Menanti Pembelajaran Tatap Muka di Masa Pandemi
Reporter
M Yusuf Manurung
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Jumat, 3 September 2021 15:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sejak diterapkan pada 30 Agustus lalu, pembelajaran tatap muka atau PTM terbatas di Jakarta disambut positif oleh orang tua maupun murid. Pelajar yang sebelumnya hanya belajar daring, antusias untuk pergi ke sekolah pada PPKM Level 3.
"Mah, besok bawa ini ya. Bawa itu ya," ujar orang tua murid di SD Negeri 13 Sunter Agung, Jakarta Utara, Fitri ketika menirukan ucapan putrinya yang semangat mengikuti PTM, pada Senin, 30 Agustus 2021.
Anak Fitri baru duduk di bangku kelas 1 di SD. Selama berada di level TK, sang anak hanya merasakan sekolah secara online. Fitri mendukung penuh pembelajaran tatap muka. Karena dengan itu, putrinya dapat bersosialisasi dengan kawan sekelas serta gurunya.
Antusiasme tak hanya diungkapkan oleh orang tua murid yang sekolahnya sudah diizinkan PTM. Mereka yang belum, juga ingin anaknya merasakan pengalaman belajar di sekolah. Seperti yang disampaikan oleh warga Kalideres, Jakarta Barat, Giyatun. Dia adalah orang tua dari siswa di SMPN 225 Jakarta Barat, bernama Kaka.
“Kaka itu sama sekali enggak pernah belajar kalau sekolah online. Kalau ngerjain tugas aja males. Ikut zoom aja jarang,” kata Giyatun, Selasa, 31 Agustus 2021.
Selama pembelajaran jarak jauh, kata Giyatun, anaknya hanya diberikan buku dan disuruh membaca sendiri. Metode itu dianggap tak mampu membuat sang anak paham akan pelajaran yang diberikan sekolah.
Selanjutnya orang tua berharap anak bisa belajar lebih baik saat PTM...
<!--more-->
"Kalau sekolah offline kan ada guru yang ngawasin, yang ngajarin. Enggak mungkin dia scroll TikTok kayak di rumah kan,” kata Giyatun.
Dinas Pendidikan DKI Jakarta memang baru mengizinkan 610 sekolah untuk menggelar PTM terbatas tahap 1. Namun, pemerintah daerah sudah punya ancang-ancang perluasan unit pendidikan yang akan mengikuti sistem itu.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria berharap ada 1.500 sekolah yang bisa melakukan PTM pada pertengahan September 2021. Bahkan, dia menargetkan seluruh sekolah di Ibu Kota bisa menggelar PTM pada Januari 2022.
"Jadi secara simultan, di luar 610 ini mengisi asesmen untuk persiapan PTM tahap berikutnya," kata Riza.
Di sela-sela target besar itu, Pemerintah DKI tengah menyiapkan rencana membuka sekolah tatap muka selama lima hari dalam satu pekan. Selama PTM yang sudah berjalan, sekolah hanya diizinkan beroperasi selama tiga hari sepekan.
Rencana sekolah lima hari itu akan dieksekusi pada pekan ketiga September 2021. Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taga Radja Gah mengatakan bahwa murid nantinya akan masuk tiap hari kecuali Sabtu-Minggu. Namun, mereka yang datang akan diselang-seling.
"Tetap belajar tatap mukanya diselang-seling," kata Taga.
Selanjutnya Dinas Pendidikan DKI atur belajar tatap muka selang-seling ...
<!--more-->
Menurut Taga, sekolah akan mengatur siswa kelas berapa, masuk di hari apa. Misalkan pada tingkat SD, pada hari Senin yang datang ke sekolah adalah murid kelas 1 dan 4, sementara sisanya belajar secara daring. Keesokannya, yang masuk adalah kelas 2 dan 5, dan seterusnya.
Rencana perluasan peserta maupun waktu operasional PTM di DKI Jakarta sejauh ini didukung dengan kasus Covid-19 yang cenderung landai dibandingkan selama masa PPKM Level 4 atau Darurat.
Jumlah kasus Covid-19 harian di Jakarta belum pernah mencapai angka 1.000 lagi selama empat hari PTM. Rinciannya adalah 30 Agustus sebanyak 341 kasus; 31 Agustus sebanyak 399 kasus; 1 September sebanyak 673 kasus; dan 2 September sebanyak 430 kasus.
Walau bergitu, Kepala Dinas Pendidikan DKI, Nahdiana mengatakan telah menetapkan alur emergency break bila terjadi penularan Covid-19 selama pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka. Menurut Peraturan Gubernur nomor 3 Tahun 2021, satuan pendidikan tempat penularan harus ditutup selama 3 x 24 jam dan dilakukan disinfektansi serta isolasi.
Baca juga: Dinas Pendidikan DKI Bakal Ambil Emergency Break Pembelajaran Tatap Muka Jika...