Telepon Jokowi, Hun Sen, Myanmar dan Masa Depan ASEAN

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 11 Januari 2022 20:53 WIB

Presiden Joko Widodo (kedua kanan) mengikuti KTT ke-22 ASEAN Plus Three (APT) di Bangkok, Thailand, Senin 4 November 2019. KTT tersebut diikuti negara-negara ASEAN serta tiga negara sahabat yaitu Jepang, Cina dan Korea Selatan. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, yang juga Ketua ASEAN tahun ini, mempunyai cara pandang berbeda terhadap krisis Myanmar dibandingkan mayoritas anggota perhimpunan negara di Asia Tenggara itu.

Selain menjalin hubungan erat dengan Militer Myanmar yang melakukan kudeta pemerintahan demokratis, ia juga berniat mengundang pejabat Junta ke pertemuan ASEAN tahun ini di Kamboja. Sikap ini jelas bertentangan dengan keputusan ASEAN yang tahun lalu tidak mengundang Junta ke pertemuan ASEAN di Brunei.

Padahal sebelum berangkat ke Yangoon menemui pemimpin militer Myanmar, Hun Sen sudah ditelepon Presiden Joko Widodo yang mengingatkan bahwa jika tidak ada kemajuan signifikan dalam rencana perdamaian, hanya perwakilan non-politik Myanmar yang boleh menghadiri pertemuan ASEAN.

Hal ini sejalan dengan kesepakatan ASEAN yang memberikan syarat konsensus 5 poin untuk penyelesaian damai krisis Myanmar.

Tapi rupanya Hun Sen punya pertimbangan berbeda. Menteri Luar Negeri Kamboja Prak Sokhonn mengindikasikan bahwa Kamboja mungkin akan mengundang pejabat junta Myanmar ke pertemuan ASEAN.

Advertising
Advertising

"Jika mereka membangun tembok tebal dan kita menggunakan kepala kita untuk memukulnya, itu tidak berguna. Kamboja menggunakan pendekatan berbeda untuk mencapai Konsensus Lima Poin," kata Prak Sokhonn seperti dikutip Reuters, Sabtu, 7 Januari 2022.

Bisa dikatakan sikap Hun Sen ini seperti mengembalikan ASEAN ke kithoh, yaitu menolak campur tangan urusan dalam negeri anggota lain. Itu sebabnya ketika Hun Sen melakukan kudeta pada 1997, militer Thailand atau Myanmar melakukan hal sama, penguasa negara-negara ini tidak pernah dikucilkan dari KTT ASEAN.

Itu sebabnya, tidak diundangnya pemimpin Junta Myanmar dalam KTT di Brunei merupakan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pemimpin Junta menganggap ada campur tangan dari luar yang mempengaruhi ASEAN, namun anggota yang dipelopori Indonesia, Malaysia, Thailand menganggap pengucilan diperlukan untuk menyelesaikan krisis tanpa harus campur tangan urusan dalam negeri anggota.

"Myanmar tidak akan berada dalam posisi untuk menerima hasil apapun dari diskusi dan keputusan yang bertentangan dengan ketentuan, tujuan dan prinsip-prinsip Piagam ASEAN," kata kementerian luar negeri junta Myanmar, dikutip dari Reuters, 22 Oktober 2021.

Tindakan Hun Sen merangkul pemimpin Junta dan meninggalkan pemimpin demokrasi terguling Aung San Suu Kyi bakal menjadi batu ujian bagi keutuhan ASEAN yang tahun ini menginjak usia 55 tahun.

Berita terkait

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

15 menit lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

55 menit lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

1 jam lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

2 jam lalu

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

Apa pesan Presiden Jokowi dan Mendikburistek Nadiem Makarim dalam peringatan Hardiknas 2024?

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

2 jam lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

2 jam lalu

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

2 jam lalu

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal dirinya yang disebut akan membantu Partai Solidarits Indonesia (PSI) kampanye untuk Pilkada.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

3 jam lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia vs Irak Digelar Malam Ini, Jokowi: Menang, Insyaallah

3 jam lalu

Timnas U-23 Indonesia vs Irak Digelar Malam Ini, Jokowi: Menang, Insyaallah

Jokowi optimistis Timnas U-23 Indonesia bisa mengalahkan Irak dalam laga perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024 Kamis malam ini.

Baca Selengkapnya

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

3 jam lalu

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi menuturkan harga bawang merah dan bawang putih dipatok Rp 40 ribu per kilogram.

Baca Selengkapnya