Berbagai Teror di Masa Pandemi, Investor Was-was Ekonomi Tak Segera Pulih
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 1 April 2021 20:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah kalangan khawatir teror bom dan baku tembak yang terjadi dalam sepekan terakhir bakal mempersulit proses pemulihan ekonomi di Tanah Air. Apalagi jika aparat tak bergerak cepat mengendalikan keamanan.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menyatakan, pergerakan indeks harga saham gabungan atau IHSG hari ini lebih dipengaruhi oleh sentimen di luar terorisme. "Saya lihat dampaknya baru level lokal, belum nasional," ujarnya ketika dihubungi, Kamis, 1 April 2021.
Perdagangan di lantai bursa saham pada sore hari ini ditutup dengan IHSG parkir di zona hijau di level 6.011,46 setelah sebelumnya berfluktuasi di 5.988,02 hingga 6.020,16. IHSG ditutup setelah menguat 25,93 poin atau 0,43 persen.
Adapun kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore ditutup stagnan atau sama dengan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di level Rp 14.525 per dolar AS menjelang libur Hari Raya Paskah. "Rupiah terbantu sentimen stabilnya yield US Treasury dan indeks dolar," kata Analis Samuel Sekuritas Ahmad Mikail dalam kajiannya.
Meski begitu, kata dia, jika teror semakin sering, tak dapat dipungkiri persepsi para pemodal bisa berubah menjadi ragu untuk berinvestasi. Padahal investasi sedang digenjot betul oleh pemerintah sebagai salah satu motor pertumbuhan ekonomi di masa pandemi Covid-19, selain upaya mendorong konsumsi dan belanja pemerintah.
Hal senada disampaikan oleh analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama yang menjelaskan sentimen penggerak IHSG antara lain pasar yang mengapresiasi komitmen Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam menggelontorkan stimulus di bidang infrastruktur senilai US$ 2 triliun.
“Obligasi AS untuk tenor 10 tahun ini juga mengalami koreksi wajar didukung market mengapresiasi kinerja PMI manufaktur Indonesia yang rata-rata menunjukkan ekspansif,” ujar Nafan. Selain itu dari dalam negeri, pasar mengapresiasi kinerja PMI Manufaktur Indonesia yang meningkat signifikan ke level 53,2 dari 50,9 dan inflasi yang terjaga.
<!--more-->
Sebelumnya, bom bunuh diri terjadi di pintu gerbang Gereja Katedral di Jalan Kajaolalido, MH Thamrin, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan pada Ahad pagi, 28 Maret 2021. Akibat ledakan tersebut, 20 orang keamanan dan jemaah gereja luka-luka. Mereka kini sedang menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.
Lalu pada 31 Maret 2021, Zakiah Aini, seorang terduga teroris, masuk dan melakukan penembakan terhadap sejumlah petugas di area gedung utama Mabes Polri sekitar pukul 16.30 WIB. Menggunakan senjata jenis airgun, ia melepaskan enam tembakan. Tak lama, personel menembak balik ZA dan ia kemudian dinyatakan tewas.
Lebih jauh, Tauhid Ahmad, mengingatkan pemerintah dan aparat keamanan agar senantiasa waspada dan mengendalikan situasi keamanan lebih cepat. Hanya dengan penanganan cepat dan dikomunikasikan ke masyarakat dan entitas bisnis dengan baik, otomatis kepercayaan investor masih kuat. "Termasuk misalnya menumpas persoalan teroris sampai ke akar-akarnya," ucapnya.
Selain itu, pemerintah harus memperbaiki layanan perizinan dan pelaksanaan aturan turunan Undang-undang Cipta Kerja yang lebih efektif. Berikutnya yang tak kalah penting adalah upaya menjaga stabilitas politik. Kalau tidak stabil, investor akan menganggap ada kisruh politik yang tidak pernah selesai.
Adapun Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri menyebutkan teror belakangan ini dilihat masyarakat sebagai gangguan temporer. "Dampaknya akan berbeda jika terus mengalami eskalasi karena tak tertangani dengan baik."
Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah menegaskan bahwa tidak akan menolerir tindakan terorisme. "Sekali lagi tidak ada tempat bagi terorisme di Tanah Air," katanya.
<!--more-->
Ia juga meminta kepada seluruh masyarakat di Indonesia agar tetap tenang, tapi tetap waspada dan menjaga persatuan. "Kita semuanya bersatu melawan terorisme," ucapnya.
Jokowi mengatakan telah memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan untuk meningkatkan kewaspadaan.
Pada kesempatan yang berbeda, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan sisi keamanan harus dijaga bersama-sama."Moga-moga ini menjadi pekerjaan kita bersama, di samping kita meminta aparat keamanan dan aparat penegak hukum untuk terus memperbaiki kondisi keamanan kita," katanya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno sebelumnya menyatakan mengatakan masih mengidentifikasi dampak teror bom di Gereja Katedral Makassar beberapa hari lalu terhadap sektor pariwisata. "Kita harus terus bergerak bersama meminimalisir agar kejadian ini tidak berdampak pada turunnya indeks daya saing pariwisata Indonesia," ujarnya, Selasa lalu.
Sementara itu, Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede memaparkan, dampak terorisme terhadap perekonomian tak berlangsung lama. "Hal itu dianggap force majeur oleh investor ataupun bisnis usaha. Dampaknya terhadap pasar keuangan domestik hanya di kisaran satu hingga dua hari, lalu kemudian kembali mengalami normalisasi," ucapnya.
Kalaupun sampai para pelaku usaha besar akhirnya memperketat keamanan gedung-gedung akibat sejumlah teror, hal itu tidak akan menghambat aktivitas ekonomi secara signifikan. Kepercayaan investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia juga masih baik, sehingga akan mendorong daya tarik investasi.
HENDARTYO HANGGI | ANDITA RAHMA | FRANCISCA CHRISTY | EGI ADYATAMA | ANTARA
Baca: Terkini Bisnis: Isu Merger Gojek dan Tokopedia hingga Soal Proyek Mandalika