Janji Perdana Menteri Baru Shahbaz Sharif untuk Pakistan
Reporter
Tempo.co
Editor
Sita Planasari
Selasa, 12 April 2022 14:25 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Shahbaz Sharif dilantik menjadi perdana menteri baru Pakistan pada Senin lalu. Ini terjadi setelah drama politik di Pakistan yang berujung pelengseran Imran Khan melalui mosi tidak percaya parlemen pada akhir pekan lalu.
Sharif mengucap sumpahnya sebagai PM Pakistan dalam prosesi singkat di istana kepresidenan. Sharif akhirnya dilantik setelah terpilih sebagai PM Pakistan baru dalam pemungutan suara di parlemen usai Khan lengser.
“Mian Muhammad Shehbaz Sharif telah terpilih sebagai perdana menteri,” kata Penjabat Ketua Sardar (Majelis Nasional Pakistan) Ayaz Sadiq seperti dilansir Aljazeera.
Dalam pidato pertamanya sebagai perdana menteri di Majelis Nasional, Sharif mengumumkan kenaikan gaji, pensiun dan upah minimum untuk buruh.
Sharif juga membahas kegagalan kebijakan luar negeri pemerintah Khan. Ia menegaskan akan mempercepat proyek Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC) bernilai miliaran dolar dan membangun kembali hubungan yang rusak dengan mitra dan sekutu.
“Kami menginginkan hubungan baik dengan India, tetapi tidak akan ada perdamaian yang berkelanjutan kecuali masalah Kashmir diselesaikan,” katanya. Sharif mengundang mitranya dari India untuk membantu menyelesaikan sengketa Kashmir sejalan dengan resolusi PBB.
Perdana menteri baru ini juga tidak melewatkan kesempatan untuk menangani tuduhan yang dilontarkan oleh Khan, bahwa Amerika Serikat berkonspirasi dengan lawan-lawannya untuk menggulingkan pemerintahannya.
Sharif memerintahkan pengarahan di depan kamera dari komite parlemen tentang keamanan nasional. Pejabat senior sipil dan militer, termasuk duta besar luar negeri Pakistan di Washington, juga akan menghadiri pertemuan tersebut.
“Saya akan mundur dan jika ada bukti sedikit pun [terhadap saya],” katanya.
Untuk menggantikan Khan, Sharif hanya membutuhkan 172 suara. Saudara mantan PM Pakistan tiga kali, Nawas Sharif, itu pun meraup 174 suara dari 342 anggota parlemen. Lebih dari 100 anggota parlemen partai Khan, Tahreek-e-Insaf, mengundurkan diri dan tak ikut pemungutan suara itu.
Perbedaan tipis perolehan suara Sharif bisa menjadi ganjalan bagi pemerintahan Pakistan mendatang. Jika pendukung Khan turun ke jalan, kondisi akan kian rumit. Khan sendiri sudah menyerukan demonstrasi besar-besaran. Bila unjuk rasa berujung ricuh, tekanan terhadap para anggota parlemen makin kuat.
Drama ini sebenarnya sudah dimulai selama beberapa pekan belakangan. Semua bermula ketika warga mendesak Khan turun karena dianggap tak becus mengurus perekonomian Pakistan. Parlemen lantas berencana mengajukan mosi tidak percaya.
Ketika gagasan mosi tidak percaya bergulir, Khan melakukan berbagai cara untuk membatalkannya, termasuk dengan membubarkan parlemen pada awal pekan lalu. Pengadilan lantas turun tangan hingga akhirnya pemungutan suara mosi tidak percaya dijadwalkan digelar di parlemen pada akhir pekan lalu.
Pemungutan suara ini sempat tertunda beberapa kali karena gesekan di dalam parlemen. Proses itu akhirnya berjalan dan Khan dilengserkan dari jabatannya.
Pemungutan suara parlemen diadakan di bawah pengamanan ketat, dengan hampir semua jalan menuju Majelis Nasional ditutup. Ini dipicu oleh puluhan ribu pendukung PTI, partai Khan, turun ke jalan di kota-kota di seluruh Pakistan untuk menyatakan dukungan mereka sehari sebelumnya.
“Demonstrasi telah memberikan pesan bahwa Khan masih menjadi pemimpin populer,” kata analis politik Zahid Hussain.
Tidak ada perdana menteri Pakistan yang pernah menyelesaikan masa jabatan lima tahun selama hampir 75 tahun sejarah negara itu. Akankah Shahbaz Sharif menjadi yang pertama menyelesaikan masa jabatannya?
Baca juga: Shehbaz Sharif Jadi PM Pakistan, 100 Pendukung Khan Mundur dari Parlemen
SUMBER: ALJAZEERA | REUTERS
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.