Anies Baswedan dan Bayang-bayang Risma di Pilkada DKI
Reporter
Imam Hamdi
Editor
Endri Kurniawati
Jumat, 19 Februari 2021 16:38 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi calon kuat untuk kembali menduduki jabatannya jika pemilihan gubernur DKI digelar saat ini. Penelitian lembaga Media Survei Nasional (Median) menunjukkan elektabilitas mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu paling moncer, 42,5 persen.
Direktur Riset Median Ade Irfan Abdurrahman mengatakan di bawah elektabilitas Anies ada nama Menteri Sosial Tri Rismaharini dengan angka 23,5 persen. "Keduanya sama-sama dipilih responden karena berkinerja bagus," kata Ade saat dihubungi, Selasa, 16 Februari kemarin.
Baca: Pengamat: Jika Pilkada DKI Digelar 2024, Ujian Elektabilitas Anies Baswedan
Survei ini dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan 400 responden pada 31 Januari-3 Februari 2021. Populasi survei adalah warga Ibu Kota yang memiliki hak pilih. Sampel dipilih dengan teknik pengambilan sampel secara acak berjenjang (multistage random sampling).
Selain Anies dan Risma, nama lain yang dipilih menjadi calon gubernur DKI adalah anggota DPR Abraham Lunggana alias Lulung (2 persen), mantan Wakil Ketua DPRD DKI Triwisaksana (1,5 persen), Ketua DPD PDIP Jakarta Adi Wijaya (1,5 persen), Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi (0,5 persen), dan aktor Baim Wong (0,5 persen).
Kemudian Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi (0,5 persen), anggota DPRD DKI dari Fraksi PKS Khoirudin (0,5 persen), politikus PAN Eko Patrio (0,5 persen), dan Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria (0,5 persen). Selebihnya adalah responden yang tidak memilih sebanyak 14,5 persen.<!--more-->
Ade menjelaskan elektabilitas Anies terdongkrak lantaran dianggap sebagai pemimpin religius atau pro islam dan dianggap membawa perubahan. Sedangkan Risma unggul karena rajin ke lapangan dan cepat tanggap. “Kandidat dipilih karena alasan rasional dan emosional."
Aspek pro Islam masuk kategori alasan emosional responden karena pembelahan politik yang masih terasa. "Dan memang kelompok Islam sebagian besar masih mendukung Anies," ujar dia.
Faktor lainnya yang diperhatikan masyarakat adalah berkinerja bagus (18,6 persen), religius atau pro Islam (11,9 persen), membawa perubahan (5,2 persen), melanjutkan program (3,1 persen), peduli dan dermawan (3,1 persen), cerdas (2,6 persen), dan ramah (2,6 persen).
Juga karena banjir berkurang, bantuan merata, berpengalaman, program bagus, dan tata kota menarik yang masing-masing mendapat porsi 2,1 persen. Selanjutnya mampu memimpin dan banyak penghargaan sebesar 1,5 persen.
Visi dan misi bagus, adil, disiplin, membangun infrastruktur, pekerja keras dan turun ke masyarakat dengan persentase 1 persen. Anies Baswedan juga dianggap bersih, bijaksana, dan macet berkurang 0,5 persen.
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin melihat elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan masih berada di atas angin untuk menduduki kembali jabatannya saat ini wajar.<!--more-->
"Anies dengan Risma (Menteri Sosial) beda 9 persen itu wajar. Mungkin karena warga Jakarta lebih banyak yang mengenal Anies dan kerja-kerja Anies bisa dirasakan oleh warga Jakarta," kata Ujang menanggapi hasil survei Median itu.
Menurut Ujang, mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu memang menjadi calon gubernur yang paling tinggi tingkat keterpilihan jika Pilkada Jakarta diselenggarakan pada 2022. Namun, jika Pilkada digelar sesuai 2024, maka Risma yang akan mendapatkan panggung.
"Karena dia masih jadi menteri. Sedangkan Anies sudah berhenti jadi gubernur," ujarnya Seperti diketahui, dalam Undang Undang Nomor 10/2016 tentang Pilkada, pilkada tahun 2022 dan 2023 dilakukan serentak pada 2024.
Menurut Ujang, Pilkada 2024 bakal menguntungkan PDI Perjuangan yang menguasai kursi terbanyak di Kebon Sirih, termasuk Risma yang menjadi kadernya. "Makanya PDIP emoh atau menolak untuk merevisi UU Pemilu yang didalamnya ada UU Pilkada," ujarnya.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengingatkan Anies Baswedan untuk menjaga tren positif sebagai gubernur DKI jika pemilihan kepala daerah atau Pilkada tak dihelat 2022. Anies akan kehilangan panggung politik selama dua tahun sejak jabatannya selesai pada 2022 hingga 2024.
"Di situlah sebenarnya ujian elektabilitas Anies yang sesungguhnya," kata dia. Anies bakal diuntungkan apabila pemilihan kepala daerah atau Pilkada berlangsung 2022. Namun, kondisi dapat berbalik kalau Pilkada tetap digelar serentak pada 2024 sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).<!--more-->
Nama Risma akan banyak menghiasi pemberitaan media massa selama dua tahun panggung politik Anies hilang. Apalagi, menurut dia, Risma mempunyai modal kuat memikat hati masyarakat Ibu Kota.
"Karir politik Tri Rismaharini cukup panjang sampai 2024 karena posisinya sebagai menteri yang cukup strategis."
Wakil Ketua DPRD DKI dari Fraksi PKS Abdurrahman Suhaimi berpandangan lain. Ia menilai jika pemilihan kepala daerah atau Pilkada digelar tahun 2024 maka panggung politik Gubernur Anies Baswedan untuk mencalonkan diri ke pemilihan presiden semakin terbuka.
PKS merupakan partai pendukung Anies saat Pilkada 2017 bersama Gerindra. Suhaimi mengatakan setelah habis masa jabatan pada 2022, Anies dapat berkeliling Indonesia untuk mensosialisasikan diri manakala berencana maju dalam pemilihan RI 1.
“Dua tahun dia bisa berkarya di mana saja kan. Semakin kokoh kira-kira,” kata Suhaimi. Di saat sudah tak menjabat sebagai Gubernur DKI nanti Anies punya keleluasaan untuk berkeliling Indonesia. Berbeda dengan saat ini di mana dia memiliki tanggung jawab di Ibu Kota sebagai wilayah kekuasaannya.
Analisisnya, kata Suhaimi, berlaku jika Anies maju dalam pilpres. Namun, ada kemungkinan juga Anies tetap ingin berada di DKI dan mencalonkan diri pada Pilkada 2024 yakni Pilkada DKI. “Kan itu pilihannya masih memungkinkan untuk Pak Anies mau Gubernur saja atau ke (pemilihan) presiden. Nanti kita lihat,” ucap dia.
Gubernur DKI Anies Baswedan enggan menanggapi perdebatan soal Pilkada DKI yang didorong untuk digelar pada 2022. "Sekarang kita urusin Covid-19 dulu,” kata Anies singkat di Polda Metro Jaya pada Rabu, 3 Februari 2021.
IMAM HAMDI | LANI DIANA | ADAM PRIREZA