Panas Tubuh Partai Banteng Melihat Manuver Ganjar

Reporter

Egi Adyatama

Editor

Amirullah

Senin, 24 Mei 2021 20:11 WIB

Ganjar Pranowo dan Megawati. Facebook/@Ganjar Pranowo

TEMPO.CO, Jakarta - Gejolak muncul di tubuh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Dalam pengarahan kader untuk penguatan soliditas partai menuju Pemilu 2024 yang digelar Sabtu, 22 Mei 2021 lalu di Semarang, Jawa Tengah, tak ada nama Ganjar Pranowo sebagai salah satu undangan.

Padahal selain berposisi sebagai tuan rumah, Gubernur Jawa Tengah itu juga politikus PDIP dengan elektabilitas tinggi di antara kader PDIP lain. Pengarahan yang dilakukan oleh Ketua DPP PDIP Puan Maharani itu pun berjalan tanpa kehadiran Ganjar.

Belakangan, diketahui bahwa DPD PDIP Jateng dengan terang-terangan menyebut Gubernur Jawa Tengah itu terlalu berambisi maju pada Pilpres 2024 sehingga meninggalkan norma kepartaian. Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto menyebut sikap itu tidak baik.

"Wis kemajon (sudah kelewatan), yen kowe pinter, ojo keminter (bila kamu pintar, jangan sok pintar)," kata Bambang, Ahad, 23 Mei 2021.

Bambang mengatakan sudah beberapa kali mengingatkan Ganjar karena dianggap terlihat bermanuver untuk menjadi calon presiden atau capres 2024. Ia mengatakan pencapresan merupakan wewenang Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Ganjar, diminta Bambang untuk fokus di pekerjaannya saat ini sebagai Gubernur Jateng.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kedua kanan) bersepeda dengan rekan-rekannya saat uji coba pemberlakuan lintasan road bike di jalan layang non tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang, Jakarta, Ahad, 23 Mei 2021. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

Ganjar sendiri dikabarkan berada di Jakarta setelah tak diundang dalam acara pengarahan itu. Ia bersepeda di Jakarta pada Ahad kemarin. Sehari sebelum pengarahan yang digelar Sabtu, ia bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk bersilaturahmi. Namun Ganjar enggan banyak menanggapi hal itu. "Tidak (ada tanggapan)," kata Ganjar lewat pesan singkat.

Ganjar memang memiliki elektabilitas yang tinggi dalam survei bursa calon presiden untuk 2024. Dari sejumlah survei sejak tahun lalu, nama Ganjar ada di jajaran atas nama-nama unggulan bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, hingga Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Direktur Eksekutif Indonesian Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menduga PDIP merasa tak nyaman dengan langkah Ganjar yang dinilai terlalu agresif mempromosikan dirinya lewat media sosial. Setelah lama menggunakan Instagram, belakangan Ganjar juga kerap menggunakan YouTube sebagai platform konten dirinya.

"Bisa dilihat dari agresifnya Ganjar mempromosikan diri melalui media sosial, yang lebih banyak orientasinya personal dibanding ekspresi kerja sebagai gubernur, " kata Dedy.

Dedy juga menduga Ganjar tidak mengindahkan isyarat PDIP agar tidak terlalu aktif sosialisasi diri dibanding sosialisasikan parpol atau ketua umum PDIP. Padahal, ia mengatakan, kebanyakan kader lain lebih banyak mempromosikan ketua umumnya.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menduga ada yang mulai tak nyaman dengan langkah Ganjar ini. Terlebih, elektabilitas dan popularitas Ganjar menanjak dan kerap disebut sebagai capres terkuat dari PDIP.

"Ada pihak yang tak happy dan tak nyaman, terutama pihak yang punya akses langsung kepada elite partai, ketua umum, dan kemungkinan punya golden ticket untuk mendapatkan rekomendasi maju, tapi tak punya bekal elektabilitas tinggi," ujar Adi.

Adi tak menyebut siapa yang merasa dirugikan dengan langkah Ganjar. Meski begitu, selain nama Ganjar, PDIP juga diketahui masih memiliki nama lain yang berpotensi maju di Pilpres 2024, yakni Ketua DPP PDIP sekaligus Ketua DPR, Puan Maharani.

Presiden Jokowi (kanan) didampingi Ketua DPR RI Puan Maharani (kedua kanan) berdialog dengan petani dalam Kunjungan Kerja di Kanigoro, Pagelaran, Malang, Jawa Timur, Kamis, 29 April 2021. Dalam kunjungan tersebut, Presiden melakukan panen raya serta memberikan bantuan bagi korban gempa Malang. ANTARA/Ari Bowo Sucipto

Nama Puan sebenarnya dinilai Dedy Kurniasyah tetap lebih potensial didukung PDIP sebagai calon presiden atau capres 2024 ketimbang Ganjar.

Dedi memandang posisi anak Megawati itu sebagai politikus perempuan dan akses politiknya yang jauh lebih besar dari Ganjar, dinilai sebagai modal terbesar Puan. Puan, kata Dedi, bisa mencakup seluruh Indonesia sebagai Ketua DPR dan Ketua PDIP, sedangkan Ganjar hanya terbatas di Jawa Tengah.

Namun, Dedi mengingatkan agar Puan Maharani tetap harus berhati-hati. "Jangan sampai memberikan panggung playing victim. Karena jika dia memainkan peran sebagai korban konflik, maka simpati bisa saja mengucur ke Ganjar," kata Dedi.

Menanggapi kisruh ini, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto hari ini, Senin, 24 Mei 2021 mengingatkan bahwa kewenangan terkait capres dan cawapres ditentukan oleh Ketua Umum PDIP Megawati. Selain itu, partai juga masih fokus membantu Presiden Joko Widodo mengatasi pandemi, bukan mengurus capres cawapres.

Hasto mengatakan pilihan terbaik Partai saat ini bagi seluruh kader partai pada seluruh jajaran tiga pilar partai adalah melakukan konsolidasi partai secara menyeluruh. Ia mengajak kadernya merapatkan barisan, karena banyak pihak yang sudah bermanuver politik untuk 2024.

“Terus bergerak ke bawah bersama rakyat, sehingga ketika tiba momentum politik bagi Ibu Megawati untuk mengambil keputusan, seluruh kader Partai telah mengakar dalam semangat kolektivitas untuk kejayaan bangsa dan negara Indonesia," kata Hasto.

Berita terkait

Alasan Partai Gelora Minta PKS Timbang Ulang Rencana Gabung ke Kubu Prabowo

14 menit lalu

Alasan Partai Gelora Minta PKS Timbang Ulang Rencana Gabung ke Kubu Prabowo

Partai Gelora meminta PKS mempertimbangkan dengan matang keputusan bergabung atau tidak dengan pemerintahan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Safari Politik Prabowo Usai KPU Menetapkan sebagai Presiden Terpilih

48 menit lalu

Safari Politik Prabowo Usai KPU Menetapkan sebagai Presiden Terpilih

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan safari politik setelah ditetapkan KPU sebagai presiden terpilih Pilpres 2024. Ke mana saja?

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

50 menit lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

PDIP Minta Suara PSI di Papua Tengah Jadi Nol, Hakim Guntur Hamzah: Tunjukkan Buktinya

3 jam lalu

PDIP Minta Suara PSI di Papua Tengah Jadi Nol, Hakim Guntur Hamzah: Tunjukkan Buktinya

Hakim MK Guntur Hamzah menyoroti petitum atau permohonan PDIP yang ingin menjadikan perolehan suara PSI di DPRD Provinsi Papua Tengah menjadi nol.

Baca Selengkapnya

PDIP Minta Perolehan Suara PSI dan Demokrat di DPRD Papua Tengah Dinihilkan

4 jam lalu

PDIP Minta Perolehan Suara PSI dan Demokrat di DPRD Papua Tengah Dinihilkan

PDIP meminta kepada MK agar perolehan suara PSI dan Partai Demokrat dalam pemilihan DPRD Provinsi Papua Tengah dijadikan nol.

Baca Selengkapnya

Tolak PKS Gabung ke Prabowo-Gibran, Berikut Rekam Jejak Partai Gelora

4 jam lalu

Tolak PKS Gabung ke Prabowo-Gibran, Berikut Rekam Jejak Partai Gelora

Partai Gelora menolak PKS bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Berikut alasan dan profil partai yang didirikan oleh eks petinggi PKS itu.

Baca Selengkapnya

Jawaban Anies Baswedan dan Ganjar Soal Kemungkinan Bergabung dalam Kabinet Prabowo-Gibran

4 jam lalu

Jawaban Anies Baswedan dan Ganjar Soal Kemungkinan Bergabung dalam Kabinet Prabowo-Gibran

Setelah putusan MK yang menolak keputusan kubu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, akankah mereka kemudian gabung di kabinet Prabowo-Gibran?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

6 jam lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi dan Gibran Disebut sebagai Bagian dari Keluarga Besar Golkar dan PAN

7 jam lalu

Kala Jokowi dan Gibran Disebut sebagai Bagian dari Keluarga Besar Golkar dan PAN

Ini alasan Partai Golkar dan PAN menyebut Jokowi dan Gibran sebagai bagian dari keluarga besar partainya.

Baca Selengkapnya

PAN Mau Terima Jokowi dan Gibran Setelah Dipecat PDIP

8 jam lalu

PAN Mau Terima Jokowi dan Gibran Setelah Dipecat PDIP

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sebelumnya mengaku dirinya sudah berulang kali menyampaikan bahwa PAN membuka pintu untuk Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya