Strategi DKI Tambah RS Rujukan Covid-19 dari Rumah Sakit Swasta

Jumat, 29 Januari 2021 18:32 WIB

Logo Te.co Blank

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggandeng lima rumah sakit swasta untuk menjadi RS rujukan Covid-19 di Ibu Kota. Penambahan fasilitas kesehatan itu dilakukan untuk mengantisipasi kasus aktif Covid-19 yang semakin tinggi.

"Yang lima sedang berproses. Semuanya rumah sakit swasta," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti di Balai Kota DKI, Kamis, 29 Januari 2021.

Saat ini jumlah RS rujukan Covid-19 di DKI Jakarta telah mencapai 101. Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta per 24 Januari kemarin, persentase keterisian tempat tidur isolasi di 101 rumah sakit telah mencapai 86 persen dan unit perawatan intensif atau ICU 84 persen.

Adapun jumlah tempat tidur isolasi telah terisi 6.954 dari total 8.055 tempat tidur. Sedangkan tempat tidur unit perawatan intensif (ICU) telah terisi 921 dari 1.097 tempat tidur atau terisi 84 persen.

Selain menambah rumah sakit rujukan, Dinas Kesehatan juga tengah berupaya terus menambah kapasitas tempat tidur di rumah sakit rujukan yang sudah ada. Masalahnya, ketersediaan sumber daya manusia juga terbatas.

Advertising
Advertising

Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah merekrut tenaga kesehatan dari seluruh Indonesia. Namun, pendistribusian di lapangan kerap terjadi kendala. "Katakan lah kemarin RSUD Cengkareng sudah dialokasinya 40 orang, ternyata yang akhirnya oke bergabung baru enam," kata Widyastuti.

<!--more-->

Dengan keterbatasan itu, Dinas Kesehatan DKI pun melirik belasan rumah sakit swasta di Jakarta yang dianggap layak menjadi RS rujukan Covid-19.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Iing Ichsan Hanafi mengatakan kebutuhan bangsal isolasi dan ICU untuk pasien Covid-19 di DKI memang tinggi. Pasien terus bertambah setiap hari. "Belum ada penurunan. Masih di atas 80 persen meski sudah ada penambahan kamar perawatan," kata Iing.

Iing mengatakan saat ini sebagian rumah sakit telah menerapkan sistem antrean karena sudah penuh oleh pasien Covid-19. Sistem antrean pasien sudah terjadi sejak awal Januari kemarin di banyak rumah sakit.

Untuk mengantisipasi rumah sakit kolaps di masa pandemi, Iing mendukung pemerintah menambah kapasitas tempat isolasi dan ICU. Namun, kata dia, penambahan bangsal isolasi dan ICU di rumah sakit tidak mudah. Rumah sakit harus lebih dulu menyiapkan sistem zonasi dan infrastruktur hingga sumber daya manusianya.

"Menambah fasilitas perawatan hanya jangka pendek dan bukan jadi solusi terbaik," ujarnya.

Iing mengatakan belasan rumah sakit swasta masih bisa dijadikan rujukan penanganan pasien Covid-19 di DKI Jakarta. Saat ini sebanyak 70 dari 130 rumah sakit swasta telah menjadi rumah sakit rujukan Covid-19. "Maksimal masih bisa ditambah sekitar 10-20 lagi."

<!--more-->

Ketua komisi E DPRD DKI Jakarta Iman Satria meminta Pemprov DKI mempercepat penambahan unit perawatan intensif pasien Covid-19 karena rumah sakit nyaris kolaps. Pemprov DKI Jakarta pun disarankan untuk terus menambah RS rujukan Covid-19.

"Kami meminta DKI cepat mengantisipasi lonjakan pasien. Karena angkanya sudah sangat mengkhawatirkan," kata ketua komisi yang membidangi kesehatan itu.

Jika kondisi sudah sangat mendesak, Iman menyarankan Pemprov DKI Jakarta menambah hotel untuk tempat isolasi pasien Covid-19. Menurut dia, saat ini banyak hotel bintang dua dan tiga yang sepi karena pandemi.

"Kami melihat rumah sakit kita sudah diambang kolaps. Sebab sudah di ambang batas dengan keterisian lebih dari 85 persen. Jadi perlu antisipasi dengan penambahan tempat isolasi," ujarnya.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria berharap Kementerian Pariwisata bisa menambah jumlah hotel untuk dijadikan tempat isolasi pasien Covid-19 dengan gejala ringan.

Pada Rabu malam, 27 Januari 2020, Riza bersama Menteri Pariwisata Sandiaga Uno meninjau tempat isolasi terkendali di Twin Plaza Hotel. Sejak pandemi tahun 2020, pemerintah pusat telah menyediakan Wisma Atlet dan 17 Hotel sebagai lokasi isolasi bagi pasien Covid-19.

<!--more-->

"Sebanyak 12 Hotel sebagai tempat akomodasi para tenaga kesehatan yang memang belum diperkenankan pulang ke rumah. Kemudian lima hotel menjadi tempat isolasi mandiri bagi OTG (orang tanpa gejala)," ujarnya.

Relawan tim BantuWargaLaporCovid19, dr.Tri Maharani, mengatakan pemerintah tidak hanya harus menambah rumah sakit untuk mengantisipasi lonjakan pasien, tetapi juga wajib memperbaiki sistem rujuk antar fasilitas kesehatan yang tidak berjalan dengan baik.

"Sistem informasi kapasitas rumah sakit tidak berfungsi. Banyak warga yang memerlukan penanganan kedaruratan kesehatan akibat terinfeksi Covid-19 tidak mengetahui harus ke mana," ujarnya. "Kami mendorong agar diperbarui secara real time."

Ia mengatakan peningkatan pasien Covid-19 hingga membuat banyak rumah sakit penuh terjadi dalam waktu singkat sejak akhir Desember 2020 hingga awal Januari 2021. Bahkan, LaporCovid19 mendapatkan total 23 laporan kasus pasien yang ditolak rumah sakit karena penuh, pasien yang meninggal di perjalanan, serta meninggal di rumah karena ditolak rumah sakit.

"Misalnya, salah seorang keluarga pasien di Depok melaporkan, pada 3 Januari 2021, anggota keluarganya meninggal di taksi daring setelah ditolak di 10 rumah sakit rujukan Covid-19," ujarnya.

Menurut dia situasi layanan kesehatan sudah genting. Tanda-tanda rumah sakit kolaps sebenarnya sudah terindikasi sejak bulan September 2020, yang kemudian mereda pada periode pemberlakuan PSBB di Jakarta. "Menjelang pertengahan November 2020, saat pelaksanaan pilkada serentak dan libur Nataru, memperburuk ketidakmampuan RS menampung pasien.”

Baca juga: Pusat Harus Perkuat RS Covid-19 Daerah, Epidemiolog: Jangan Semua Rujuk ke DKI

Epidemiolog Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono mengingatkan penambahan RS Rujukan Covid-19 cukup mendesak saat ini. Sebabnya, penambahan kasus konfirmasi sangat tinggi saat ini. Bahkan per hari di DKI, bertambah lebih dari 3 ribu kasus dalam beberapa pekan terakhir. "Kalau tidak segera ditambah akan meningkatkan risiko kematian karena pasien tidak tertangani," ujarnya.

Berita terkait

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

1 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

1 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

2 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

7 hari lalu

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

Meski dari kalangan bangsawan, keluarga Kartini ini kerap membantu masyarakat. Namun adik Kartini dipersekusi dan darak keliling kota hingga trauma.

Baca Selengkapnya

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

9 hari lalu

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

Cacar monyet atau Mpox bukanlah penyakit yang berasal dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

19 hari lalu

8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

Sadio Mane bintang Al Nassr dikenal kedermawanannya untuk kampung halamannya, Bambali, Senegal. Berikut 8 amal jariyah Mane untuk kampungnya.

Baca Selengkapnya

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

21 hari lalu

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

Sebanyak tiga truk bantuan berisi bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan medis pada Sabtu memasuki Gaza utara yang sebelumnya menghadapi blokade Israel

Baca Selengkapnya

Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

23 hari lalu

Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

Jumlah kasus flu Singapura bisa bertambah lagi seiring momentum Idul Fitri dan mudik Lebaran yang membuat intensitas pertemuan di masyarakat meninggi.

Baca Selengkapnya

Tentara Israel Masih Menggempur Seluruh Wilayah Gaza

29 hari lalu

Tentara Israel Masih Menggempur Seluruh Wilayah Gaza

Tentara Israel masih melancarkan serangan ke sejumlah wilayah di Gaza. Korban jiwa pun terus berjatuhan.

Baca Selengkapnya

Dokter Masih Mogok, Rumah Sakit Besar di Korea Selatan Tutup Bangsal

30 hari lalu

Dokter Masih Mogok, Rumah Sakit Besar di Korea Selatan Tutup Bangsal

Korea Selatan menutup bangsal rumah sakit besar karena tak ada dokter.

Baca Selengkapnya