Kasus Covid-19 DKI Naik Lagi: Epidemiolog Tuding Faktor Mobilitas Tinggi
Reporter
Adam Prireza
Editor
Dwi Arjanto
Sabtu, 24 April 2021 15:11 WIB
JAKARTA- Penambahan kasus Covid-19 di DKI Jakarta menunjukkan tren yang meningkat beberapa hari terakhir.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada Rabu, 21 April 2021 mencatat terdapat 6.440 kasus aktif Covid-19 di Ibu Kota. Sehari setelahnya angka itu bertambah menjadi 7.045 kasus.
Teranyar, Jumat kemarin, tercatat ada 7.023 kasus aktif di Jakarta, di mana para pasiennya tengah dirawat di rumah sakit atau menjalani isolasi.
Padahal, pada Maret 2021, tren kenaikan kasus Covid-19 telah menurun jika dibandingkan pada periode Januari-Februari 2021 yang mencapai 25 ribu kasus aktif.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan usai libur Paskah pada 4 April 2021 terjadi peningkatan jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di beberapa rumah sakit pemerintah di berbagai daerah.
Khusus di Jakarta, Budi mengatakan kenaikan terpantau di RSUP Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat; RS Ketergantungan Obat, Jawa Timur; hingga RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan. "Ada kenaikan sedikit, bukan untuk membuat khawatir," kata Budi Gunadi dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, 23 April 2021.
Berdasarkan situs resmi corona.jakarta.go.id, per tanggal 15 April 2021, tercatat ada 2.514 Rukun Tetangga (RT) di DKI Jakarta yang berstatus zona rawan penyebaran Covid-19. Jakarta Barat memiliki zona rawan terbanyak, yaitu 634 RT, lalu Jakarta Timur dengan 633 RT, Jakarta Selatan 574 RT, Jakarta Utara 475 RT, Jakarta Pusat 196 RT, dan Kepulauan Seribu 2 RT.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria membantah pemerintah kecolongan. Menurut dia, dibandingkan dengan total RT di Ibu Kota, jumlah itu tergolong sedikit.
"Jakarta ini kan ada 30 ribuan RT. Jadi sesungguhnya cuma sedikit dibanding jumlah RT yang ada dan Jakarta kan sudah keluar dari zona merah," kata Riza di Balai Kota pada Kamis, 22 April 2021.
Riza mengatakan bahwa upaya vaksinasi Covid-19 di Jakarta sudah sangat baik. Ia juga mengatakan persentase kesembuhan pasien Covid-19 sudah meningkat dan angka kematian menurun. "Jadi Jakarta ini on the track. Mencapai satu sasaran tujuan yang lebih baik lagi," ujar Riza.
Pemprov DKI pun menerapkan jam malam di wilayah RT yang masuk kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Mikro. Kebijakan itu tertuang dalam Instruksi Gubernur DKI nomor 23 tahun 2021 tentang perpanjangan PPKM Mikro tingkat RT. Adapun RT yang menerapkan PPKM Mikro merupakan kawasan yang dinyatakan zona merah penularan Covid-19.
Zona merah mempunyai kriteria ditemukannya lima rumah dengan konfirmasi kasus positif dalam satu RT selama tuju hari terakhir. Skenario yang diambil pemerintah untuk mengendalikan penularan wabah adalah dengan membatasi keluar masuk wilayah Rukun Tetangga maksimal hingga pukul 20.00 alias jam malam.
Selain itu, Pemprov DKI juga mempunyai tanggung jawab menemukan kasus suspek dan pelacakan kontak dan melakukan isolasi mandiri/terpusat dengan pengawasan ketat.
Dalam Ingub itu, skenario yang diambil Pemprov DKI lainnya adalah dengan menutup tempat bermain anak dan tempat umum kecuali sektor esensial, melarang kerumunan lebih dari tiga orang, membatasi dan meniadakan kegiatan sosial masyarakat di lingkungan RT yang menimbulkan kerumunan dan berpotensi menimbulkan penularan.
<!--more-->
Riza mengatakan kebijakan jam malam di RT zona merah bertujuan untuk mencegah warga berkeliaran dan menyebabkan kerumunan. Riza Patria berharap kebijakan itu dipatuhi guna menekan penularan Covid-19.
Menurut dia, untuk menekan penularan Covid-19 perlu dilakukan terobosan tidak hanya dengan penerapan protokol kesehatan 3M, yakni menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.
Epidemiolog dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan penularan kasus Covid-19 di DKI Jakarta masih tinggi. Hal itu terlihat dari angka positivity rate atau rasio positif yang masih berada di kisaran 10 persen.
Jika penelusuran kontak ditingkatkan lagi, angka temuannya bakal lebih tinggi. "Kasus Covid-19 memang belum menurun. Yang ada sekarang penurunan contract tracing," kata Tri saat dihubungi, Selasa, 20 April 2021.
Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono memperkirakan wilayah DKI Jakarta hingga wilayah lainnya bakal mengalami peningkatan kasus Covid-19 yang cukup tajam seperti yang terjadi di India.
Adapun kasus Covid-19 di India telah menembus angka 300 ribu kasus per hari. "Karena sekarang mobilitas warga tinggi selama Ramadan. Apalagi juga menghadapi mudik lebaran," kata Pandu saat dihubungi, Jumat, 23 April 2021.
Menurut Pandu, penularan Covid-19 semakin berisiko tinggi karena tingkat vaksinasi di Indonesia masih rendah. Belum lagi kepatuhan warga juga semakin berkurang untuk menerapkan protokol kesehatan 3M, yakni menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Pemerintah DKI maupun wilayah lainnya di Indonesia tinggal menunggu kasus Covid naik seperti di India. "Karena mutasi virus sudah ada. Kondisinya sudah memenuhi syarat seperti kejadian di India. Tinggal menunggu waktu."
Juru wabah itu memperkirakan mutasi virus Corona di Indonesia seperti yang terjadi di India saat ini baru berkisar 10 persen. Jika mutasi itu sudah mencapai 30-50 persen atau melampaui ambang batasnya maka risiko penularan bakal semakin besar karena virus semakin mudah menyebar.
Kendati begitu, kejadian yang dialami di Indonesia dan India akan sedikit berbeda. Sebab India sudah mengalami penurunan kasus cukup lama dan warganya sudah mengabaikan protokol kesehatan.
"Sedangkan di Indonesia penurunannya baru terjadi. Mungkin peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia akan terlihat setelah lebaran."
ADAM PRIREZA | IMAM HAMDI | LANI DIANA
Baca juga :