Berebut Oksigen dari Cina Sebelum Kolaps

Kamis, 8 Juli 2021 15:01 WIB

Petugas menurunkan tabung oksigen yang akan didistribusikan di Posko Rescue Oxygen, Monas, Senin, 5 Juli 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah Indonesia memutuskan menambah pasokan oksigen bagi penderita Covid-19 dengan membuka keran impor, termasuk dari Cina. Kementerian Perindustrian menyatakan, melalui mekanisme business to business, importir telah melakukan pemesanan oksigen konsentrator sebagai alternatif di tengah menipisnya kebutuhan oksigen dalam negeri.

“Sudah ada yang on the way (dalam perjalanan). Kita pesannya 600 (unit) oleh Indorama. Tapi kan berebutan di sana. Perlu waktu (pengiriman). Dalam minggu ini diperkirakan sampai,” ujar Direktur Industri Kimia Hulu, Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil, Kementerian Perindustrian Fridy Juwono saat dihubungi Tempo, Kamis, 8 Juli 2021.

Oksigen konsentrator merupakan alat yang berfungsi memproses oksigen dengan cara mengambil udara di ruangan sekitar. Oksigen konsentrator diperuntukkan bagi penderita Covid-19 dengan gejala ringan yang tengah menjalani isolasi di rumah atau pusat karantina.

Fridy mengakui, tak mudah mendatangkan pasokan oksigen di tengah melonjaknya kasus Covid-19 di berbagai negara. Indonesia harus berkompetisi dengan negara lain yang membutuhkan stok oksigen untuk memenuhi kebutuhan di rumah sakit-rumah sakit.

“Negara-negara lain juga butuh, sedangkan sumbernya dari Cina. Kita upayakan bisa dapat sesuai yang kita inginkan, seoptimal yang kita butuhkan,” tutur Fridy.

Advertising
Advertising

Adapun Cina merupakan salah satu negara yang diandalkan untuk memasok kebutuhan oksigen dan peralatannya, termasuk konsentrator. Dibandingkan dengan negara lain, aktivitas produksi dan distribusi ekspor-impor Cina disebut-sebut telah berjalan normal. Negeri Tirai Bambu itu pun menjadi pusat industri pabrikasi bagi merek-merek asal negara lain.

Selain Cina, Indonesia telah menjajaki komunikasi dengan Singapura. Sedangkan dengan negara lain, seperti Eropa, Fridy mengatakan opsi-opsi itu belum diambil. “Kalau Eropa terlalu jauh, apalagi dalam situasi sekarang, dari Cina lebih efisien,” ujar Fridy.

Berita terkait

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

2 jam lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

4 jam lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: 40 Pabrik Baja Ilegal hingga 'Karpet Merah' Jokowi untuk Program Makan Siang Gratis

11 jam lalu

Terpopuler Bisnis: 40 Pabrik Baja Ilegal hingga 'Karpet Merah' Jokowi untuk Program Makan Siang Gratis

Zulhas mengatakan ada 40 pabrik yang memproduksi baja ilegal atau tidak memenuhi ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

23 jam lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

23 jam lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

1 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

1 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

1 hari lalu

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

Rencana pemerintah membuka lahan sejuta hektar di Kalimantan Tengah untuk proyek penanaman padi Cina dinilai tidak perlu.

Baca Selengkapnya