Dunia Kebobolan Varian Delta, Jalan Panjang Pandemi Covid-19 Belum Selesai

Reporter

Tempo.co

Selasa, 10 Agustus 2021 13:30 WIB

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]

TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum varian Delta, dunia berharap cepat sembuh ketika vaksin Covid-19 dikembangkan.

Namun, hampir dua tahun sejak pandemi dimulai, negara-negara yang meluncurkan vaksinasi cepat kembali kebobolan. Varian Delta menjadi strain virus corona paling dominan saat ini.

Varian Delta yang sangat menular telah menjadi jenis virus corona yang dominan secara global, mempertahankan pandemi yang telah menewaskan lebih dari 4,4 juta orang.

Asia-Pasifik adalah kawasan yang paling terdampak saat ini. Sistem kesehatan di Indonesia, Malaysia, dan Thailand kewalahan. Fiji, salah satu negara yang mengisolasi diri dan berhasil menahan pandemi sejak awal, kini kelimpungan memerangi wabah di dalam perbatasannya.

Pun Australia, yang kota-kota terbesarnya sedang menghadapi lockdown terberat tahun ini, setelah sebelumnya berhasil memutus mata rantai penularan di dalam wilayah dengan isolasi perbatasan yang ketat.

Advertising
Advertising

Amerika Serikat akhir bulan Juli kembali mengimbau warganya memakai masker, sementara Cina telah berupaya mengendalikan wabah baru di Cina daratan dengan rangkaian pengujian massal.

Negara-negara yang dianggap sukses melancarkan vaksinasi cepat, kini kembali berjuang dengan tingkat penularan yang cepat.

Para ilmuwan di Public Health England (PHE) pada Jumat mengatakan ada tanda-tanda awal bahwa orang yang telah divaksinasi Covid-19 mungkin dapat menularkan virus varian Delta semudah mereka yang tidak, dikutip dari Reuters, 10 Agustus 2021.

Temuan itu sejalan dengan temuan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, yang mengatakan bahwa orang yang sudah divaksinasi dan terinfeksi varian Delta, dapat dengan mudah menularkannya ke orang lain.

Seorang pria menerima dosis vaksin Covid-19 dari Pfizer BioNTech di Rumah Sakit Central Middlesex di London, Inggris, 1 Agustus 2021. REUTERS/Henry Nicholls

Vaksin telah terbukti memberikan perlindungan yang baik terhadap penyakit parah dan kematian akibat Delta, terutama dengan dua dosis, tetapi ada sedikit data tentang apakah orang yang divaksinasi masih dapat menularkannya kepada orang lain.

PHE mengatakan dari kasus varian Delta yang dikonfirmasi yang telah dirawat di rumah sakit sejak 19 Juli, 55,1% tidak divaksinasi, sementara 34,9% telah menerima dua dosis vaksin COVID-19.

Hampir 75% dari populasi Inggris telah memiliki dua dosis vaksin, dan PHE mengatakan bahwa "karena semakin banyak populasi yang divaksinasi, kita akan melihat persentase relatif yang lebih tinggi dari orang yang divaksinasi di rumah sakit".

Ini mengisyaratkan penularan Covid-19 tidak terhenti, bagaimanapun, bisa mencegah penyakit parah dan kematian.

Awal Juli Israel melaporkan penurunan efektivitas vaksin Pfizer dalam mencegah infeksi dan penyakit simtomatik Covid-19, tetapi mengatakan vaksin Covid-19 itu tetap sangat efektif dalam mencegah penyakit serius.

Efektivitas vaksin Pfizer/BioNTech dalam mencegah infeksi dan penyakit bergejala turun menjadi 64% sejak 6 Juni, kata Kementerian Kesehatan Israel. Pada saat yang sama, vaksin itu 93% efektif dalam mencegah rawat inap dan penyakit serius akibat virus corona.

Di Cina dan Australia Wabah Terkendali sampai Varian Delta Muncul

<!--more-->

Cina dan Australia setahun lebih unggul mengendalikan wabah daripada Inggris atau Amerika Serikat.

Dale Fisher, seorang profesor penyakit menular di Rumah Sakit Universitas Nasional Singapura, mengatakan kepada CNN bahwa strategi Australia dan Cina difokuskan pada penutupan perbatasan yang ketat dengan cepat melacak setiap kasus yang bocor dengan pengujian massal.

Tetapi pendekatan-pendekatan strategi nol Covid itu kebobolan oleh varian Delta, yang diperkirakan menular seperti cacar air, dan antara 60% dan 200% lebih menular daripada jenis asli yang pertama kali diidentifikasi di Wuhan.

Begitu varian Delta tiba di Australia, negara itu memiliki kelemahan: vaksinasi yang lamban. Pada awal wabah, Australia tampaknya tidak terburu-buru memburu vaksin dibanding negara-negara lain.

Pada hari Minggu, hanya 17% dari populasi Australia yang terdiri dari 25 juta orang telah divaksinasi sepenuhnya, jauh di bawah Inggris yang 58% atau 50% di AS, yang berarti ada sedikit kekebalan di masyarakat untuk menghentikan penyebaran varian Delta.

Sementara Cina bergantung pada vaksin buatan sendiri, termasuk Sinovac, yang memiliki sekitar 50% kemanjuran terhadap gejala Covid-19, dan efektivitas 100% terhadap penyakit parah, menurut data uji coba yang diserahkan ke WHO, dan Sinopharm, yang memiliki perkiraan kemanjuran untuk gejala dan penyakit rawat inap sebesar 79%, menurut WHO. Angka itu lebih rendah daripada vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna, yang lebih dari 90% efektif melawan gejala Covid-19.

Seorang pekerja medis mengambil swab dari seseorang di tempat pengujian asam nukleat di sebuah taman, menyusul kasus baru penyakit virus corona (COVID-19), di Beijing, Cina, 6 Agustus 2021. [REUTERS/Tingshu Wang]

Selama berbulan-bulan, strategi nol Covid telah berjalan dengan baik. Sementara negara-negara lain telah berjuang melawan sistem perawatan kesehatan yang terbebani dan jumlah kematian yang tinggi, Cina dan Australia masing-masing hanya melaporkan 4.848 dan 939 kematian. Itu memungkinkan mereka untuk melanjutkan kehidupan seperti biasa di dalam perbatasan mereka, dan berarti ekonomi mereka tidak terlalu terpukul.

Namun, dalam jangka panjang, banyak ahli berpikir strategi nol Covid tidak berkelanjutan, di mana pada akhirnya semua negara akan ingin membuka diri lagi kepada dunia.

Pengalaman kolektif Cina dan Australia juga menyoroti risiko bahwa negara-negara lain dengan pembatasan perbatasan yang ketat, mungkin tidak dapat mencegah varian Delta atau varian lain selamanya.

Fisher mengatakan kepada CNN wabah varian Delta kemungkinan akan terjadi di negara lain yang sejauh ini belum mengalaminya, seperti Selandia Baru.

Seperti Australia, Selandia Baru dan Hong Kong memiliki tingkat vaksinasi yang relatif rendah dengan masing-masing 16% dan 39% divaksinasi penuh pada hari Minggu. Jika varian Delta masuk, mereka juga rentan terhadap wabah.

Dia merekomendasikan untuk mempertahankan beberapa pembatasan seperti mengenakan masker di dalam ruangan, bahkan ketika sebuah negara telah menutup perbatasan, dan tidak ada kasus lokal yang dilaporkan.

Waspada Varian Lain

<!--more-->

Menurut artikel New Perspective Piece di New England Journal of Medicine, kesenjangan vaksin antara negara kaya dan miskin bisa menggagalkan pemulihan global dari pandemi virus corona, dikutip dari Medical News Today pada April.

Para ahli memperkirakan bahwa 80% orang di negara-negara berpenghasilan rendah tidak akan menerima vaksinasi pada akhir tahun 2021. Dengan perkiraan lain, setidaknya 90% dari populasi di 67 negara berpenghasilan rendah tidak mungkin mendapatkan vaksinasi pada akhir tahun.

Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kekebalan kelompok global, semakin banyak waktu bagi virus Covid-19 untuk bermutasi, berpotensi menciptakan varian baru yang dapat membuat vaksin saat ini tidak berguna.

Jika vaksin Covid-19 yang tersedia menjadi tidak efektif, maka akan menggagalkan upaya banyak negara untuk membatasi pandemi dan melumpuhkan upaya untuk meningkatkan tingkat vaksinasi Covid-19 global.

Penyebaran virus Covid-19 atau SARS-CoV-2 yang terus berlanjut telah melahirkan varian yang dinamakan berdasarkan alfabet Yunani, sistem penamaan yang digunakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk melacak mutasi baru virus penyebab Covid-19.

Para ilmuwan tetap fokus pada varian Delta, yang sekarang menjadi varian dominan yang meningkat pesat di seluruh dunia, tetapi ilmuwan juga melacak varian lain untuk melihat apa yang mungkin terjadi di masa depan.

WHO mengklasifikasikan varian Delta sebagai variant of concern, yang berarti telah terbukti mampu meningkatkan penularan, menyebabkan penyakit yang lebih parah atau mengurangi manfaat vaksin dan perawatan.

Dikutip dari Reuters, Shane Crotty, seorang ahli virologi di La Jolla Institute for Immunology di San Diego, mengatakan "kekuatan super" Delta adalah kemampuan menularnya.

Sebuah jalan terlihat kosong saat lockdown di Sydney, Australia, Rabu, 28 Juli 2021. Meskipun penguncian diperpanjang di Sydney, ibukota negara bagian, New South Wales mencatat 239 kasus yang didapat secara lokal dalam 24 jam terakhir, kenaikan harian terbesar sejak pandemi dimulai. (Xinhua/Hu Jingchen)

Peneliti Cina menemukan bahwa orang yang terinfeksi varian Delta membawa virus 1.260 kali lebih banyak di hidung mereka dibandingkan dengan versi asli virus corona. Beberapa penelitian AS menunjukkan bahwa "viral load" pada individu yang divaksinasi yang terinfeksi varian Delta setara dengan mereka yang tidak divaksinasi, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan.

Saat virus corona asli membutuhkan waktu hingga tujuh hari untuk menyebabkan gejala, varian Delta dapat menyebabkan gejala dua hingga tiga hari lebih cepat, memberi sistem kekebalan lebih sedikit waktu untuk merespons dan meningkatkan pertahanan. Varian Delta juga tampaknya bermutasi lebih lanjut, dengan laporan muncul dari varian "Delta Plus", sub-garis keturunan yang membawa mutasi tambahan yang telah terbukti menghindari perlindungan kekebalan.

Sementara itu, varian Lambda telah menarik perhatian sebagai ancaman baru yang potensial. Tetapi versi virus corona ini, yang pertama kali diidentifikasi di Peru pada bulan Desember, mungkin sedang surut, kata beberapa pakar penyakit menular kepada Reuters.

WHO mengklasifikasikan Lambda sebagai variant of interest, artinya membawa mutasi yang diduga menyebabkan perubahan penularan atau menyebabkan penyakit yang lebih parah, tetapi masih dalam penyelidikan. Studi laboratorium menunjukkan Lambda memiliki mutasi yang melawan antibodi yang diinduksi vaksin.

Eric Topol, seorang profesor kedokteran molekuler dan direktur Scripps Research Translational Institute di La Jolla, California, mengatakan persentase kasus Lambda baru yang dilaporkan ke GISAID, database yang melacak varian SARS-CoV-2, telah menurun, tanda bahwa variannya memudar.

Kemudian ada Varian B.1.621, yang pertama kali muncul di Kolombia pada bulan Januari, di mana varian ini menyebabkan wabah besar, belum mendapatkan nama huruf Yunani.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa telah mendaftarkannya sebagai variant of interest, sementara Public Health England menggambarkan B.1.621 sebagai varian yang sedang diselidiki. Varian ini membawa beberapa mutasi kunci, termasuk E484K, N501Y dan D614G, yang telah dikaitkan dengan peningkatan transmisibilitas dan penurunan perlindungan kekebalan. Sejauh ini, ada 37 kemungkinan dan kasus yang dikonfirmasi di Inggris, menurut laporan pemerintah baru-baru ini, dan variannya telah diidentifikasi pada sejumlah pasien di Florida.

Dr. Anthony Fauci, kepala penasihat medis Gedung Putih, baru-baru ini memperingatkan bahwa Amerika Serikat bisa berada dalam masalah kecuali lebih banyak orang Amerika yang divaksinasi, karena kumpulan besar orang yang tidak divaksinasi memberi virus lebih banyak kesempatan untuk menyebar dan bermutasi menjadi varian baru. Selain itu, varian baru bisa muncul di negara-negara miskin karena hanya sedikit orang yang divaksin.

Varian Delta yang pertama kali terdeteksi di India tetap menjadi varian yang paling mengkhawatirkan saat ini. Varian Delta menyerang populasi yang tidak divaksinasi di banyak negara dan telah terbukti mampu menginfeksi proporsi yang lebih tinggi dari orang yang divaksinasi daripada pendahulunya.

Baca juga: Penyebaran Cepat Varian Delta Menyebabkan Krisis Ruang ICU di Amerika Serikat

REUTERS | CNN | MEDICAL NEWS TODAY

Berita terkait

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

14 jam lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

16 jam lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

16 jam lalu

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

Olahraga bisa menjadi investasi kesehatan di masa datang dan penting bagi anak muda zaman sekarang mengubah gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

1 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

2 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

2 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

2 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

3 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

3 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya