Prospek Ekonomi Afghanistan di Bawah Bayang-bayang Taliban

Reporter

Tempo.co

Selasa, 24 Agustus 2021 20:36 WIB

Para pria yang dilengkapi senjata saat bersiap melawan Taliban di Panjshir, Afghanistan 22 Agustus 2021. Taliban mengatakan telah mengirim ratusan pejuang ke wilayah itu setelah pejabat negara setempat menolak untuk menyerahkannya secara damai. Aamaj News Agency via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Sepekan lebih sejak Taliban menguasai Afghanistan, kondisi di negara ini belum stabil. Tak hanya keamanan, kondisi ekonomi juga carut marut.

Harga makanan mulai merangkak naik. Begitu pula harga bahan bakar minyak yang terus melambung karena banyaknya warga yang meninggalkan Kabul demi menghindari Taliban. Sementara lapangan pekerjaan hilang, terutama untuk pegawai pemerintahan.

Jauh sebelum jatuh ke tangan Taliban, Afghanistan termasuk negara miskin. Pada Maret lalu, Bank Dunia menggambarkan negara ini rapuh secara ekonomi dan sangat tergantung pada bantuan.

Sebanyak 75 persen pengeluaran publik didanai bukan oleh pendapatan pemerintah melainkan dari hibah lembaga internasional dan negara-negara seperti Amerika Serikat.

Setelah Taliban merebut Kabul, para donor mengumumkan akan mematikan keran keuangan untuk waktu dekat. Amerika Serikat mengumumkan akan membekukan miliaran dolar dalam cadangan darurat yang disimpan oleh bank sentral Afghanistan di Federal Reserve Bank of New York.

Advertising
Advertising

Dana Moneter Internasional mengatakan bahwa tahap pendanaan senilai US$ 450 juta yang semula akan dikirimkan ke pemerintah Afghanistan minggu depan, akan ditangguhkan. Jerman juga mengumumkan bahwa bantuan yang dijadwalkan sebesar $300 juta tidak jadi dikirimkan.

Meski demikian, dalam 20 tahun terakhir ekonomi Afghanistan telah berkembang jauh lebih besar. Pada 2002, saat Taliban digulingkan, produk domestik bruto resmi Afghanistan hanya US$ 4 miliar. Pada 2020, menurut data Bank Dunia, PDB negara itu naik hampir lima kali lipat menjadi US$ 19,8 miliar.

Di kota-kota besar, proyek infrastruktur membawa perubahan di bidang teknologi. Telepon pintar merambah ke berbagai lapisan masyarakat.

Berkembangnya ekonomi Afghanistan sebagian besar disuplai oleh bantuan asing. Defisit perdagangan besar-besaran, sedangkan di sisi lain 44 persen tenaga kerja negara itu didominasi sektor pertanian dengan berpenghasilan rendah.

Selama 20 tahun pula, Afghanistan seolah memiliki dua pemerintahan. Menurut Alex Zerden, pejabat dari Kementerian Keuangan Amerika Serikat di Afghanistan selama 2018-2019, Taliban memiliki kemampuan dalam bidang keuangan.

Taliban menangguk keuntungan dari penjualan opium, penambangan ilegal dan penyelundupan. Dana itu digunakan untuk menghidupi para anggotanya dan dan memasok operasi militer. Kelompok Taliban kini mulai menarik biaya bea cukai untuk ekspor dan impor.

Sejumlah negara yang merapat ke Taliban juga diprediksi memungkinkan kelompok ini mengelola perekonomian mereka. China diundang untuk menggarap proyek rekonstruksi di Afghanistan, Iran memasok bahan bakar minyak hingga Rusia yang juga ikut mendekat ke Taliban.

Graeme Smith, seorang peneliti Afghanistan menyatakan selama Pakistan, Cina dan Iran terus berdagang dengan Afghanistan, mereka akan memberikan sumber pendapatan yang stabil dan menguntungkan.

Baca juga: Taliban Hukum Mati Saudara Penerjemah untuk Tentara AS di Afghanistan

REUTERS | AL JAZEERA | VOA

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

8 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

13 jam lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

1 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

2 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

2 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

10 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

11 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

14 hari lalu

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

Kasus kawin kontrak kembali mengemuka. Berikut modus-modus kawin kontrak, termasuk soal mahar jutaan rupiah.

Baca Selengkapnya

Rapat Dewan Gubernur BI Akan Turut Evaluasi Perkembangan Ekonomi Global

14 hari lalu

Rapat Dewan Gubernur BI Akan Turut Evaluasi Perkembangan Ekonomi Global

Asisten Gubernur BI Erwin Haryono mengatakan dalam Rapat Dewan Gubernur Bulanan di antaranya akan membahas perkembangan ekonomi global.

Baca Selengkapnya