Melacak Jejak Parasetamol di Teluk Jakarta

Jumat, 8 Oktober 2021 22:34 WIB

Anak-anak bermain di Kali Adem, Muara Angke, Jakarta, Ahad, 3 Oktober 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah orang terlihat sedang menurunkan ikan tangkapan dari kapal nelayan pada Jumat siang di Dermaga T, Muara Angke, perairan yang disebut tercemar parasetamol.

Seorang nelayan di Muara Angke, Sarjoko menyatakan tak percaya ada limbah, apalagi kandungan parasetamol di tempat tangkapannya di Jakarta Utara. Menurut dia, selama berada di Muara Angke, tidak pernah ada ikan yang mati secara masif.

"Kalau ikan di Muara Angke tidak ada yang hidup, itu ada limbah," ujar Sarjoko saat ditemui di Dermaga T, Jumat, 8 Oktober 2021.

Pemilik kapal Putra Abadi itu mengatakan dirinya sudah puluhan tahun berkutat dengan laut dan ikan. Dia akhirnya berlabuh dari Brebes, Jawa Tengah ke Dermaga Muara Angke untuk menangkap ikan sejak 2018. Dia membawa kapal berukuran 8 GT dengan 20-30 anak buah kapal (ABK).

"Di sini ikan tembang, ikan kembung juga ada 1-2 ekor," kata pria 59 tahun itu.

Kapal Sarjoko bisa memperoleh hingga 10 ton ikan tembang setiap hari. Kemarin, mereka mendapat 9 ton ikan tembang. Sarjoko menjual ikan kepada pengurus nelayan di sana senilai Rp 2 ribu per kilogram.

Sebelumnya, studi internasional yang dipublikasikan pada Agustus 2021 mencatat adanya kandungan parasetamol yang mendominasi di perairan Teluk Jakarta.

Selanjutnya parasetamol terdeteksi di kawasan Muara Angke dan Ancol...

<!--more-->

Advertising
Advertising

Kandungan parasetamol terdeteksi di kawasan Muara Angke dan Ancol, keduanya berlokasi di Jakarta Utara. Kosentrasi parasetamol di Angke sebesar 610 ng/L dan Ancol 420 ng/L. Pengumpulan sampel air laut dilakukan pada akhir 2018 atau 2019.

Penelitian ini adalah studi awal yang pertama kali menguak kandungan parasetamol atau acetaminophen di perairan sekitar Indonesia. Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Zainal Arifin menyebut riset itu perlu didalami lagi.

Penelitian ini diterbitkan dalam Marine Pollution Bulletin edisi Volume 169, Agustus 2021 yang dapat diakses di www.sciencedirect.com. Judul penelitiannya 'High concentrations of paracetamol in effluent dominated waters of Jakarta Bay, Indonesia'.

Aktivitas nelayan seusai menangkap ikan di Dermaga T Muara Angke, Jakarta Utara, Jumat, 8 Oktober 2021. Para nelayan mengaku bahwa tangakapan ikan mereka tidak terdampak dengan berita parasetamol yang mencemari Teluk Jakarta. TEMPO/Francisca Christy Rosana

Total ada empat peneliti yang terlibat. Mereka adalah tiga peneliti dari School of Pharmacy and Biomolecular Sciences, University of Brighton bernama Wulan Koagouw, George W.J. Olivier, dan Corina Ciocan. Satu peneliti lagi adalah Zainal Arifin.

Salah satu pengurus nelayan di Dermaga T, Mutrika, mengaku tak tahu-menahu ihwal kandungan parasetamol di kawasan Angke. Selama ini para nelayan juga selalu mendapatkan ikan segar di Muara Angke.

"Nelayan enggak dapat ikan karena cuaca doang. Cuaca enggak bagus, kadang-kadang kosong," tutur wanita yang lebih dari 10 tahun menjadi pengurus nelayan itu.

Selanjutnya beberapa kali ikan memang ditemukan mati, mengambang di perairan Angke...

<!--more-->

Mutrika menambahkan, beberapa kali ikan memang ditemukan mati, mengambang di atas perairan Angke. Namun, dia menyebut ikan mati itu biasanya berasal dari jaring nelayan yang sobek, bukan karena limbah.

Kadang volume ikan yang ditangkap nelayan melebihi kapasitas tampung jaring, sehingga jaring sobek. Ikan-ikan mati karena sudah lama ditaruh di dalam jaring itu kemudian bertebaran di laut.

Untuk mengklarifikasi hasil studi tersebut, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta turun tangan. Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas LH DKI Syaripudin berujar, pihaknya tidak mendapat salinan penelitian dari Zainal dkk.

Menurut Syaripudin, penelitian ini dilakukan pada 2017 yang kedaluwarsa dalam waktu tiga tahun. Karena itu, Dinas LH telah mengambil sampel air di Angke dan Ancol pada Sabtu, 2 Oktober 2021 untuk ditelusuri lebih lanjut, meski kandungan parasetamol tidak wajib diukur.

Suasana Dermaga T Muara Angke, Jakarta Utara, Jumat, 8 Oktober 2021. TEMPO/Francisca Christy Rosana

Sampel telah dibawa ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) DKI. Pengecekan berlangsung selama 14 hari. Pengurus nelayan Dermaga T Muara Angke juga pernah melihat petugas mengambil sampel air di sana.

Syaripudin belum mengetahui sumber parasetamol tersebut. Hanya saja dia menduga ada tiga sumber pencemaran. Ketiga sumber itu adalah ekskresi masyarakat yang tinggi, pembuangan rumah sakit, dan industri farmasi.

Dia menambahkan, dinas sudah mengawasi pengolahan air limbah di Ibu Kota. Salah satunya dengan mewajibkan pengusaha menguji kandungan air yang dihasikan dari kegiatan usahanya ke laboratorium. Dinas LH bakal menegur perusahaan yang airnya tidak memenuhi standar baku mutu.

Selanjutnya Dinas LH juga mengawasi air limbah rumah tangga....

<!--more-->

Sementara pengawasan air limbah rumah tangga, masyarakat cukup memasang septic tank sesuai ketentuan. Syaripudin memaparkan sebagian besar rumah tangga di Jakarta sudah tertib untuk urusan pembuangan limbah.

Namun, dia belum bisa memastikan bagaimana pembuangan limbah di rumah-rumah dekat Teluk Jakarta. Sebab, Teluk Jakarta terbentang mulai dari Muara Angke hingga Marunda yang panjangnya sekitar 38 kilometer.

"Justru itu kami akan melakukan pengujian yang nanti akan dijelaskan apakah betul di situ terdapat konsentrasi parasetamol yang tinggi yang mungkin nanti bisa mengakibatkan biota laut terganggu," jelas Syaripudin.

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jakarta, Tubagus Soleh Ahmadi, menilai pemerintah DKI belum serius melindungi perairan di Teluk Jakarta. Padahal, menurut dia, revitalisasi Teluk Jakarta masuk dalam salah satu kegiatan strategis daerah.

Kondisi perairan Kali Adem di Muara Angke, Jakarta, Ahad, 3 Oktober 2021. Teluk Jakarta di kawasan Angke dan Ancol di wilayah Jakarta Utara dilaporkan tercemar paracetamol dengan konsentrasi tinggi. TEMPO/Muhammad Hidayat

Dia meyakini masyarakat pesisir dan nelayan akan semakin terbeban jika kandungan parasetamol berefek pada makhluk hidup dan ekosistem Teluk Jakarta.

"Temuan ini semakin menambah daftar panjang beban pencemaran di teluk Jakarta," ucap dia dalam keterangan tertulisnya.

Tubagus meminta pemerintah DKI tak hanya mengukur satu parameter kontaminan. Hal ini juga didukung anggota Komisi D Bidang Pembangunan DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike.

Menurut Yuke, lebih baik pemerintah DKI mendeteksi kontaminan laut sedari awal, termasuk parasetamol. "Mau lazim atau tidak lazim semuanya diperiksakan saja," tutur politikus PDIP itu di ruang rapat Komisi D, Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Selasa, 5 Oktober 2021.

Baca juga: Soal Pencemaran Parasetamol di Teluk Jakarta, DKI Sebut Belum Ada Baku Mutu

Berita terkait

Terpopuler: YLKI Minta Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

1 hari lalu

Terpopuler: YLKI Minta Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

Berita terpopuler Tempo: YLKI menuntut pemberantasan Pinjol ilegal, Menkominfo Budi Arie sebut judi online seperti hantu.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: YLKI Minta Akar Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

1 hari lalu

Terpopuler: YLKI Minta Akar Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

Berita terpopuler Tempo: YLKI menuntut pemberantasan Pinjol ilegal, Menkominfo Budi Arie sebut judi online seperti hantu.

Baca Selengkapnya

WALHI Tuntut Jepang Hentikan Pendanaan Proyek LNG, Termasuk di Indonesia

1 hari lalu

WALHI Tuntut Jepang Hentikan Pendanaan Proyek LNG, Termasuk di Indonesia

Walhi menuntut Jepang untuk menghentikan pendanaan publik negara tersebut untuk proyek gas dan LNG (Liquefied Natural Gas). Pasalnya, Walhi menilai proyek itu berdampak buruk pada lingkungan dan melanggar hak asasi manusia.

Baca Selengkapnya

DLH Sumbawa Tambah Sarpras Penanganan Sampah

2 hari lalu

DLH Sumbawa Tambah Sarpras Penanganan Sampah

Pemerintah Kabupaten Sumbawa melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), terus melakukan upaya dalam penanganan sampah.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

2 hari lalu

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

Pada 2024, Kota Surabaya menjadi salah satu wilayah di Jawa Timur yang merasakan langsung dampak banjir. Walhi Jatim beri tanggapan.

Baca Selengkapnya

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

3 hari lalu

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.

Baca Selengkapnya

Walhi Tuntut Jepang Akhiri Pendanaan Proyek Gas Fosil yang Menimbulkan Bencana

3 hari lalu

Walhi Tuntut Jepang Akhiri Pendanaan Proyek Gas Fosil yang Menimbulkan Bencana

Menurut Walhi, pasca Perjanjian Paris, JBIC justru menjadi penyandang dana gas fosil terbesar di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

3 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Demo Tolak Tambang Timah di Kantor Gubernur Bangka Belitung, Walhi: Setop IUP Baru

6 hari lalu

Demo Tolak Tambang Timah di Kantor Gubernur Bangka Belitung, Walhi: Setop IUP Baru

Walhi menyebut fakta kacaunya tata kelola timah di Bangka Belitung juga dapat dilihat dari perubahan peradaban masyarakat adat.

Baca Selengkapnya

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

6 hari lalu

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.

Baca Selengkapnya