Mengadang Klaster Covid-19 Arus Balik Lebaran
Reporter
M Yusuf Manurung
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Sabtu, 15 Mei 2021 17:31 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sehari setelah Idul Fitri 1442 Hijriah, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah atau Forkopimda DKI Jakarta langsung rapat untuk mengantisipasi arus balik Lebaran 2021.
Rapat mendadak pada Jumat pagi, 14 Mei 2021 itu dihadiri Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran, Pangdam Jaya Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman dan Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta Asri Agung Putra.
"Kita melakukan rapat koordinasi untuk mengantisipasi lonjakan arus balik sesudah mudik lebaran," kata Anies Baswedan usai rapat di Balai Kota DKI, Jumat pagi.
Forum tersebut menyepakati dua langkah screening Covid-19 dalam arus mudik lebaran 2021. Pertama, screening secara random terhadap pengendara kendaraan pribadi di pintu-pintu masuk Jabodetabek.
"Sementara kendaraan umum, udara, laut dan kereta api, memang sudah dilakukan random screening antigen sebelum berangkat, sehingga kita bsa mendeteksi secara lebih baik bila ada warga yang masuk kawasan Jakarta dan bergejala atau berpotensi membawa Covid-19."
Langkah screening kedua dilakukan ketika pemudik tiba di kediamannya di Ibu Kota. Satgas Covid-19 mulai dari RT, RW, Kelurahan dan Kecamatan akan mendata warga yang masuk ke wilayahnya dan menggelar tes antigen.
<!--more-->
Anies mengatakan rapat itu juga menyimpulkan akan adanya koordinasi mulai dari pimpinan di tingkat provinsi hingga RT. Pertemuan khusus untuk membahas pencegahan klaster Covid-19 dalam arus balik bakal digelar dengan melibatkan RT, RW, Lurah dan Camat.
Pelaksana tugas Wali Kota Jakarta Selatan, Isnawa Adji, mengatakan akan memberlakukan dua lapis screening pemudik yang baru kembali dari kampung halaman akan dilakukan bersama oleh polisi dan TNI.
"Pemudik yang kembali ke Jakarta akan menjalani tes swab kalau tak bisa menunjukkan hasil negatif Covid-19," kata dia di kantornya, kemarin.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan Muhammad Helmi mengatakan pemudik yang dinyatakan positif Covid-19 tapi tak menunjukkan gejala sakit akan diberi pilihan untuk menjalani isolasi mandiri di rumah. Jika tak memungkinkan, dia akan ditempatkan di Wisma Atlet Kemayoran atau Hotel Kaisar.
“Sedangkan yang menunjukkan gejala langsung dibawa ke rumah sakit rujukan," ujar Helmi.
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran mengatakan dua lapis pengetatan itu diterapkan merujuk pada data banyaknya warga yang lolos mudik meski pemerintah sudah meniadakan mudik Lebaran di masa pandemi Covid-19.
Menurut Fadil Imran, sebanyak 1 juta orang melakukan perjalan keluar dan masuk wilayah Jabodetabek sebelum larangan mudik dari pemerintah pusat diberlakukan.
"Jumlah kendaraan yang keluar-masuk di gerbang Tol Cikupa dan Cikarang Barat itu sekitar 700 ribu. Kemudian data penumpang melalui kereta api dan udara sekitar 300 ribu," kata Fadil usai rapat Forkopimda.
<!--more-->
Selain warga yang menggunakan kendaraan roda empat, kereta api dan pesawat, kata Fadil, ada juga orang yang menggunakan sepeda motor. Para pemotor disebut melintas dari wilayah Kedungwaringin menuju Jawa.
"Di mana ada sekitar 100-200 ribu masyarakat yang tetap nekat untuk pulang," kata Fadil.
Langkah pengetatan pemeriksaan dalam arus balik juga dilakukan di Provinsi Banten. Polda Banten membuat 24 titik pos penyekatan arus balik Lebaran.
Sebanyak 9 pos penyekatan berada di pintu gerbang tol mulai dari Cikupa, Kedaton, Balaraja Timur, Balaraja Barat, Cikande, Ciujung, Serang Timur, Serang Barat dan Merak. Sedangkan 15 pos penyekatan lainnya ada di jalur arteri.
Kapolda Banten Inspektur Jenderal Rudy Heriyanto Adi Nugroho mengatakan pihaknya menyediakan posko untuk pemeriksaan tes antigen. Setelah tes, kata dia, warga akan melakukan karantina minimal selama 5x24 jam.
"Sehingga dapat mencegah penularan Covid-19 dengan optimalisasi PPKM Mikro di desa atau kelurahan," kata Rudy Heriyanto, Jumat 14 Mei 2021.
Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono, memprediksi angka kasus positif Covid-19 bakal melonjak setelah Lebaran. Selain karena mobilitas warga yang tinggi, menurut dia, lonjakan kasus turut dipengaruhi masuknya varian baru Covid-19 yang diperkirakan berasal dari India, Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan.
"Risiko penyebaran virusnya semakin luas. Apalagi kalau mengabaikan protokol kesehatan," kata dia.
Tri ragu akan data pemerintah yang menunjukkan angka penularan Covid-19 di Ibu Kota telah melandai. Keraguan ini merujuk pada rendahnya angka testing yang
digelar Dinas Kesehatan DKI Jakarta. "Sebenarnya angka penularan sudah tak karuan. Tinggal tunggu waktu saja."
Baca juga: Arus Balik Lebaran 2021, Ini Syarat Masuk Lagi ke Jabodetabek