Pemulihan Ekonomi Tak Bisa Andalkan Manisnya Madu Komoditas
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Kamis, 12 Mei 2022 16:04 WIB
Dia mengatakan ada lima sektor yang akan menopang pemulihan ekonomi. Industri manufaktur khususnya sektor makanan minuman, pakaian jadi, kendaraan bermotor. Transportasi dan pergudangan seiring dengan pemulihan mobilitas masyarakat. Konstruksi dan properti meningkat karena demand perumahan yang sebelumnya tertunda mulai terealisasi.
Juga akomodasi dan restoran sejalan dengan naiknya animo kelas menengah dalam berwisata. Sektor informasi dan komunikasi juga naik dipicu gaya hidup dan transformasi digital.
Direktur Riset Center of Reform on Economics, Piter Abdullah Redjalam menilai bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal I bukan hanya karena luck faktor kenaikan harga komoditas. Menurutnya, kontribusi surplus neraca perdagangan terhadap pertumbuhan ekonomi bukan yang terbatas.
"Pertumbuhan ekonomi masih didorong utamanya oleh konsumsi dan investasi. Kontribusi konsumsi dan investasi terhadap pertumbuhan mencapai 80 persen," kata Piter saat dihubungi hari ini.
Dia mengatakan memang dengan kenaikan harga komoditas, konsumsi dan investasi ikut terdorong meningkat. Tetapi konsumsi meningkat utamanya lebih dikarenakan meredanya pandemi dan dilonggarkannya mobilitas masyarakat.
"Hal ini tidak bisa lepas dari upaya pemerintah mengendalikan pandemi termasuk dengan melakukan vaksinasi secara cepat dan massal," kata dia.
Menurut Piter, pertumbuhan ekonomi diyakini akan berlanjut apabila pandemi benar-benar mereda. Dengan mobilitas yang sudah kembali normal, maka kata dia, konsumsi dan investasi akan menuju level normal dan membantu pertumbuhan ekonomi.
Tingginya harga komoditas bisa menjadi pendorong agar pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi di atas historical path. Misal tumbuh di kisaran 6 persen.
"Agar pertumbuhan ini berkualitas dalam artian menyerap tenaga kerja yang lebih besar, pemerintah harus mendorong sektor-sektor yg lebih padat karya," kata dia.