Vaksin AstraZeneca Tiba, Cukupkah jadi Asa Baru Percepat Hilangnya Pandemi?

Rabu, 10 Maret 2021 20:16 WIB

Logo Te.co Blank

TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat berwarna biru-putih yang dioperasikan KLM Royal Dutch Airlines tiba sekitar pukul 17.50 di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin sore, 8 Maret 2021. Pesawat itu mengangkut 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca dari Amsterdam, Belanda.

“Indonesia menerima pengiriman pertama vaksin AstraZeneca sebesar 1.113.600 vaksin jadi, dengan total berat 4,1 ton yang terdiri dari 11.136 karton,” ujar Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dalam keterangan pers menyambut kedatangan vaksin.

Sebanyak 1,1 juta vaksin tersebut adalah bagian awal dari batch pertama pemberian vaksin melalui jalur multilateral COVAX Facility. Pada batch pertama, Indonesia akan memperoleh 11.704.800 vaksin jadi. Pengiriman batch pertama akan dilakukan hingga Mei 2020. "Insyaallah menurut rencana akan diikuti batch-batch selanjutnya," kata Retno.

Fasilitas COVAX adalah kerja sama multilateral untuk memastikan semua orang di dunia akan menerima vaksin Covid-19. Skema kerja sama ini digagas oleh Aliansi Vaksin GAVI, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI), dan UNICEF.

Kedatangan vaksin AstraZeneca ini merupakan tahap keenam kedatangan vaksin COVID-19 di Indonesia. Sebelumnya, pemerintah telah mendatangkan sekitar 38 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac, baik dalam bentuk jadi maupun bahan baku.

Advertising
Advertising

Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan masuknya vaksin AstraZeneca adalah upaya pemerintah untuk memastikan ketersediaan vaksin Covid-19 di Indonesia. "Sehingga dapat mengakselerasi program vaksinasi nasional, dalam menciptakan kekebalan komunitas atau herd immunity," ujar Wiku.

Untuk mencapai herd immunity, pemerintah menargetkan 181.554.465 penduduk akan divaksinasi. Adapun pemerintah hingga pertengahan tahun ini membidik 40.349.051 penduduk dari kalangan tenaga kesehatan, petugas publik, dan lansia dapat divaksinasi.

Namun, hingga 9 Maret 2021, pemerintah mencatat baru 3.337.026 penduduk yang telah menerima suntikan pertama vaksin Covid-19. Sementara, penduduk yang telah mendapat suntikan kedua vaksinasi adalah 1.197.772 penduduk.

<!--more-->

Setelah tiba di Indonesia, vaksin AstraZeneca masih akan akan diperiksa kualitasnya lantaran melalui perjalanan panjang dari Amsterdam menuju Cengkareng.

Juru bicara vaksinasi dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi memperkirakan vaksin buatan Inggris ini bisa segera didistribusikan dalam dua sampai tiga pekan ke depan. "Kami akan distribusikan dalam dua atau tiga minggu ini," ujar Nadia.

Sasaran penerima vaksin AstraZeneca, menurut Nadia, sama seperti vaksin Sinovac, yakni untuk mereka yang masuk dalam program vaksinasi tahap kedua. Adapun vaksinasi tahap kedua diberikan untuk petugas publik dan penduduk lanjut usia.

Saat ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun sudah menerbitkan izin penggunaan darurat alias emergency use of authorization (UEA) untuk AstraZeneca, Selasa, 9 Maret 2021. BPOM memastikan vaksin asal Inggris tersebut aman digunakan. "Badan POM telah melakukan proses evaluasi untuk keamanan, khasiat, dan mutu dari vaksin AstraZeneca tersebut," ujar Kepala BPOM Penny Lukito.

Proses evaluasi itu, menurut Penny, dilakukan bersama-sama dengan Tim Ahli yang tergabung dalam Komite Nasional Penilai Obat, ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization), dan Klinisi terkait lainnya.

Hingga kini, pemerintah memang terus berupaya menggenjot vaksinasi di Tanah Air. Pasalnya, menurut Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, pemulihan perekonomian saat ini juga tergantung kepada kepercayaan masyarakat untuk kembali berkegiatan.

"Pekan ini kami sudah menyuntik vaksin sekitar 200 ribu vaksin per hari. Itu belum cukup cepat. Kita harus lebih cepat lagi," ujar Suahasil dalam konferensi video, Selasa, 2 Maret 2021.

Suahasil mengatakan kecepatan vaksinasi itu memang sudah lebih baik ketimbang dua pekan yang lalu. Namun, ia mengatakan kecepatan itu masih perlu ditambah lagi. "Seiring dengan banyaknya masyarakat yang sudah divaksinasi harapannya kepercayaan masyarakat mulai meningkat."

<!--more-->

Dia meyakini dengan semakin banyaknya orang yang mendapatkan vaksinasi, masyarakat mulai percaya diri untuk pergi dan berbelanja lebih banyak. Dengan demikian permintaan pun meningkat. Begitu pula dengan sektor pariwisata yang selama ini paling terdampak, diharapkan bisa menggeliat kembali.

Dalam kesempatan berbeda, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan pemerintah akan mempercepat proses vaksinasi. Jokowi menargetkan suntik vaksin dapat dilakukan sebanyak 1 juta dosis per hari. Langkah ini diyakini akan mempercepat vaksinasi dan menghasilkan kekebalan kelompok atau herd immunity.

“Saya juga telah mengingatkan dan meminta Pemerintah Daerah untuk lebih cepat lebih giat lagi melaksanakan vaksinasi di daerah masing-masing agar kita sesegera mungkin dapat membentuk kekebalan kelompok karena percepatan vaksin menjadi salah satu kunci untuk mengendalikan laju penularan Covid-19 untuk mengendalikan pandemi ini,” tuturnya.

Target Jokowi tersebut pun dijawab oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang mengatakan akan melakukan penyuntikan vaksin Covid-19 untuk 1,5 juta orang per hari mulai Juli 2021. Dengan demikian, target vaksinasi 181,5 juta orang bisa tercapai dalam satu tahun.

"Di semester II justru harus full speed. Satu juta itu rata-rata, tapi kenyataannya, di Juni mungkin 500 ribu karena ga ada vaksinnya juga. Nanti di Juli yang berat," kata Budi Gunadi saat mengecek vaksinasi Covid-19 di Lippo Mall Puri Jakarta, Selasa, 9 Maret 2021.

Hal itu kata dia, akan terjadi karena ketersediaan vaksin saat ini sampai Juni hanya 24 persen dari total kebutuhan. Sedangkan 76 persen vaksin baru tersedia di semester kedua. Dengan begitu, menurutnya, vaksinasi tahap pertama, Kemenkes tidak terlalu terburu-buru.

Dia menuturkan tugasnya saat ini adalah memastikan Kemenkes dapat dipercaya semua komponen bangsa untuk melalukan vaksinasi agar mencapai target tersebut. Salah satu, caranya, kata dia, dengan menjalin komunikasi yang baik dengan berbagai pihak agar rasa percaya dan melakukan vaksinasi secara bersama-sama.

Epidemiolog sekaligus peneliti dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Mouhamad Bigwanto menilai target pemerintah mencapai target herd immunity atau 70 persen penduduk tervaksinasi dalam setahun ini bisa jadi hanya mimpi belaka kalau kinerja vaksinasi tak digenjot.

<!--more-->

"Sampai tanggal 9 Maret saja yang divaksin baru sekitar 3 jutaan. Itu pun baru suntikan pertama. Ini sudah lebih dari satu bulan sejak vaksin pertama disuntikkan kepada presiden, artinya kinerja memberikan vaksinnya jauh dari harapan," ujar Bigwanto kepada Tempo.

Dengan kecepatan penyuntikan sekarang, Bigwanto memperkirakan target vaksinasi 180 juta penduduk itu baru bisa tercapai secepat-cepatnya dalam 55 bulan atau 4,5 tahun. "Pemerintah kadang tidak mengukur kala membuat target. Boleh berambisi, tapi bagi saya itu tidak akan tercapai kalau kinerjanya tidak serius dibenahi."

Menurut Bigwanto permasalahan vaksinasi saat ini bukan pada pasokan vaksin, melainkan terbatasnya tenaga penyuntik vaksin dan manajemen vaksinasi. Buktinya, ia merujuk kepada vaksinasi di Pasar Tanah Abang yang sempat dibubarkan lantaran antrean yang panjang, hingga menimbulkan kerumunan.

"Masalahnya sekarang tenaga kesehatannya terbatas. Kalau tenaganya ada pun, kita kurang baik di manajemen. Seperti beberapa waktu lalu ada kabar vaksinasi dibubarkan karena menumpuk. Karena tidak bisa mengatur berapa orang per hari dan kapasitasnya bagaimana. Bagi saya ini masalah manajemen," ujar dia.

Ke depannya, Bigwanto menyarankan kepada pemerintah untuk duduk bersama dengan organisasi profesi, TNI, dan Polri, untuk mengatasi kurangnya tenaga penyuntik vaksinasi itu. Dengan demikian, diharapkan bisa terjadi percepatan vaksinasi di Indonesia.

Epidemiolog Universitas Airlangga, Laura Navika Yamani, mengatakan untuk mencapai herd immunity pemerintah harus bisa mencapai kecepatan 1 juta vaksinasi per hari. Kalau vaksinator dan jumlah fasilitas pemberian vaksin tidak ditambah, maka ia mengatakan target pemerintah itu akan sangat sulit dicapai.

Karena itu, Laura menyarankan pemerintah mengkalkulasi kembali jumlah pasokan vaksin, fasilitas kesehatan hingga sumber daya manusianya untuk melakukan vaksinasi. Ia berujar semakin cepat target vaksinasi tercapai, semakin bagus.

"Karena kita tidak tahu kekebalan vaksin ini berapa lama. Bisa saja imunitas akibat vaksin ini pudar dalam setahun. Semakin lama vaksinasi diberikan, maka yang sudah dikerjakan nanti harus diulang lagi," ujar Laura.

Baca: Kemenkes: Vaksin AstraZeneca Didistribusikan 2-3 Minggu Lagi

Berita terkait

Basuki Hadimuljono: Presiden Jokowi Sempat 'Down' saat Gol Timnas U-23 Indonesia Dianulir Wasit

56 menit lalu

Basuki Hadimuljono: Presiden Jokowi Sempat 'Down' saat Gol Timnas U-23 Indonesia Dianulir Wasit

Menteri Basuki Hadimuljono mengatakan Presiden Jokowi sempat down saat gol Timnas U-23 Indonesia ke gawang Uzbekistan dianulir wasit.

Baca Selengkapnya

Suasana Jokowi, Budi Arie, hingga Bahlil Nobar Timnas U-23 vs Uzbekistan

8 jam lalu

Suasana Jokowi, Budi Arie, hingga Bahlil Nobar Timnas U-23 vs Uzbekistan

Jokowi tampak antusias melihat tayangan besar yang menempel di dinding ruang utama Istana Negara.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

9 jam lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Jokowi Ikut Nobar Timnas U-23 vs Uzbekistan di Istana

9 jam lalu

Para Menteri Jokowi Ikut Nobar Timnas U-23 vs Uzbekistan di Istana

Presiden Jokowi mengundang relawan dan Menteri untuk hadir ke Istana menyaksikan dan nonton bareng semifinal AFC U-23 Indonesia lawan Uzbekistan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bertemu CEO Microsoft Besok, Bahas Potensi Investasi Rp 14 Triliun

10 jam lalu

Jokowi Bertemu CEO Microsoft Besok, Bahas Potensi Investasi Rp 14 Triliun

Investasi Microsoft tersebut bakal tersebar dalam beragam bentuk termasuk salah satunya untuk pengembangan talenta digital.

Baca Selengkapnya

Perludem Prediksi Jokowi Bakal Cawe-cawe di Pilkada 2024

10 jam lalu

Perludem Prediksi Jokowi Bakal Cawe-cawe di Pilkada 2024

Perludem menilai politisasi bansos dan mobilisasi aparat akan tetap terjadi di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kumpulkan Relawan di Istana, Nobar Timnas U-23 Indonesia lawan Uzbekistan

11 jam lalu

Jokowi Kumpulkan Relawan di Istana, Nobar Timnas U-23 Indonesia lawan Uzbekistan

Presiden Jokowi nonton laga Tim Nasional atau Timnas U23 Indonesia melawan Uzbekistan dalam semifinal piala Asia.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

12 jam lalu

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

Heru Budi Hartono meyakini pengesahan UU DKJ adalah yang terbaik untuk Jakarta.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

12 jam lalu

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

Jokowi mempertemukan Prabowo dengan calon PM Singapura yang akan dilantik Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Bebaskan Berbicara di Berbagai Forum, Rocky Gerung Terima Kasih ke Hakim Sudah Pakai Akal Sehat

13 jam lalu

Pengadilan Bebaskan Berbicara di Berbagai Forum, Rocky Gerung Terima Kasih ke Hakim Sudah Pakai Akal Sehat

PN Jakarta Selatan menolak gugatan advokat David Tobing yang meminta hakim menghukum Rocky Gerung untuk tidak berbicara di berbagai forum.

Baca Selengkapnya