Junta Myanmar Bebaskan Tahanan Politik, Ingin Kompromi dengan ASEAN?

Reporter

Tempo.co

Selasa, 19 Oktober 2021 19:22 WIB

Pengunjuk rasa anti-kudeta militer membuat barikade saat mereka terlibat bentrok dengan pasukan keamanan di Jembatan Bayint Naung di Mayangone, Yangon, Myanmar, 16 Maret 2021. Hingga kini sudah sekitar 200 demonstran yang tewas akibat kekerasan dari militer Myanmar. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah militer Myanmar kembali membebaskan ratusan tahanan politik dari penjara Insein yang terkenal kejam. Di antara yang dibebaskan adalah juru bicara partai Aung San Suu Kyi dan seorang komedian terkenal Zarganar. Sebelumnya, Panglima Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing telah membebaskan lebih dari 5.000 orang pengunjuk rasa yang memprotes kudeta pada Februari lalu.

Pembebasan itu dilakukan setelah Myanmar dihujani kritik oleh negara-negara ASEAN. Puncaknya Myanmar tak dundang dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT ASEAN beberapa waktu lalu.

Pelapor Khusus PBB Tom Andrews di Twitter, menyambut baik pembebasan itu. Namun dia mengatakan pembebasan dilakukan karena junta berada di bawah tekanan. "Junta membebaskan tahanan politik di Myanmar bukan karena perubahan hati, tapi karena tekanan," katanya. Junta telah membebaskan tahanan beberapa kali sejak kudeta Februari.

Sikap pemerintah ASEAN terhadap Myanmar sebenarnya terbelah. Ada yang berprinsip tak ingin mencampuri urusan dalam negeri Myanmar, ada pula yang mempertahankan kredibilitas dengan memberikan sanksi kepada pemimpin kudeta.
Indonesia, Malaysia, Filipina dan Singapura mendorong sikap yang lebih keras terhadap pemimpin junta Min Aung Hlaing. Dalam pertemuan yang berlangsung tegang, diputuskan untuk mengecualikan Myanmar dari KTT ASEAN.

Akhirnya dengan suara mayoritas, Brunei yang menjabat sebagai Ketua ASEAN, mengukuhkan keputusan tersebut. Myanmar tak diundang dalam pertemuan yang berlangsung pada 26-28 Oktober 2021. Sebagai gantinya diusulkan untuk mengundang perwakilan non politik dari Myanmar.

Advertising
Advertising

"Suasana pertemuan amat tegang," kata salah satu orang yang mengetahui diskusi tersebut. "ASEAN sedang berubah, tahun lalu mungkin ASEAN tidak akan melakukan hal seperti itu," ujarnya.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, Indonesia mengusulkan Junta Myanmar tidak perlu dilibatkan dalam KTT ASEAN pada 26-28 Oktober 2021 sampai negeri itu memulihkan demokrasi.

“Indonesia mengusulkan partisipasi Myanmar di KTT tidak harus diwakili di tingkat politik sampai Myanmar memulihkan demokrasi melalui proses inklusif,” kata Menlu Retno melalui Twitter.

<!--more-->

Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam pertemuan darurat para Menlu ASEAN yang dilaksanakan secara virtual, Jumat malam, 15 Oktober 2021, yang antara lain membahas pengecualian keikutsertaan pemimpin junta Myanmar dalam KTT ASEAN, mengingat krisis politik yang belum terselesaikan di negara itu.

Retno juga menggarisbawahi tidak adanya kemajuan berarti dalam implementasi Konsensus Lima Poin yang disepakati para pemimpin ASEAN dan Junta Myanmar untuk membantu menyelesaikan krisis di negeri itu.

Hal senada diungkapkan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan. Ia mengatakan di Twitter bahwa hasil pertemuan itu adalah keputusan yang sulit tetapi perlu dilakukan untuk menegakkan kredibilitas ASEAN.

Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin mengatakan jika mengalah maka kredibilitas ASEAN sebagai organisasi regional hilang. "Kami menjadi sekelompok orang yang selalu setuju terhadap hal-hal yang tidak berharga," ujarnya dikutip dari Reuters.

Panglima Militer Myanmar Min Aung Hlaing kecewa dengan keputusan tersebut. Dia menyalahkan oposisi yang menyebabkan kekerasan meningkat di Myanmar.

Dia mengatakan keputusan tak mengundang Myanmar adalah sangat memalukan dan tak pernah terjadi sebelumnya. Dia juga menyebut ada peran negara-negara Barat di dalamnya.

Sejak kudeta militer pada Februari lalu, Myanmar terus dilanda kekacauan. Ekonomi negara tersebut juga morat-marit.

Militer telah membunuh lebih dari 1.100 orang, menurut para aktivis dan PBB. Lebih dari 9.000 orang ditangkap termasuk Aung San Suu Kyi, menurut kelompok hak asasi Assistance Association for Political Prisoners, yang mendokumentasikan pembunuhan dan penangkapan.

REUTERS | CNN | ANTARA

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

6 jam lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

1 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

3 hari lalu

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengakui kontribusi Presiden Jokowi, baik bagi Indonesia maupun kawasan.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

6 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

7 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

7 hari lalu

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

Retno Marsudi di antaranya menghadiri ASEAN Future Forum di Vietnam sebagai platform tukar pandangan dan ide mengenai masa depan ASEAN

Baca Selengkapnya

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

8 hari lalu

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

PT Pupuk Indonesia memperluas jaringan ke tingkat ASEAN.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

8 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

8 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

10 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya