Penyakit Mulut dan Kuku Meluas, Akankah Stok Hewan Kurban Idul Adha Terganggu?
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 11 Mei 2022 12:55 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Asnawi tengah khawatir. Ketua Jaringan Pemotongan dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI) ini membayangkan bahwa pasokan sapi dan domba untuk kebutuhan di hari raya Idul Adha mendatang bakal tersendat akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang belakangan merebak.
“Pasti enggak bisa keluar dan dijual sapi dan dombanya," ujar Asnawi ketika dihubungi, Selasa, 10 Mei 2022. "Sedangkan para peternak di Jawa Timur kebanyakan peternak rakyat berharap satu tahun sekali. Mereka sudah membuat kandang bagus-bagus untuk momen Idul Adha ini."
Sejak ditemukannya 1.296 sapi yang terjangkit wabah PMK di Jawa Timur, kata Asnawi, tak sedikit para peternak yang kalang kabut. Isolasi yang diterapkan pemerintah otomatis memutus harapan satu tahun sekali para peternak untuk mendapatkan penjualan tertinggi hewan ternaknya. Padahal Jawa Timur adalah salah satu pemasok utama hewan ternak untuk kurban.
Kasus pertama dari wabah ini pertama kali ditemukan di Kabupaten Gresik, ada sebanyak 402 sapi terindikasi terjangkit PMK di lima kecamatan dan 22 desa pada 28 April 2022. Dinas Pertanian Jawa Timur menyebutkan, penyakit menular akut yang menyerang hewan ternak ini memiliki tingkat penularan 90-100 persen.
Pada 1 Mei 2022, kasus kedua dilaporkan di Kabupaten Lamongan dengan sebanyak 102 ekor sapi potong terindikasi PMK. Wabah di kasus kedua ini tersebar di tiga kecamatan, yang meliputi enam desa.
Di hari yang sama, ditemukan juga kasus PMK di Sidoarjo yang menjangkiti sapi potong sebanyak 595 ekor, sapi perah dan kerbau di 11 kecamatan. Kasus ini meliputi 14 desa. Kasus keempat pada 3 Mei 2022 di Kabupaten Mojokerto yang melaporkan ada 148 ekor sapi potong yang terinfeksi penyakit yang sama, tersebar di sembilan kecamatan yang meliputi 19 desa.
Surat Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur kepada Gubernur Jawa Timur tertanggal 5 Mei 2022 menyebutkan wabah ini telah terkonfirmasi lewat hasil uji sampel suspek PMK oleh laboratorium Pusat Veterineria Farma (Pusvetma).
Tanda klinis penyakit PMK adalah demam tinggi pada hewan ternak dengan suhu 39-41 derajat celcius, lendir berlebihan dari mulut dan berbusa, luka-luka seperti sariawan pada rongga mulut dan lidah hingga tidak mau makan. Lalu ada tanda klinis berupa pincang, luka pada kaki hingga lepasnya kuku, sulit berdiri, gemetar, napas cepat, produksi susu turun drastis dan menjadi kurus.
Lebih jauh Asnawi menjelaskan, kebutuhan pasokan sapi untuk Idul Adha berbeda dengan kebutuhan saat hari lainnya. Pada momen hari raya itu, sapi harus memiliki fisik yang sempurna. Sedangkan, menurut Asnawi, sapi impor belum tentu memenuhi syarat hewan kurban.
<!--more-->
Tidak adanya pasokan dari Jawa Timur, kata Asnawi, dapat menyebabkan stok sapi kurban berkurang dan melonjaknya harga di pasaran. Ia memperkirakan harga kambing dan domba terendah bisa mencapai Rp 3,5 juta per ekor dan harga sapi bisa mencapai Rp 300- 320 per kilogram sapi hidup.
Padahal tahun lalu, harga sapi di kisaran Rp 250-300 per kilogram sapi hidup. Sedangkan harga kambing dan domba terendah tahun 2021 bisa kurang dari Rp 2 jutaan per ekor.
Terkait hal ini, ekonom Institute for Development Economics (Indef) Rusli Abdullah menilai, pemerintah harus segera mencari tahu penyebab PMK muncul. Sebab, Indonesia sebetulnya sudah dinyatakan bebas dari PMK dan diakui oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) sebagai negara bebas PMK pada tahun 1990.
Ia menduga ada dua kemungkinan yang menyebabkan PMK muncul di Indonesia. Dua hal itu adalah karena proses impor sapi yang kurang baik atau terjadinya penularan dari luar negeri masuk ke Indonesia melalui masyarakat.
“Celakanya Idul Adha sebentar lagi. Ada kenaikan permintaan pasokan sapi maupun daging sapi untuk kegiatan itu," tutur Rusli.
Langkah cepat pemerintah agar memitigasi wabah tak keluar dari Jawa Timur dan menjadi isu nasional sangat penting. Pasalnya, kata Rusli, bila tak terkendali, akan terjadi distorsi pasokan sapi dalam jangka panjang. Stok sapi lokal yang menurun akibat dimatikan atau divaksin sehingga belum siap konsumsi, akan langsung mendorong kenaikan harga.
Menjelang Idul Adha yang jatuh pada awal bulan Juli mendatang, kebutuhan akan hewan kurban seperti sapi, domba, dan kambing akan meningkat. Momen ini, menurut Rusli, juga berpotensi mempermudah semakin merebaknya PMK jika lalu lintas penjualannya tidak diawasi dan diantisipasi dengan ketat.
Lebih lanjut, menurut dia, jika wabah ini meluas sampai Jabodetabek, maka kemungkinan kenaikan harga sapi dan daging sapi juga dapat mendorong laju inflasi. “Jabodetabek adalah salah satu daerah yang sangat mempengaruhi inflasi. Tapi jika pemerintah bisa memastikan mengantisipasinya agar tidak merebak, maka hanya akan jadi kasus lokal."
<!--more-->
Soal bagaimana upaya mengantisipasi kekosongan stok sapi dan kenaikan harga, hingga saat ini Kementerian Perdagangan belum merespons pertanyaan yang diajukan Tempo.
Yang pasti, Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Kementerian Pertanian telah mengaktifkan unit respons cepat (URC) untuk penanggulangan PMK. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, mengatakan, pihaknya telah menerapkan isolasi berbasis kandang dan menggandeng Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga untuk segera menyalurkan bantuan obat-obatan dari Kementerian Pertanian.
“Karantina berbasis kandang. Jadi yang sudah ada symptomatic gejalanya, jangan dibawa keluar kandang," kata Khofifah dalam siaran pers, Senin, 9 Mei 2022. "Kita koordinasikan dengan Pak Mentan supaya ketersediaan obat-obatan, analgesik, antibiotik, dan vitamin tercukupi."
Sebelumnya, Khofifah mengatakan telah memutuskan cara penanggulangan berupa kombinasi pemusnahan dan vaksinasi. Selain itu, ia juga menutup sementara pasar hewan di Gresik, Mojokerto, Lamongan, dan Sidoarjo.
Upaya lainnya yang dilakukan adalah memaksimalkan komunikasi informasi dan edukasi sehingga masyarakat bisa memahami cara menangani penyakit yang sangat menular pada hewan ternak ini.
Dengan menggunakan metode kombinasi, pemusnahan (stamping out) dilakukan terbatas pada ternak yang sudah terkonfirmasi positif PMK. Sedangkan vaksinasi dilakukan pada ternak yang sehat yang ada di daerah terancam. Target vaksinasi tersebut minimal mencakup 7- persen dari populasi.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan bahwa pihaknya mendukung penuh upaya pemberantasan dengan menugaskan tim untuk mengecek kondisi lapangan.
Syahrul menjelaskan, Kementerian Pertanian melalui Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) di Surabaya sedang melakukan penelitian lanjutan untuk memastikan tingkat dan jenis serotype PMK yang teridentifikasi di sejumlah daerah di Jawa Timur.
<!--more-->
“PMK ini masih dalam penelitian lab veteriner kita di Surabaya secara maksimal, sehingga kita bisa identifikasi ini pada level berapa, jenisnya seperti apa, kita harap hari ini atau besok akan keluar hasilnya” ujar Syahrul dalam keterangan resmi, Senin lalu, 9 Mei 2022.
Syahrul mengatakan, dengan hasil laboratorium tersebut, pemerintah akan lebih mudah menentukan vaksin yang tepat. “PMK ini masih dalam penelitian lab veteriner kita di Surabaya secara maksimal, sehingga kita bisa identifikasi ini pada level berapa, jenisnya seperti apa, kita harap hari ini atau besok akan keluar hasilnya” ucapnya.
Data terbaru menunjukkan bahwa wabah PMK mulai meluas hingga ke Aceh dan Boyolali, Jawa Tengah. Hewan ternak seperti sapi di Kabupaten Aceh Tamiang sebanyak 1.200 ekor harus diisolasi karena sudah banyak terpapar wabah tersebut.
"Kementerian sudah memutuskan lalu lintas ternak Aceh Tamiang itu diisolir tidak boleh ada lagi yang keluar masuk," kata Kepala Dinas Peternakan Aceh Rahmandi ketika dihubungi, Selasa, 10 Mei 2022.
Ia memastikan bahwa penyakit pada sapi tersebut tidak menular ke manusia, melainkan hanya pada ternak sejenisnya seperti kerbau, kambing serta domba. Ternak yang terpapar penyakit n masih dapat dikonsumsi dengan catatan kaki dan kepalanya harus dibuang.
Untuk mengantisipasi semakin meluasnya wabah itu, pihaknya sudah melarang lalu lintas ternak, penutupan sementara pasar hewan. Selain itu, Dinas Peternakan membuka posko pemantauan agar masyarakat bisa membawa ternaknya yang bergejala dan dilakukan pemeriksaan hingga dibawa ke Puskeswan terdekat.
Tak hanya di Aceh, wabah PMK juga ditemukan di Desa Singosari Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Dinas Peternakan Kabupaten Boyolali melaporkan 15 ekor hewan sapi milik seorang peternak di Desa Singosari Kecamatan Mojosongo dinyatakan positif terjangkit penyakit itu.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Boyolali, Aviany Rifdania, menyatakan, 15 ekor sapi yang masih satu kandang tersebut tertular karena tingkat penularan PMK ini, sangat cepat yakni antara 90 hingga 100 persen.
Pemda langsung melakukan tiga hal yakni mengobati sapi yang tertular penyakit mulut dan kuku dengan menggunakan obat-obatan sportif atau vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh hewan sapi, mengisolasi sapi yang terjangkit, dan biosecurity antara lain pembersihan kotoran hewan ternak disemprot dengan disinfektan dan membatasi lalu lintas ternak.
RIANI SANUSI PUTRI | ANTARA
Baca: Garuda Indonesia Perpanjang PKPU, Pakar: Nego dengan Kreditur Belum Tercapai
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.