis menyarankan agar sekarang mulai diinformasikan kepada WNI di Taiwan supaya ikut memantau perkembangan. Diinformasikan pula, langkah apa yang harus dilakukan jika ada WNI yang tinggal di wilayah dekat perbatasan dan membutuhkan upaya penyelamatan.

Berita terkait

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

30 menit lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia yang Ditawarkan Luhut?

1 jam lalu

Apa Itu Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia yang Ditawarkan Luhut?

Luhut menawarkan kewarganegaraan ganda bagi diaspora Indonesia. Apa maksudnya?

Baca Selengkapnya

Profil Maarten Paes, Kiper Klub MLS FC Dallas yang Resmi Jadi WNI

4 jam lalu

Profil Maarten Paes, Kiper Klub MLS FC Dallas yang Resmi Jadi WNI

Maarten Paes memiliki darah Indonesia dari sang nenek yang lahir di Pare, Kediri, Jawa Timur pada 20 Maret 1940.

Baca Selengkapnya

Duta Besar Achmad Ubaedillah Menjenguk WNI yang Ditahan di Penjara Brunei Darussalam

6 jam lalu

Duta Besar Achmad Ubaedillah Menjenguk WNI yang Ditahan di Penjara Brunei Darussalam

Duta Besar Achmad Ubaedillah mengunjungi tiga penjara di Maraburong dan Jerudong pada 30 April 2024. Di sana, dia menemui para tahanan WNI.

Baca Selengkapnya

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

8 jam lalu

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

Sejumlah perusahaan dan lembaga penelitian di Belanda, telah memberikan dukungan kepada Indonesia, termasuk terkait IKN

Baca Selengkapnya

Maarten Paes Tak Sabar Main untuk Timnas Indonesia, Kemungkinan Besar Tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Juni

23 jam lalu

Maarten Paes Tak Sabar Main untuk Timnas Indonesia, Kemungkinan Besar Tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Juni

Maarten Paes yang telah resmi menjadi WNI pada Selasa, 30 April 2024, mengaku tak sabar untuk bermain bersama timnas Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ada Harimau Sumetera hingga Komodo, Inilah 5 Hewan Endemik Asal Indonesia

1 hari lalu

Ada Harimau Sumetera hingga Komodo, Inilah 5 Hewan Endemik Asal Indonesia

Setidaknya ada 612 hewan endemik asal Indonesia dari berbagai jenis, seperti mamalia, burung, reptil, hingga amfibi. Berikut lima di antaranya.

Baca Selengkapnya

Media Asing Soroti Tawaran Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora dari Luhut

1 hari lalu

Media Asing Soroti Tawaran Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora dari Luhut

Media asing menyoroti pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Pandjaitan soal tawaran kewarganegaraan ganda

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

1 hari lalu

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

Dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik AS-Indonesia diselenggarakan acara perdana "Diplomats Go to Campus" di Surabaya dan Malang

Baca Selengkapnya