Kasus Covid-19 Meroket, Anies Bungkam Hingga Anggapan Enteng dari Dewan

Minggu, 30 Januari 2022 06:57 WIB

Sejumlah warga beraktivitas di salah satu RT yang diblokade karena pemberlakuan karantina kewilayahan di RW 2, Krukut, Tamansari, Jakarta Barat, Ahad, 9 Januari 2022. Sebanyak empat RT di RW tersebut dikarantina karena sebanyak 36 warganya terinfeksi COVID-19 dan satu di antaranya suspek varian Omicron. ANTARA/Aditya Pradana Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hanya bungkam, saat ditanya soal kebijakan darurat dalam menanggapi soal kasus Covid-19 yang makin menanjak.

Anies, yang baru saja menghadiri pidato kebangsaan Zulkifli Hasan pada Sabtu, 29 Januari 2022, langsung melengos pergi menuju kendaraannya tanpa memedulikan teriakan wartawan yang bertanya soal kenaikan kasus Covid-19.

Anies enggan membeberkan apakah pihaknya bakal menerapkan kebijakan rem darurat, mengingat kasus Covid-19 yang per Jumat kemarin pertambahan kasusnya sudah mencapai 4.558 kasus.

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menjelaskan keterisian tempat tidur di rumah sakit Jakarta terus naik akibat varian Omicron. Per Jumat kemarin, Riza membeberkan angka BOR atau bed occupancy ratio telah naik 14 persen.

"BOR-nya 54 persen, naik dari 45 ke 54 persen, perhatian nih," ujar Riza.

Advertising
Advertising

Sementara untuk ruang ICU, Riza mengatakan saat ini juga telah mengalami kenaikan hingga 18 persen. Ia mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dan tidak menganggap enteng varian Omicron.

Soal jumlah kasus Omicron di Jakarta, Riza mengatakan saat ini masih didominasi dari kasus luar negeri, yakni sebanyak 1.373 kasus dan transmisi lokal 1.152 kasus.

"Penekanan saya, mohon diperhatikan ada peningkatan signifikan kasus transmisi lokal. Tadi jauh jaraknya kan impor sama lokal, berarti sekarang di antara kita nih saling menularkan, bukan cuman orang datang dari luar negeri," kata Riza.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia, menyatakan tingkat BOR yang sudah tembus 50 persen sudah semakin mendekati batas toleransi yang telah ditetapkan, yakni 60 persen. Jika angka BOR menyentuh angka tersebut, maka kelangkaan rumah sakit seperti saat varian Delta melanda Jakarta bakal terulang.

Meski begitu, Dwi mengatakan kebijakan rem darurat baru bakal dilakukan jika angka BOR tempat isolasi, BOR di ICU, dan pertambahan kasus sudah tidak stabil.

"Itu menjadi poin penting (rem darurat diberlakukan). Selain juga tentu aktivitas warga, ya, yang mungkin sudah kita lihat sudah sulit untuk dikendalikan prokesnya dan sebagainya," kata Dwi.

Sementara itu Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani mengatakan, pihaknya belum memberikan rekomendasi terhadap Pemprov DKI untuk melakukan rem darurat.

Menurut Zita, angka keterisian rumah sakit memang bertambah akibat Omicron, namun merujuk pada kondisi di luar negeri yang juga dilanda hal yang sama, tingkat kematian akibat Omicron terbilang rendah.

"Jadi contoh di UK, penyebaran naik pesat, tapi kenaikan angka kematiannya flat. Jadi dia sangat menular, tapi tidak menyebabkan kematian," kata Zita soal Omicron.

Berdasarkan informasi yang didapatkannya, Zita mengatakan kasus Covid-19 varian Omicron bakal berbahaya untuk masyarakat yang belum vaksinasi. Oleh karena itu, alih-alih merekomendasikan peningkatan PPKM menjadi Level 3, Zita menyarankan agar tingkat vaksinasi dinaikan.

Meski begitu, Zita menyarankan agar Pemprov DKI menghentikan sementara kegiatan PTM, melihat sudah ada 90 sekolah yang ditutup sementara akibat temuan kasus Covid-19. Padahal, saat itu PTM baru diberlakukan satu bulan.

"Tapi jangan lama-lama, misalnya sebulan lah," ujar Zita.

Walau dicap berbagai pihak tidak berbahaya, nyatanya varian Omicron tetap memakan korban jiwa hingga dua orang. Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, menilai kematian dua pasien Covid-19 varian Omicron membuktikan bahwa varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan itu berbahaya dan bisa berdampak serius.

Ia mengatakan keseriusan dampak varian Omicron ini sesuai dengan sikap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang memberi label pada Omicron sebagai variant of concern (VoC).

"Namanya varian of concern itu berbahaya, serius dampaknya, ada potensi menyebabkan kematian dan keparahan rumah sakit," kata Dicky.

Dari sisi kerawanan, Dicky mengatakan varian Omicron tidak ada bedanya dengan varian Delta, Alpha, bahkan varian asli yang pertama kali muncul di Wuhan, Cina.

Ia mengingatkan pemerintah untuk segera melakukan langkah mitigasi agar tidak ada lagi korban akibat varian virus ini. "Ini kita lihat (kematian) pada lansia. Kalau enggak cepat dimitigasi kematian pada anak akan terjadi," ucap dia.

M JULNIS FIRMANSYAH

Baca juga: PTM 100 Persen di Jakarta Dibayangi Lonjakan Kasus Omicron

Berita terkait

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

1 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Pilkada DKI, Deretan Nama-Nama Baru hingga Peluang Ridwan Kamil

1 hari lalu

Pilkada DKI, Deretan Nama-Nama Baru hingga Peluang Ridwan Kamil

Belakangan tersorot nama-nama baru, ada Dharma Pongrekun dan Haris Azhar

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

1 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Eko Patrio Ungkap Nama Potensial yang Bisa Diusung PAN di Pilgub Jakarta

1 hari lalu

Eko Patrio Ungkap Nama Potensial yang Bisa Diusung PAN di Pilgub Jakarta

Ketua DPW PAN DKI Eko Patrio mengatakan ada beberapa nama potensial yang bisa diusung di Pilgub Jakarta dari partainya.

Baca Selengkapnya

Kemenhub: Jakarta Masuk Daftar 50 Kota Maritim Terkemuka di Dunia

1 hari lalu

Kemenhub: Jakarta Masuk Daftar 50 Kota Maritim Terkemuka di Dunia

Jakarta masuk dalam daftar 50 kota maritim terkemuka di dunia, peringkat satu sebagai kota dengan kantor pusat perusahaan pelayaran terbanyak di dunia

Baca Selengkapnya

Eko Patrio Sebut PAN Siapkan Kader Terbaik untuk Pilkada Jakarta, Siapa Saja?

1 hari lalu

Eko Patrio Sebut PAN Siapkan Kader Terbaik untuk Pilkada Jakarta, Siapa Saja?

Eko Patrio mengakui PAN juga mengusulkan namanya untuk maju di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Siang Nanti, Suhu Udara Bisa Tembus 31 Derajat Celcius

2 hari lalu

BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Siang Nanti, Suhu Udara Bisa Tembus 31 Derajat Celcius

BMKG memperkirakan Jakarta berawan hari ini, Selasa, 14 Mei 2024, dengan sedikit potensi hujan pada siang nanti.

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

2 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Sebut Duet Ahok-Anies Sebagai Dream Team, tapi Terganjal UU

2 hari lalu

Sandiaga Sebut Duet Ahok-Anies Sebagai Dream Team, tapi Terganjal UU

Ahok-Anies santer disebut bakal disandingkan dalam Pilgub DKI. Namun, duet keduanya bakal melanggar UU Pilkada.

Baca Selengkapnya

Ahok-Anies Mustahil Bersama di Pilgub Jakarta 2024, Ini Aturannya

3 hari lalu

Ahok-Anies Mustahil Bersama di Pilgub Jakarta 2024, Ini Aturannya

Ini aturan yang menghambat duet Ahok-Anies di Pilgub Jakarta

Baca Selengkapnya