Koalisi Belum Pasti Ala PKB - PKS

Reporter

Dewi Nurita

Selasa, 14 Juni 2022 07:20 WIB

Pertemuan Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid dengan Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Alhabsyi membahas koalisi di Media Center DPR RI, Kamis, 9 Juni 2022. Tempo/M. Faiz Zaki

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Semut Merah bentukan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dinilai sudah layu, bahkan sebelum berkembang. Musababnya, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menyatakan koalisi dua partai tersebut masih penjajakan alias belum pasti. Padahal kedua petinggi partai tersebut belum sepekan mengumumkan rencana koalisi di Pilpres 2024 secara terbuka.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai pernyataan Muhaimin itu mengonfirmasi bahwa wacana Koalisi Semut Merah yang didorong PKB dan PKS itu hanya sekadar gimik politik saja alias tidak serius sejak awal. "Hanya sekadar untuk meningkatkan daya tawar masing-masing saja," ujar Umam, Senin, 13 Juni 2022.

Bahkan Cak Imin lewat keterangannya pada Ahad, 12 Juni 2022, menyebut satu-satunya koalisi yang final saat ini baru Koalisi Indonesia Bersatu--koalisi bentuk Golkar-PAN-PPP. "Mungkin satu-satunya yang final KIB, tapi perbincangan masih cair semua. Saya tiap hari bertemu para pimpinan partai dan semuanya masih cair," tuturnya.

Umam menilai koalisi semut merah seperti eksperimen politik yang coba dilakukan PKB dan PKS untuk menciptakan varian gerbong koalisi baru menjelang Pilpres 2024. Kendati demikian, dua partai Islam atau partai berbasis Ormas Islam ini dinilai sulit bersatu karena keduanya memiliki paradigma politik Islam yang sangat bertolak belakang.

PKB lahir dari rahim politik Nahdlatul Ulama (NU) yang merepresentasikan watak moderatisme, sedangkan PKS lahir dari gerakan tarbiyyah yang mewadahi segmen muslim kelas menengah-perkotaan yang belakangan cenderung menunjukkan karakter keberislamannya yang konservatif.

Advertising
Advertising

"Akibatnya, dalam berbagai momentum politik, relasi PKB dan PKS ini ibarat air dan minyak," ujar Umam.

Dosen Ilmu Politik Universitas Paramadina itu menilai keduanya sulit bertemu dan para kadernya di lapangan, maupun di jagad maya, juga sering berbenturan satu sama lain. Oleh karena itu, sejak awal ia meragukan konsistensi koalisi ini. Ia menduga pembentukan koalisi tersebut hanya strategi marketing politik kedua partai untuk meningkatkan popularitas.

Persoalan lain, ujar dia, suara PKB dan PKS masih belum bisa memenuhi syarat ambang batas presidential threshold 20 persen. Total kursi Koalisi Semut Merah saat ini sebanyak 108 kursi dengan perincian 58 kursi PKB dan 50 kursi PKS. Koalisi ini masih kurang 7 kursi untuk memenuhi persyaratan mengusung capres. Artinya, koalisi PKB dan PKS masih membutuhkan satu dukungan partai lagi di Senayan.

Hal lainnya, lanjut dia, kedua partai itu juga belum memiliki tokoh pemimpin yang relatif marketable untuk diusung dalam Pilpres 2024 mendatang. Elektabilitas dua tokoh yang ditawarkan, baik Cak Imin maupun Salim Segaf Al-Jufri, masih sangat jauh tertinggal dibanding nama-nama tokoh popular lainnya.

"Artinya, belum tampak ada leadership dan center of gravity yang riil dari bersatunya PKB dan PKS ini," ujar Umam. "Itulah mengapa dalam perjalanannya, PKB dan PKS selalu menjadi makmum dalam berkoalisi, dan untuk Pilpres 2024 tampaknya keduanya belum siap menjadi imam dalam pembentukan koalisi ke depan".

Selanjutnya: PKB masih mencari peluang koalisi dengan partai lain...

Berita terkait

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran, Bagaimana dengan Mahfud Md?

45 menit lalu

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran, Bagaimana dengan Mahfud Md?

Ganjar menjadi oposisi guna menegakkan mekanisme check and balances terhadap kebijakan pemerintahan Prabowo-Gibran. Bagaimana dengan Mahfud Md?

Baca Selengkapnya

Alasan Muhaimin Sebut PKB Tunggu hingga 20 Oktober Soal Peluang Gabung Koalisi Prabowo

11 jam lalu

Alasan Muhaimin Sebut PKB Tunggu hingga 20 Oktober Soal Peluang Gabung Koalisi Prabowo

Muhaimin Iskandar mengatakan Prabowo menerima masukan dari PKB untuk menjadi agenda nasional.

Baca Selengkapnya

Cak Imin Kumpulkan 230 Bakal Calon Kepala Daerah dari PKB di Makassar, Sampaikan 3 Kriteria Ini

13 jam lalu

Cak Imin Kumpulkan 230 Bakal Calon Kepala Daerah dari PKB di Makassar, Sampaikan 3 Kriteria Ini

Cak Imin menyebutkan tiga kriteria utama untuk calon kepala daerah dari PKB pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

PKS Sebut NasDem Bakal Bergabung Usung Imam Budi Hartono-Ririn A Rafiq di Pilkada Depok

13 jam lalu

PKS Sebut NasDem Bakal Bergabung Usung Imam Budi Hartono-Ririn A Rafiq di Pilkada Depok

PKS dan Golkar akan berkoalisi di Pilkada Depok dengan mengusung pasangan Imam Budi Hartono - Ririn Farabi A Rafiq. NasDem dikabarkan akan bergabung.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Klaim Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo soal Kursi Menteri

15 jam lalu

Muhammadiyah Klaim Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo soal Kursi Menteri

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti menanggapi soal jatah kursi menteri di Kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Safitri Malik Soulisa Hadiri Undangan Taaruf dengan Ketua Umum DPP PKB

15 jam lalu

Safitri Malik Soulisa Hadiri Undangan Taaruf dengan Ketua Umum DPP PKB

Bakal calon Bupati Buru Selatan, Safitri Malik Soulisa, menghadiri Acara Taaruf dengan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusan Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) untuk Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Baca Selengkapnya

Relawan Daftarkan Kaesang Ikut Pilkada Kota Bekasi Lewat PKB

16 jam lalu

Relawan Daftarkan Kaesang Ikut Pilkada Kota Bekasi Lewat PKB

Relawan Nasional Pro Prabowo - Gibran (Pa-Gi) mendorong Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep maju dalam pemilihan Kepala Daerah Kota Bekasi 2024.

Baca Selengkapnya

PPP Sebut Belum Tentukan Sikap Politik Resmi di Pilkada Jawa Timur

19 jam lalu

PPP Sebut Belum Tentukan Sikap Politik Resmi di Pilkada Jawa Timur

PPP menyatakan sifat politiknya di Pilkada Jawa Timur masih dinamis. Antara mendukung Khofifah atau membentuk koalisi baru.

Baca Selengkapnya

Akui Jalin Komunikasi Dengan PDIP, Khofifah: Relatif, Belum Pasti Mendukung

21 jam lalu

Akui Jalin Komunikasi Dengan PDIP, Khofifah: Relatif, Belum Pasti Mendukung

Khofifah menaakui menjalin komunikasi dengan PDIP. Namun ia mengatakan, belum pasti partai itu memberikan rekomendasi dukungan.

Baca Selengkapnya

Relawan Tak Menolak Partai Pendukung Anies Gabung ke Pemerintahan Prabowo

22 jam lalu

Relawan Tak Menolak Partai Pendukung Anies Gabung ke Pemerintahan Prabowo

Relawan tak menolak jika partai pendukung Anies-Muhaimin ingin bergabung dengan pemerintahan baru Prabowo - Gibran.

Baca Selengkapnya